RADARBANDUNG.id- Hub Living English resmi beroperasi di Kota Bandung untuk memenuhi permintaan dan antusiasme masyarakat. Mereka optimistis cabang ke 26 ini konsep yang ditawarkan bisa sesuai dengan kebutuhan.
Hub Living English di Kota Bandung terletak di Jl. Hariangbanga No.5, Tamansari, Kec. Bandung Wetan. Peresmian berlangsung pada Sabtu, 18 Januari 2024. Ini cabang kedua di Bandung setelah sebelumnya di buka di pusat kota.
Head of Living English, Elisabeth Maria Siburian mengatakan antusiasme masyarakat sangat tinggi. Hal ini salah satunya berdasarkan saat masa percobaan. “Sebelum pembukaan resmi, kami sudah mulai mengadakan kelas dan respons dari siswa sangat positif,” kata Elisabeth, Sabtu (18/1/2025).
Di lokasi terbaru, pihaknya menyediakan kuota untuk 800 siswa dan 10 ruang kelas yang bervariasi. Berbagai jenis kelas dimulai dari kelas kecil hingga besar, guna memenuhi berbagai kebutuhan siswa. Pendekatan pengajaran yang diterapkan di Living English menggabungkan konsep lokal dan global.
“Kami tidak hanya mengajarkan Bahasa Inggris, tetapi juga menanamkan nilai-nilai lokal yang penting. Kami membawa siswa kami ke museum-museum di Indonesia dan mengajarkan mereka menggunakan Bahasa Inggris, sehingga mereka tetap terhubung dengan akar budaya mereka,” ujar Elisabeth.
Melalui pendekatan ini, Living English berharap dapat mengajarkan siswa untuk tidak hanya menguasai Bahasa Inggris, tetapi juga memahami pentingnya mengenal dan melestarikan budaya lokal, sambil mengembangkan kemampuan berbahasa mereka ke tingkat internasional.
Living English Tamansari menawarkan berbagai program, mulai dari kelas untuk anak-anak usia 4-18 tahun hingga kelas dewasa yang akan mulai dibuka bulan depan. Selain itu, ada juga program short courses untuk siswa yang ingin memperdalam keterampilan tertentu, seperti writing atau speaking.
“Kalau kita bicara Bahasa Inggris tuh biasanya orang bilang internasional, tapi kalau kami mengajarkan agar tidak lupa dengan root-nya, dengan akarnya. Kami di sini punya satu value yang tidak ada si tempat lain adalah ‘local to global’,” terang dia.
“Murid harus tahu tentang akarnya dia di negara kita, kan nanti mereka jadi ambasador kita di luar (negeri). Konsep kami aplikatif dan gaboleh lupa dengan Indonesia juga, itu yang kita mau banget,” dia melanjutkan.
Profil pengajar yang disiapkan harus memiliki sertifikasi mengajar dari Cambridge. Lalu, hal yang berhubungan dengan kurikulum, cara pengajaran, pedagogikal, semuanya bekerjasama dengan Cambridge.
Sementara itu, Radinka Qiera – COO Living English mengatakan Bahasa Inggris merupakan jendela kepada banyak hal. Selain itu, hal ini berkaitan dengan mengasah logic thinking, creative thinking, itu semua terasah.
“Harapan saya untuk bisa belajar bersama dan menumbuhkan kecintaan Bahasa Inggris layaknya anak-anak senang bermain,” ucap dia.
“Kami percaya bahwa setiap anak berhak untuk belajar, dan kami ingin membuat pendidikan ini terjangkau bagi semua. Oleh karena itu, kami menjaga harga yang wajar agar semakin banyak anak yang bisa belajar Bahasa Inggris di sini,” dia melanjutkan.
Sonya Tobing – Country Head, Cambridge University Press and Assessment Indonesia mengatakan Cambridge English sendiri sudah memiliki pengalaman di Cambridge University selama 900 tahun. Pihaknya akan memberikan dukungan penuh kepada siswa agar bisa menguasai bahasa Inggris.
“Kami dengan senang hati, seluruhnya mendukung dari Cambridge Indonesia akan memberikan dukungan terbaik melalui pemberian materi belajar untuk putra-putri. Tidak perlu khawatir materi yang akan diberikan menggunakan materi yang berstandar internasional, memberikan juga sertifikasi yang berstandar internasional,” pungkasnya. (dbs)