RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Peneliti Themis Indonesia Ibnu Syamsu Hidayat menilai, pelantikan Kepala Daerah terpilih secara serentak di istana menyalahi konsep pemerintahan.
Sebab, pada pelantikan Kepala Daerah terpilih kali ini, presiden tidak hanya melantik gubernur, tapi juga melantik bupati/wali kota.
“Karena di ketatanegaraan itu (pemerintahannya) berjenjang,” kata Ibnu ketika ditanya tentang pelantikan Kepala Daerah terpilih, Minggu (16/2/2025).
Baca Juga : Pemerintah Terbitkan Aturan Insentif PPh Karyawan
Ibnu juga menyoroti pelantikan kada terpilih yang tidak menunggu seluruh proses sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK) selesai.
Menurut dia, hal tersebut bisa menimbulkan persoalan di kemudian hari.
“Karena berpotensi diisi Pj (penjabat) ketika sudah habis masa jabatannya,” ungkapnya.
Baca Juga : Pengurus Cabor Kick Boxing Resmi Dilantik, Ini Harapan Ketua KONI Subang
Tak hanya itu, Ibnu juga menyoroti kegiatan retret di Magelang yang memengaruhi keuangan pemerintah daerah (pemda).
Di tengah efisiensi anggaran saat ini, kegiatan tersebut tentu tidak sejalan dengan instruksi presiden terkait penghematan.
“Apalagi kalau daerahnya belum bagus dari sisi pendapatan,” imbuhnya.
Baca Juga : BSI akan Terus Dukung Pemprov Aceh Perkuat Pembangunan Ekonomi Syariah
Mengenai retret, Wamendagri Bima Arya menyebut kegiatan itu akan berlangsung selama delapan hari, 21-28 Februari.
“Kalau ada yang bertanya berapa biayanya? Ya biayanya sangat wajar untuk mengamankan Rp 3.600 (triliun) APBN,” tuturnya.
Karena itu, Bima menegaskan, retret kada penting dilakukan untuk mengawal tata kelola anggaran.
Libatkan KPK, BPK, dan BPKP
Materi mengenai tata kelola itu akan diberikan oleh perwakilan KPK, BPK, dan BPKP saat retret.
Bima menambahkan, selain tata kelola anggaran, dalam retret nanti Presiden Prabowo Subianto akan memberikan arahan.
Pihaknya juga mengundang mantan presiden sebagai pemateri.
Hanya, Bima belum mau menyebutkan siapa mantan presiden yang dimaksud.
“Nantilah, ada mantan presiden akan berbicara (di acara retret, Red),” imbuhnya.
Khofifah-Emil Siap Ikuti Retret
Sebelum terbang ke Jakarta, Khofifah sempat memberikan statemen.
Dia mengaku siap mengikuti tes kesehatan. Dia juga meminta doa pada masyarakat.
“Mohon doanya. Ini bagian dari proses pelantikan,” katanya.
Membangun koordinasi
Perempuan yang baru terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pembina Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu juga menegaskan siap mengikuti retret.
Baginya, hal itu merupakan langkah awal untuk memperkuat sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah.
“Ini untuk membangun koordinasi. Jadi kami siap mendukung,” tambah Khofifah. (tyo/hen/oni/jawa pos)