News

Konsolidasi Momentum Strategis untuk Lima Tahun Mendatang

Radar Bandung - 24/12/2024, 07:36 WIB
F
Ferry
Tim Redaksi

RADARBANDUNG.id – Partai Gerindra Jawa Barat menggelar konsolidasi besar-besaran sebagai langkah awal untuk pemenangan Pemilu 2029. Ratusan kader dari berbagai daerah di Jawa Barat tampak hadir mengikuti konsolidasi yang berlangsung di Pullman Hotel Bandung, Senin (23/12/2024).

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menekankan pentingnya konsolidasi sebagai momentum strategis untuk memperkuat kesiapan dalam menghadapi pesta demokrasi lima tahun mendatang.

“Konsolidasi dimulai dari sekarang, dan upaya untuk pemenangan 2029 dimulai dari tahun 2025. Startnya dari sekarang,” kata Muzani.

Muzani menyatakan keyakinannya atas kepemimpinan Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat, Amir Mahfud. Ia yakin di bawah nakhoda Amir Mahfud, Gerindra mampu mendongkrak dukungan masyarakat Jawa Barat.

“Saya optimis di bawah kepemimpinan Pak Haji Amir Mahfud, Gerindra Jawa Barat bisa menggapai kepercayaan rakyat Jawa Barat yang lebih maksimal,” kata dia.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, menegaskan, pembangunan daerah tidak bisa diukur hanya dalam waktu 100 hari. Menurutnya, program pembangunan adalah proses berkelanjutan yang dirancang untuk jangka waktu lima tahun.

Namun Dedi mengungkapkan, fokus utama dalam 100 hari pertama masa jabatannya sebagai Gubernur Jabar adalah konsolidasi internal, khususnya dalam efisiensi anggaran dan kinerja birokrasi.

“Dalam 100 hari, saya akan konsolidasi ke dalam, yaitu mengefektifkan, menganalisis belanja, dan mengefektifkan kinerja birokrasi. Fokusnya dari dalam dulu,” ungkap Dedi ditemui usai acara Silaturahmi Partai Gerindra Jawa Barat di Pullman Hotel Bandung.

Ia menjelaskan, langkah awal yang akan dilakukan adalah menganalisa anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk menemukan pos yang tidak efektif. Nantinya, anggaran tersebut dialokasikan ulang untuk belanja publik yang lebih berdampak langsung kepada masyarakat.

“Dari dalam nanti kan ada efektivitas belanja tuh. Berapa sih APBD sebelum saya lihat? Setelah dilihat, berapa? Lalu anggaran yang tidak efektif dikumpulkan. Target saya, saya bisa mengumpulkan angka Rp3-4 triliun. Angka itulah yang nanti diubah menjadi belanja publik,” jelasnya. (pra)