News

23 Pejabat Kabinet Merah Putih Belum Lapor LHKPN, Ternyata Paling Banyak Menjabat Wakil Menteri dan Staf Khusus, Besok Batas Akhir, Ini Desakan ICW untuk KPK

Radar Bandung - 20/01/2025, 10:31 WIB
Azam Munawar
Azam Munawar
Tim Redaksi
23 Pejabat Kabinet Merah Putih Belum Lapor LHKPN, Ternyata Paling Banyak Menjabat Wakil Menteri dan Staf Khusus, Besok Batas Akhir, Ini Desakan ICW untuk KPK

RADARBANDUNG.ID, JAKARTAKPK mendorong para pejabat di Kabinet Merah Putih segera menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

23 Pejabat Kabinet Merah Putih Belum Lapor LHKPN, Ternyata Paling Banyak Menjabat Wakil Menteri dan Staf Khusus, Besok Batas Akhir, Ini Desakan ICW untuk KPK


Ilustrasi KPK. Foto : Dok. JawaPos. Sementara foto atas,
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo. Foto : Ayu Novita/Disway.id

Sebab, dalam catatan KPK masih ada 23 pejabat yang belum setor perincian harta kekayaan.

Indonesian Corruption Watch (ICW) mendesak KPK agar nama-nama para pejabat itu diumumkan ke publik.

Baca Juga : Vespa 946 Snake: Kemewahan yang Elegan dan Terbatas dari Vespa untuk Merayakan Tahun Ular, Ini Tampangnya

Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan, total ada 124 pejabat di Kabinet Merah Putih yang wajib mengisi LHKPN.

Dari jumlah tersebut, sudah ada 101 pejabat yang menyerahkan laporan.

”Sementara ini, masih ada 23 pejabat yang belum memberikan LHKPN,” terangnya kepada Jawa Pos Minggu (19/1/2025).

Baca Juga : Persib Store Buka Official Reseller Representatif di Kota Sukabumi

Dari sisi persentase, pejabat yang paling banyak belum menyetor LHKPN adalah wakil menteri atau wakil kepala lembaga setingkat.

Dari total 57 orang, masih ada 11 orang yang belum menyerahkan LHKPN. ”Untuk staf khusus setingkat, ada enam orang yang belum setor,” jelasnya.

Baca Juga :Uya Kuya Ngonten di Los Angeles, Ini Permintaan Peneliti Themis Indonesia Ibnu Syamsu Hidayat untuk MKD DPR

Sesuai dengan aturan, jatuh tempo pengiriman LHKPN adalah tiga bulan sejak pejabat tersebut dilantik.

Kabinet Merah Putih dilantik pada 21 Oktober 2024.

Artinya, batas waktu pengumpulan audit mandiri harta kekayaan itu besok (21/1/2025).

Imbau pejabat segera kirim LHKPN

”Kami mengimbau agar para pejabat segera mengirim LHKPN-nya,” terangnya.

Budi menyebutkan, KPK membuka ruang konsultasi dan pendampingan bagi mereka yang membutuhkan bantuan dalam pengisian. Menurut Budi, selama sepekan kemarin, ada beberapa pejabat yang sudah berkonsultasi dengan KPK.

Penting sebagai bentuk komitmen

Disinggung soal sanksi, Budi menyebut memang tak ada di aturan.

Namun, penyerahan LHKPN bagi pejabat itu penting sebagai bentuk komitmen dalam upaya pencegahan korupsi. KPK telah berkoordinasi dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg), Sekretariat Kabinet, dan instansi terkait untuk mengingatkan kembali para wajib lapor yang belum menyampaikan LHKPN.

Pakar sebut sebaiknya ada aturan tegas

Pada bagian lain, pakar kebijakan publik Universitas Indonesia (UI) Vishnu Juwono menyatakan, tak adanya sanksi terhadap mereka yang belum menyerahkan LHKPN menjadi pemicu ketidakpatuhan itu. Karena itu, sebaiknya ke depan ada aturan tegas dan sanksi bagi pejabat yang tak menyetorkan LHKPN.

Jika tak disikapi, ketidakpatuhan pejabat itu akan menjadi sinyal buruk bagi publik bahwa pemerintahan baru tak serius dalam upaya pencegahan korupsi.

Sangat disayangkan

”Ini sangat disayangkan mengingat Pak Prabowo berkali-kali menyebut ingin memberantas korupsi di awal masa jabatannya,” katanya.

Koordinator ICW Agus Sunaryanto mendesak KPK agar berani mengumumkan nama-nama pejabat yang belum setor LHKPN setelah batas tempo 21 Januari. ”Tentu akan sangat memalukan. Sebaiknya nama-nama mereka diumumkan saja ke publik,” katanya.

Telusuri harta pejabat yang tak setor LHKPN

Dengan begitu, publik bisa ikut membantu menelusuri harta kekayaan para pejabat tersebut.

Agus meminta agar KPK tetap menelusuri harta pejabat yang tak setor LHKPN.

Sebab, ada potensi kecurigaan yang perlu disematkan bagi pejabat yang tak patuh melaporkan perincian harta kekayaannya.

Dorong revisi UU Penyelenggara Negara

Agus juga mendorong ada revisi UU Penyelenggara Negara yang diundangkan pada 1999.

Selain sudah layak untuk direvisi karena terlalu lama, perlu ada penambahan tegas atas perundangan itu.

Salah satunya mengatur sanksi pemecatan bagi mereka yang tak taat menyetor LHKPN. (elo/c19/oni/jawa pos)

 


Terkait Nasional
HIMPAUDI Perjuangkan Kesetaraan PAUD Non-Formal
Nasional
HIMPAUDI Perjuangkan Kesetaraan PAUD Non-Formal

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Kesetaraan PAUD Non-Formal dengan PAUD Formal menjadi isu utama yang terus diperjuangkan oleh HIMPAUDI (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia). Bagi organisasi profesi yang kini genap berusia 20 tahun, kesetaraan ini tak hanya menyangkut kompetensi dan kesejahteraan PTK PAUD, tetapi lebih jauh dari itu, adalah hak anak usia […]

BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan JKM kepada Keluarga Musthakfirin
Nasional
BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan JKM kepada Keluarga Musthakfirin

RADARBANDUNG.id- Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam melindungi Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui sinergi kelembagaan lintas sektor. BPJS Ketenagakerjaan menyerahkan santunan Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp85 juta kepada ahli waris dari almarhum Musthakfirin, PMI yang meninggal dunia saat bekerja di atas kapal di Korea Selatan. Penyerahan dilakukan secara langsung di Gateway Human Remains – Cargo […]

BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Kematian kepada Keluarga PMI Musthakfirin
Nasional
BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan Kematian kepada Keluarga PMI Musthakfirin

RADARBANDUNG.id, TANGERANG- Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam melindungi Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui sinergi kelembagaan lintas sektor. Hari ini, BPJS Ketenagakerjaan menyerahkan santunan Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp85 juta kepada ahli waris dari almarhum Musthakfirin, PMI yang meninggal dunia saat bekerja di atas kapal di Korea Selatan. Penyerahan dilakukan secara langsung di Gateway Human Remains […]

BPJS Ketenagakerjaan Serok saat Asing Obral Saham Big Cap
Nasional
BPJS Ketenagakerjaan Serok saat Asing Obral Saham Big Cap

RADARBANDUNG.id- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik signifikan sepanjang pekan ini tanpa ada ‘bantuan’ investor asing. BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK) disinyalir menjadi penampung saham yang diobral. Sebagai informasi, IHSG mengakumulasi kenaikan 2,95% sejak Senin (14/4/2025) hingga Kamis (17/4/2025). Kenaikan ini terjadi saat net sell investor asing mencapai Rp13,97 triliun pekan ini, di seluruh pasar. Sebaliknya, […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.