RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Kabar menggembirakan datang dari Bandung Zoo dengan kelahiran seekor orangutan Kalimantan jantan, Jumat, (13/12/2024), Bayi orangutan lahir dengan berat 3,56 kg dan kini telah berusia dua bulan lebih. Sang induk, Shakila lahir pada tahun 2015, sementara pejantan Pehong lahir 1998. Kelahiran ini jumlah orangutan Kalimantan yang berada di Bandung Zoo bertambah menjadi enam ekor. Kebun binatang Bandung Zoo juga memiliki satu individu orangutan Sumatra yang turut berkembang biak di sana.
Humas Bandung Zoo, Sulhan Syafi’i mengungkapkan kelahiran bayi orangutan merupakan momen istimewa yang perlu mendapatkan perhatian lebih, pihak kebun binatang membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menjadi orang tua asuh bagi bayi orangutan.
“Kami berharap orang tua asuh yang terpilih mereka yang memiliki kepedulian tinggi terhadap satwa dan lingkungan. Program orang tua asuh akan berlangsung selama tujuh hari, di mana calon orang tua asuh akan diseleksi berdasarkan wawancara guna memastikan kecintaan mereka terhadap satwa serta dukungan mereka terhadap perkembangan Bandung Zoo,” ungkap Sulhan, Bandung Zoo, Jumat (21/2/2025).
Baca juga: Polemik Bandung Zoo, Badan Hukum Yayasan Dibekukan
Sulhan menjelaskan program orang tua asuh bukanlah hal baru, hingga saat ini sudah ada enam orang tua asuh yang turut serta dalam perawatan satwa, dua individu harimau Benggala dan empat ekor tapir. Program orang tua asuh bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan satwa melalui dukungan finansial dan perhatian lebih dari para pencinta hewan. Orang tua asuh yang terpilih nantinya akan menerima laporan perkembangan bayi orangutan secara berkala. Selain itu orang tua asuh juga akan mendapatkan akses bebas masuk untuk mengunjungi dan mengamati perkembangan satwa asuhannya.
Baca juga: Pemkot Bandung KPK Perkuat Sinergi Pencegahan Korupsi
Sulhan menambahkan sebagai bagian dari komitmen mereka, orang tua asuh diharuskan menanggung biaya perawatan bayi orangutan selama tiga bulan pertama. Biaya tersebut mencakup kebutuhan makan dan kesehatan, yang sangat penting dalam memastikan pertumbuhan dan kesejahteraan bayi orangutan tersebut. Langkah tidak hanya membantu konservasi satwa langka tetapi juga menjadi bentuk partisipasi nyata menjaga populasi orangutan Kalimantan semakin berkurang di habitat aslinya.
Sulhan berharap dengan adanya program orang tua asuh Bandung Zoo semakin banyak masyarakat yang ikut serta dalam upaya pelestarian satwa, terutama orangutan Kalimantan yang kini menghadapi ancaman besar akibat deforestasi dan perburuan liar. Program orang tua asuh juga menjadi wujud nyata kolaborasi antara kebun binatang dan masyarakat menciptakan masa depan lebih baik bagi satwa liar Indonesia.(dsn)