News

Kalangan Sipil Tuding Ada Intimidasi di Balik Permintaan Maaf Sukatani, Polda Jateng Akui Temui Pelantun Lagu Bayar Polisi Itu, Klaim Hanya Klarifikasi

Radar Bandung - 23/02/2025, 14:09 WIB
Azam Munawar
Azam Munawar
Tim Redaksi
Kalangan Sipil Tuding Ada Intimidasi di Balik Permintaan Maaf Sukatani, Polda Jateng Akui Temui Pelantun Lagu Bayar Polisi Itu,  Klaim Hanya Klarifikasi

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – ”Mau bikin SIM bayar polisi// Ketilang di jalan bayar polisi// Touring motor gede bayar polisi//Angkot mau ngetem bayar polisi.”

Kalangan Sipil Tuding Ada Intimidasi di Balik Permintaan Maaf Sukatani,Polda Jateng Akui Temui Pelantun Lagu Bayar Polisi Itu, 
Klaim Hanya Klarifikasi

Personel band punk Sukatani saat sampaikan permintaan maaf ke institusi Polri. Foto : Istimewa Jawapos.com. Sementara foto atas, band punk Sukatani saat membawakan lagu bayar polisi. Foto:Instagram Koran Jawa Pos

Penggalan lirik lagu Bayar Bayar Bayar dari band Sukatani yang memuat kata bayar polisi itu kini sedang tenar.

Meski, si empunya lagu bayar polisi sejak Kamis (20/2/2025) lalu telah menghapusnya dari seluruh platform digital.

Baca Juga : Simak Jadwal Pendaftaran CPNS 2025, Ini Persyaratan dan Cara Buat Akun SSCASN

Pengumuman menghapus lagu tersebut dilakukan Muhammad Syifa Al Lufti (gitaris) bersama Novi Citra Indriyati (vokalis Sukatani) setelah keduanya membuat video permohonan maaf yang dirilis di hari yang sama.

Permohonan maaf ditujukan kepada Kapolri dan institusi kepolisian atas lagu tersebut.

Sontak saja video permohonan maaf band punk asal Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng), itu justru membuat tudingan kalau polisi telah melakukan intimidasi kian kencang.

Baca Juga :Classiconesia Hadirkan Classico Running Cult

Berbagai pihak pun menyatakan dukungan atau berdiri bersama band yang baru merilis satu album tersebut.

”PBHI (Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia) menilai intimidasi terhadap karya seni band Sukatani tersebut adalah pelanggaran HAM yang sistematis dan terstruktur,’’ terang Sekjen PBHI Gina Sabrina Jumat (21/2/2025).

Intimidasi semacam itu, kata Gina, jelas melanggar jaminan hak kebebasan ekspresi seni sebagaimana Pasal 28E ayat (2) dan (3) UUD NRI Tahun 1945, Pasal 23 ayat (2) UU HAM hingga DUHAM, dan Pasal 19 International Civil and Political Rights.

PBHI mengingatkan pembatasan dan pemberedelan

PBHI mengingatkan pembatasan dan pemberedelan terhadap kebebasan berekspresi dalam bentuk karya seni adalah ciri khas dari rezim otoriter Orde Baru.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid juga mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusut anak buahnya yang melakukan intimidasi terhadap personel Sukatani.

”Amnesty menyesalkan kembali adanya peristiwa baru penarikan karya seni dari ruang publik,’’ katanya.

Musisi dukung Sukatani

Kalangan musisi juga secara terbuka menyatakan dukungan.

Gitaris Deadsquad Stevie Item meminta Sukatani tak menarik lagu mereka.

Vokalis Seringai Arian Arifin menyebut Sukatani diintimidasi.

Selamanya 1312

Sukatani selamanya 1312,” tulis Arian di akun X-nya dengan kode yang merupakan numerik dari ACAB atau simbol perlawanan terhadap polisi.

The Jansen dan The Brandals menyuarakan hal serupa.

Tagar #kamibersamasukatani juga menggema di X.

Bantah Intimidasi

Dari Semarang, Jawa Tengah, Kabidhumas Polda Jateng Kombes Artanto mengatakan, jajaran penyidik siber Polda Jateng memang sempat meminta klarifikasi kepada band Sukatani.

Namun, dia menyatakan bahwa kepolisian tetap menghargai ekspresi melalui seni.

Artanto memastikan tidak ada intimidasi.

Tidak antikritik

Kepolisian, katanya, tidak antikritik.

Terkait video permintaan maaf band Sukatani yang kemudian jadi viral, Artanto menyebut, kepolisian tak pernah meminta mereka membuat video tersebut.

”Klarifikasi itu cuma sekadar kita ingin mengetahui maksud dan tujuan dari pembuatan lagu tersebut,’’ ucapnya, dikutip dari radarsolo.com kemarin (21/2/2025).

Menghargai ekspresi

Artanto menambahkan, pihaknya mempersilakan Sukatani jika ingin tetap menyanyikan lagu Bayar Bayar Bayar di panggung-panggung musik.

Monggo aja. Kita menghargai ekspresi dan yang memberikan kritik membangun kepada Polri,’’ katanya.

Kehilangan Pekerjaan

PBHI juga mencatat, satu personel Sukatani kehilangan pekerjaan di sekolah yang diduga akibat diintimidasi anggota Polri.

Karena itu, PBHI mendesak Kementerian Kebudayaan menjamin hak kebebasan berekspresi serta karya seni dari Sukatani.

Pihaknya juga meminta Komnas HAM segera bersikap aktif bekerja sama dengan Kompolnas atas dugaan pelanggaran etik dan profesionalitas anggota Korps Bhayangkara.

Menambah panjang daftar pengekangan kebebasan berekspresi

Sedangkan Amnesty memperingatkan, jika masalah Sukatani tak diselesaikan, akan menambah panjang daftar pengekangan kebebasan berekspresi di Indonesia.

Di antaranya, pada Desember tahun lalu, penarikan karya seni juga terjadi atas karya seni lukis Yos Seprapto.

Beberapa hari lalu, pertunjukan drama Wawancara dengan Mulyono juga dilarang.

Membungkam hak asasi manusia

”Membungkam seni sama saja dengan membungkam hak asasi manusia,’’ katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko membantah Polri antikritik. ”Bapak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kerap menegaskan hal tersebut kepada seluruh jajaran,’’ katanya. (elo/c6/ttg/jawa pos)

 


Terkait Entertainment
South of Heaven: 17 Tahun Lawan Stigma dan Rezim Izin Gigs di Bandung Selatan
Entertainment
South of Heaven: 17 Tahun Lawan Stigma dan Rezim Izin Gigs di Bandung Selatan

South of Heaven, sebuah acara musik cadas turut meramaikan perkembangan dunia musik hard core di Kabupaten Bandung

Break Out Day 2025 Umumkan Bondan Prakoso & Fade2Black sebagai Line-Up Terbaru! 26 Juli 2025 – Tritan Point Bandung
Entertainment
Break Out Day 2025 Umumkan Bondan Prakoso & Fade2Black sebagai Line-Up Terbaru! 26 Juli 2025 – Tritan Point Bandung

RADARBANDUNG.id, JAKARTA- Setelah mengkonfirmasi kembalinya festival musik paling garang tahun ini, Break Out Day (BOD) 2025 terus menambah deretan kejutan yang dinantikan para penikmat musik. Bertempat di Tritan Point Bandung, festival ini akan digelar pada Sabtu, 26 Juli 2025 dengan format dua panggung spektakuler yang siap mengguncang kota kembang. Sebelumnya telah mengumumkan deretan Local Acts seperti For Revenge, PAS Band, Rosemary, The […]

Musisi Muda Yogyakarta dan Jepang Rebut Gelar Juara TPJC 2025
Entertainment
Musisi Muda Yogyakarta dan Jepang Rebut Gelar Juara TPJC 2025

Blue Matter Trio asal Yogyakarta sebagai Juara Kategori Youth Jazz dan Kinematics dari Jepang sebagai Juara Kategori Jazz Warrior, dalam puncak acara Grand Final yang digelar di Hotel The Papandayan.

Gawat! Rafathar Mengadu ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Alias ‘Bapa Aing’, Ingin Kirimkan Nagita Slavina ke Barak Militer
Entertainment
Gawat! Rafathar Mengadu ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Alias ‘Bapa Aing’, Ingin Kirimkan Nagita Slavina ke Barak Militer

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias ‘Bapa Aing’ yang mengirimkan siswa-siswa ‘nakal’ ke barak militer mendapat sambutan sangat positif dari sejumlah pihak, meski tak dipungkiri ada juga yang kontra atau tidak setuju. Bukan hanya untuk kalangan siswa, sejumlah perempuan juga ingin agar suami mereka dimasukkan ke barak militer supaya mendapatkan pembinaan […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.