RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Menyambut perayaan Tahun Baru Imlek, umat Buddha salah satu vihara di Kota Bandung bersama para relawan melaksanakan tradisi bersih-bersih dan sembahyang bersama sucikan pikiran. Kegiatan ini menjadi momen penting untuk sucikan pikiran dan hati, sekaligus wujud penghormatan kepada para dewa dan leluhur. Ritual ini bukan hanya bagian dari tradisi, tetapi juga sebagai simbol kesiapan memulai tahun baru dengan sucikan pikiran kesadaran dan niat yang tulus.
Salah satu relawan, Tommy Ayung, menjelaskan persiapan perayaan sudah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya. Menurutnya, ritual bersih-bersih puncaknya dilakukan pada malam Selasa sebelum Tahun Baru Imlek, diikuti dengan sembahyang bersama.
“Bersih-bersih dimulai dari kemarin, malam Selasa biasanya ada sembahyang bersama,” ungkap Tommy.
Baca juga: 10 Aktivitas yang Bikin Kamu HOKI di Tahun Baru Imlek, Pastinya Bikin Makin Seru!
Tommy menambahkan 1 dan 15 Imlek, doa bersama dilakukan karena dipercaya pada waktu tersebut para dewa turun ke dunia untuk memberkati umat.
Humas Buddha Kampung Toleransi, Asoey Kwok, menjelaskan tradisi bersih-bersih ini memiliki makna yang dalam. Ritual tahunan ini diawali dengan ritual tutup tahun yang dilakukan pada 19 Januari, yang dipercaya sebagai saat para dewa kembali ke hadapan Tuhan untuk melaporkan tugas mereka. Puncak persiapan berupa bersih-bersih vihara dilaksanakan pada 24 Januari sebagai bentuk penyucian tempat ibadah dan pikiran sebelum memasuki tahun baru.
“Proses bersih-bersih ini harus dilakukan dengan khusyuk. Tidak boleh ngobrol atau lengah, karena bisa menyebabkan barang pecah atau salah penempatan,” ujar Asoey.
Baca juga: Pembersihan Patung Dewa di Vihara Dharma Ramsi Jelang Imlek, Simak Aksi Para Relawan Ini
Asoey menambahkan para relawan bekerja dengan tugas masing-masing namun tetap saling membantu, terutama untuk tugas-tugas berat.
“Kalau dilakukan dengan hati-hati, meminta izin, dan niat yang tulus, semua akan terasa lebih ringan,” kata Asoey.
Asoey menjelaskan pembersihan patung-patung dewa menjadi salah satu bagian penting dalam ritual ini. Patung-patung dibersihkan dengan prosedur khusus menggunakan air putih untuk menghilangkan debu, sabun atau sampo untuk noda minyak, lalu dibilas kembali dengan air bunga cendana. Setelah itu, patung-patung dikembalikan ke posisi semula berdasarkan dokumentasi foto penataan sebelumnya.
Baca juga: Mengawali Tahun Baru Dengan Peralatan Rumah Tangga yang Lebih Baik
Menurut Asoey, penempatan patung harus tepat, terutama patung besar yang dipercaya memiliki energi penjaga spiritual atau Kodam yang kuat. Tradisi ini juga mengajarkan kehati-hatian dan ketulusan dalam menjalankan setiap tugas.
Asoey menekankan bahwa sebelum patung ditempatkan kembali, selalu ada persetujuan dari suhu (pemimpin spiritual) untuk memastikan semuanya dilakukan dengan benar. Baginya, ritual ini bukan hanya soal membersihkan fisik, tetapi juga menyucikan hati dan pikiran.
“Maknanya refleksi spiritual. Kalau kita hormat dan berbakti kepada leluhur, nama kita akan harum di masa depan, bahkan setelah kita tiada,” tutur Asoey.
Asoey menambahkan tradisi ini juga menjadi cara mempererat kebersamaan di komunitas Buddha Kampung Toleransi. Perayaan Tahun Baru Imlek di komunitas ini tidak hanya menjadi momentum pergantian tahun, tetapi juga kesempatan untuk membersihkan diri secara lahir dan batin. Dengan tradisi yang penuh makna ini, masyarakat Buddha Kota Bandung memulai tahun baru dengan hati yang bersih, pikiran yang jernih, dan semangat untuk terus menjaga nilai-nilai kebajikan.(cr1/mg1)
