RADARBANDUNG.id- Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat terpilih Jeje Ritchie Ismail bersama Asep Ismail akan langsung dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam 100 hari pertama menjabat.
Pengamat Politik Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Arlan Siddha mengatakan, pasangan yang telah resmi ditetapkan sebagai bupati dan wakil bupati Bandung Barat terpilih ini akan dihadapkan pada ekspektasi besar masyarakat Kabupaten Bandung Barat.
“Ada beberapa tantangan yang memang harus diselesaikan oleh Jeje-Asep. Pertama terkait janji politik. Tentu mereka sudah bisa memisahkan mana jangka pendek mana jangka panjang,” katanya, Senin (10/2/2025).
Ia menambahkan, keduanya tentu tidak akan mudah merealisasikan sejumlah janji politik kepada masyarakat Kabupaten Bandung Barat.
“Walaupun kita lihat tidak ada janji politik yang bisa direalisasikan dalam waktu 100 hari. Tapi paling tidak progres menuju janji-janji politik mereka,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, Jeje-Asep Ismail harus berani berkomunikasi dan turun langsung ke masyarakat. Menyerap semua aspirasi mereka, sehingga tergambar apa yang harus dikerjakan dalam waktu dekat.
“Tantangan ke-dua bagaimana Jeje bisa cepat beradaptasi dengan suasana goverment. Bagaimana bisa memahami dan mengetahui program-program yang dijalankan atau evaluasi, sebelum Jeje memiliki hak prerogatif yang menentukan kebijakan birokrasi,” katanya.
Ia menyampaikan, tantangan selanjutnya yang harus diatasi oleh Jeje adalah menyelesaikan persoalan di Bandung Barat yang bersifat mengakar. Seperti macet, inflasi hingga penanganan bencana. Mengingat geografis Kabupaten Bandung Barat masuk dalam kategori wilayah rentan bencana alam.
“Tantangan selanjutnya sama dengan kabupaten/kota lainnya secepat mungkin melakukan kerja nyata. Bisa dalam konteks program kampanye tapi dalam jangka pendek. Misalkan persoalan urban banjir macet longsor. Lalu kita memasuki bulan puasa. bagaimana memastikan harga sembako aman,” imbuhnya.
Lebih lanjut Arlan mengatakan, Jeje juga harus pandai berkomunikasi dengan elite politik di Kabupaten Bandung Barat. Menurutnya sepanjang kontestasi Pilkada 2024, Jeje belum menunjukkan keahliannya dalam komunikasi politik.
“Tantangan berikutnya bagaimana Jeje bisa konsolidasi dengan seluruh elite politik, dengan legislatif. Saya melihat komunikasi politik Jeje perlu ada perbaikan. Komunikasi politik ini harusnya menjadi kekuatan sendiri bagi pemimpin untuk merealisasikan program atau keinginannya,” katanya.
Ia menegaskan sebagai pemimpin baru, Jeje harus menunjukkan sikapnya yang dekat dan merangkul warganya. Hal ini akan membantunya memahami kultur budaya dan sosial politik yang ada di KBB, sehingga bisa dengan mudah berkomunikasi dan menyampaikan apa yang terjadi dengan kepentingan masyarakat banyak.
“Pasca pelantikan dalam 100 hari harus berani turun ke bawah dan banyak mendengarkan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat KBB. Jadi tidak bisa hanya mengandalkan organisasi perangkat daerah (OPD) atau pihak lain untuk menyentuh ke masyarakat. Kalau seperti itu saya yakin Jeje akan banyak mis komunikasi,” tandasnya. (KRO)