RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – BMKG Stasiun Geofisika Bandung mengeluarkan peringatan cuaca berbasis dampak untuk wilayah Jawa Barat.

Suasana langit Bandung pada Minggu (5/1/2025). BMKG Stasiun Geofisika Bandung mengeluarkan peringatan cuaca berbasis dampak untuk wilayah Jawa Barat. Foto-foto: Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung
Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, Sabtu, (4/1/2025), menyatakan bahwa potensi curah hujan tinggi yang dipicu oleh dinamika atmosfer aktif dapat meningkatkan risiko bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, terutama di daerah rawan.
Peringatan BMKG Stasiun Geofisika Bandung ini berlaku menyusul kondisi atmosfer yang dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah dan aktivitas gelombang atmosfer lainnya.
Fenomena cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh berbagai dinamika atmosfer yang sedang aktif.
Teguh Rahayu menjelaskan bahwa beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap potensi hujan, La Nina lemah, fenomena ini diperkirakan berlangsung hingga awal 2025, menyebabkan peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Angin Monsun Asia, angin yang aktif dan disertai seruakan dingin semakin memperkuat peluang hujan sedang hingga lebat.
Baca Juga : Pasca Tahun Baru, Stasiun Bandung, Kiaracondong, dan Tasikmalaya Masih Ramai Penumpang
Gelombang Atmosfer, aktivitas gelombang Rossby ekuatorial, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Low turut mendukung pembentukan awan konvektif yang signifikan secara lokal.
Bibit Siklon Tropis 94S, kehadiran bibit siklon tropis di Samudra Hindia selatan Jawa menciptakan pola konvergensi di wilayah pesisir Selatan Jawa hingga NTB, yang meningkatkan potensi hujan lebat, angin kencang, dan petir.
Ia pun menjelaskan berdasarkan pantauan BMKG bahwa dalam seminggu ke depan, dinamika atmosfer di Indonesia masih akan dipengaruhi oleh, Angin Monsun Asia, yang kuat serta fenomena La Nina lemah, sebagai faktor utama dalam peningkatan curah hujan.
Baca Juga :Inflansi Desember 2024 di Jawa Barat
Gelombang atmosfer yang aktif di sejumlah wilayah Indonesia.
Kelembapan udara yang tinggi di lapisan atmosfer bawah hingga atas, mendukung pembentukan awan konvektif secara lokal.
Labilitas atmosfer yang signifikan, menciptakan peluang terjadinya cuaca ekstrem secara variatif di berbagai daerah.
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, akan terjadi di wilayah Jawa Barat.
Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi, banjir dan genangan air di wilayah rawan, tanah longsor, terutama di daerah perbukitan, angin kencang, yang berpotensi merusak bangunan dan infrastruktur. Potensi cuaca ekstrem ini dapat menyebabkan berbagai dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Transportasi dan Mobilitas, kesulitan berkendara di jalanan akibat genangan air. Penutupan jalan utama yang terendam banjir.
Gangguan pada layanan transportasi seperti penerbangan, perjalanan kereta, dan aktivitas di pelabuhan.
Ia menambahkan, kerusakan Infrastruktur seperti kerusakan rumah, jembatan, jalan, dan tanggul sungai. Longsor dan erosi tanah yang merusak area pemukiman dan fasilitas umum. Dampak Sosial-Ekonomi, kehilangan mata pencaharian, termasuk hewan ternak. Gangguan layanan air bersih, listrik, dan gas. Gangguan operasional sekolah dan rumah sakit. Kesehatan dan lingkungan, penyebaran wabah penyakit menular akibat banjir. Kerusakan tanaman dan lahan pertanian.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, perbarui informasi cuaca melalui media massa atau platform resmi BMKG. Hindari aktivitas di luar rumah jika tidak mendesak.
Persiapan Darurat, membersihkan lingkungan untuk mencegah penyumbatan saluran air.
Memperkuat bangunan dan infrastruktur. Menyiapkan perlengkapan darurat seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Koordinasi dengan Pihak Berwenang, laporkan potensi bencana kepada instansi terkait seperti BNPB, BMKG, TAGANA, TNI/Polri, dan pemerintah setempat.
Patuhi protokol evakuasi jika situasi darurat terjadi.
Hindari Daerah Rawan, hindari kawasan rawan banjir, longsor, atau pergerakan tanah. Patuhi rambu-rambu keselamatan, terutama di wilayah pesisir selatan Jawa Barat.
Pada tanggal 5 Januari 2025, BMKG memprediksi hujan dengan intensitas ringan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di Jawa Barat. Meski intensitasnya lebih rendah, kondisi ini tetap meningkatkan risiko bencana seperti angin kencang di daerah rawan.
Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi kapan saja.
Membersihkan lingkungan untuk mencegah penyumbatan drainase.
Mengenali potensi bencana di sekitar tempat tinggal. Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG.
Mengurangi aktivitas di luar rumah jika tidak mendesak. Mengikuti arahan pihak berwenang selama kondisi darurat berlangsung.
“Masyarakat yang berkepentingan di wilayah pesisir atau perairan selatan Jawa Barat, diingatkan untuk berhati-hati terhadap potensi gelombang tinggi. Pastikan selalu memperhatikan rambu-rambu keselamatan yang tersedia. Dengan langkah antisipatif, dampak cuaca ekstrem dapat diminimalkan demi keselamatan bersama,” pungkasnya.(cr1)