RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Konflik yang dipicu oleh emosi sesaat, kesabaran kerap menjadi solusi yang terlupakan.

Sinyo Hendrik saat menyampaikan materi kajian di hadapan jamaah di Cijagra, Kota Bandung, Sabtu, (14/12/2024). Sinyo memaparkan kesabaran memang pahit, tetapi percayalah, ia akan membuahkan kebahagiaan yang tak ternilai. Foto:foto: Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung
Hal inilah yang disampaikan oleh Sinyo Hendrik dalam kajian inspiratif yang digelar di Cijagra, Kota Bandung, Sabtu, (14/12/2024).
Ratusan jamaah memadati ruangan untuk mendengarkan pesan mendalam tentang pentingnya mengendalikan emosi dan menjadikan kesabaran sebagai kekuatan hidup.
Baca Juga :Sambil Berbagi Inspirasi, Pemuda Lintas Komunitas Ikuti Kajian Ustaz Hanan Attaki
Sinyo Hendrik membuka dengan pernyataan tegas yang menggugah, “Kesabaran itu kemampuan menahan derita yang membuahkan kebaikan, tanpa kesabaran, gejolak emosi bisa berubah menjadi awal dari sebuah kejahatan.”
Ungkapan ini langsung mengajak jamaah untuk merenungi realitas kehidupan.
“Kita lihat saja di sekitar kita. Banyak pertengkaran, perpecahan keluarga, bahkan tindakan kriminal yang dimulai dari hal kecil, kata kasar, ejekan, atau perasaan tersinggung,” ujarnya dengan penuh penekanan.
Baca Juga :Komunitas Bestie Till Jannah Ajak Perempuan Merayakan Kebersamaan Berlandaskan Nilai Islam
Menurut Sinyo Hendrik, emosi adalah respons alami manusia ketika menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.
Jika dibiarkan tanpa kendali, emosi dapat menjadi pisau bermata dua yang menghancurkan.
“Satu ejekan kecil bisa memicu perkelahian. Perasaan sakit hati bisa melahirkan dendam yang berbahaya. Ini adalah ancaman yang sering kita remehkan,” tambahnya.
Baca Juga : Qur’an Al Hifz dari Syaamil Qur’an Hadir Bersama 225 Santri Tahfidz di Wisuda Akbar Hafidz Quran FHQ Jabar
Sinyo juga mengingatkan jamaah tentang dampak nyata dari ketidaksabaran.
“Berapa banyak keluarga yang hancur karena ego? Berapa banyak nyawa melayang hanya karena seseorang gagal mengendalikan emosinya? Itulah mengapa kesabaran menjadi benteng yang melindungi kita dari kehancuran.”
Gama, salah seorang jamaah, mengungkapkan perasaannya usai acara.
“Tadi saya jadi ingat waktu pernah marah besar hanya karena masalah kecil. Akibatnya, saya kehilangan sahabat baik saya. Kalau waktu itu saya lebih bersabar, mungkin ceritanya akan berbeda.”
Senada dengan itu, Rangga, jamaah lainnya.
“Dulu saya pikir sabar itu kalah. Tapi dari materi kajian tadi, saya sadar bahwa sabar justru membuat kita menang. Menang atas emosi dan ego sendiri. Itu jauh lebih berharga daripada menang dalam pertengkaran,” katanya.
Sinyo Hendrik berpesan penuh makna.
“Kesabaran memang pahit, tetapi percayalah, ia akan membuahkan kebahagiaan yang tak ternilai. Jangan biarkan emosi sesaat menghancurkan kehidupan yang telah kita bangun. Kesabaran adalah jalan menuju kedamaian hati dan kehidupan yang lebih baik,” pungkasnya. (cr1)