RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Jalan Asia Afrika Bandung kini tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata sejarah, tetapi juga sebagai panggung hidup bagi para cosplayer yang mengekspresikan kreativitas mereka.
Di balik kostum dan riasan yang memukau, komunitas cosplayer ini membuktikan bahwa cosplay bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana transformasi kepribadian dan ruang menemukan koneksi baru.
Dari Pemalu Menjadi Percaya Diri karena Cosplay
Baca Juga : Hujan Tak Padamkan Semangat, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin Puji Kemeriahan Asia Afrika Festival 2024
Banyak cosplayer Jalan Asia Afrika mengaku mengalami perubahan besar dalam kepribadian mereka.
Aktivitas ini memberi mereka keberanian untuk berinteraksi dengan orang lain dan melampaui batasan yang sebelumnya mereka miliki.
Andi, salah satu cosplayer, membagikan pengalamannya.
Baca Juga : Menjaga Warisan Konferensi Asia Afrika Lewat Pertukaran Budaya
“Awalnya saya introvert, sulit berinteraksi dengan orang lain. Tapi saat mengenakan kostum, saya merasa lebih percaya diri, seakan menjadi pribadi baru yang lebih bebas dan berani,” katanya.
”Bagi banyak cosplayer, cosplay menjadi terapi sosial yang membantu mereka menemukan sisi lain dari diri mereka dan berani tampil di depan umum,” kata Andi.
Dunia Cosplay Membawa Cinta
Baca Juga : Jalan Asia Afrika Bandung Akan Ditutup Saat Malam Tahun Baru
Lebih dari sekadar kreativitas, dunia cosplay juga menghadirkan momen-momen spesial dan hubungan baru.
Tak sedikit yang menemukan jodoh atau membentuk persahabatan erat melalui komunitas ini.
Chandra, seorang cosplayer yang menemukan pasangannya di Jalan Asia Afrika, bertemu melalui komunitas cosplayer.
“Kami bertemu karena sama-sama aktif di komunitas cosplay. Dari situ, kami sering cosplay bareng hingga akhirnya menjalin hubungan lebih serius. Dunia cosplay benar-benar mengubah hidup saya,” ujar Chandra sambil tersenyum.
Dukungan Komunitas dan Keluarga
Meski perjalanan para cosplayer tidak selalu mulus, dukungan dari komunitas menjadi dorongan besar.
Bahkan, keluarga yang awalnya ragu perlahan ikut mendukung setelah melihat keseriusan mereka.
Silvi, seorang cosplayer yang memerankan hantu Jepang Kuchisake-onna, berbagi cerita.
“Awalnya keluarga saya tidak mengerti apa itu cosplay dan sempat ada penolakan karena dianggap sebagai peminta-minta. Tapi setelah saya tunjukkan keseriusan saya, dan memberikan pengertian bahwa profesi yang digeluti sebagai seni, bukan sebagai pengemis mereka mulai mendukung,” ujar Silvi.
Ikon Kreativitas Bandung
Fenomena cosplayer Jalan Asia Afrika telah membawa angin segar bagi pariwisata kreatif Kota Bandung.
Dukungan Pemerintah Kota Bandung dalam menyediakan ruang yang aman dan terorganisir bagi para cosplayer membuktikan bahwa seni jalanan bisa bertransformasi menjadi daya tarik wisata.
Jalan Asia Afrika bukan hanya tempat berfoto, tetapi simbol inklusivitas, kreativitas, dan ruang bagi individu untuk mengekspresikan diri.
Dari transformasi kepribadian hingga kisah cinta, cosplayer Bandung membuktikan bahwa di balik kostum dan riasan, ada cerita inspiratif yang layak dihargai.
Tentang Cosplayer Jalan Asia Afrika
Komunitas cosplayer Jalan Asia Afrika Bandung merupakan salah satu atraksi ikonik yang mendatangkan wisatawan lokal maupun internasional.
Berkat kreativitas dan semangat mereka, Jalan Asia Afrika kini menjadi simbol wisata kreatif dan inklusif kota Bandung. (**)