RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Prestasi pengelolaan inovasi sampah mandiri, RW 07 Kelurahan Sarijadi mencatatkan prestasi sebagai salah satu wilayah di Kota Bandung yang berhasil mengelola sampah secara mandiri. Inovasi mengubah sampah residu menjadi Biomass Compact Fuel (BCF) atau biomassa, wilayah Sarijadi tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga kurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir (TPA).
Keberhasilan RW 07 Kelurahan Sarijadi mendapat apresiasi dari Wakil Wali Kota Bandung, Erwin yang meninjau langsung pengolahan sampah di RW 07.
“RW 07 berhasil menyelesaikan masalah sampahnya secara mandiri, tanpa ada limbah yang keluar dari wilayah ini. Ini bukti bahwa dengan sistem yang baik, pengelolaan sampah berbasis komunitas bisa berjalan efektif,” ujar Erwin, Sarijadi, Kota Bandung, Rabu (26/7/2025).
Ketua RW 07 Sarijadi, Dedy Dharmawan mengungkapkan sistem yang diterapkan RW 07 sederhana namun efektif. Sampah organik diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik dan residu dicacah dan dikonversi menjadi BCF, yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Dedy Dharmawan menjelaskan program pengolahan sampah mandiri telah berjalan sejak tahun 2021. Salah satu pencapaian utamanya menangani sampah residu, jenis sampah yang sering kali sulit diolah dan biasanya hanya berakhir di TPA.
Baca juga: Masalah Sampah Mendesak, Kerjasama TPA Dihentikan
“Di tempat lain, sampah residu sering dianggap tidak bisa diolah dan akhirnya hanya dibuang. Tapi di RW 07, warga justru mengolahnya menjadi biomassa yang bisa dimanfaatkan. Bahkan output-nya lebih halus dibanding RDF (Refuse-Derived Fuel),” jelas Dedy.
Menurut Dedy setiap harinya RW 07 mampu mengolah sekitar 100 Kilogram sampah residu dan 150 hingga 200 Kilogram sampah organik. Biomass Compact Fuel (BCF) yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti bahan bakar alternatif, bahan bangunan, hingga pakan ternak.
Dedy menambahkan meskipun kini telah berhasil, perjalanan RW 07 dalam menerapkan sistem pengolahan sampah mandiri tidaklah mudah. Sosialisasi masyarakat menjadi tantangan utama, terutama dalam membangun karakter kesadaran akan pentingnya memilah sampah dari rumah.
“Pendekatan door-to-door awalnya memang tidak mudah, tetapi begitu warga melihat langsung hasilnya, sampah bisa dikelola dan tidak berakhir menumpuk, warga pun mulai mendukung,” ujar Dedy.
Dedy mengajak seluruh warga Kota Bandung untuk mulai menerapkan kebiasaan memilah sampah dari rumah masing-masing.
“Regulasi sudah ada, bahkan anjuran agama pun mengajarkan kebersihan. Sekarang tinggal kemauan kita untuk bertindak. Warga Bandung terkenal kompak dan kreatif, jadi jangan ragu untuk mulai memilah sampah dari sekarang,” tegas Dedy.
Baca juga: Peringatan HPSN 2025 Perkuat Strategi Penanganan Sampah
Erwin memberikan apresiasi melihat kesuksesan RW 07, Pemkot Bandung berencana menjadikan sistem yang sudah dicapai berhasil di RW 07 Kelurahan Sarijadi sebagai model percontohan bagi RW lainnya.
“Diskusi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung agar metode yang sudah diterapkan di wilayah RW 07 Kelurahan Sarijadi dapat dilakukan di wilayah lain. Jika sistem dapat direplikasi di lebih banyak tempat, maka masalah sampah di Kota Bandung bisa lebih terkendali,” jelas Erwin.
Erwin mengungkapkan keberhasilan RW 07 dalam mengelola sampah secara mandiri membuktikan pengelolaan sampah berbasis komunitas bukan sekadar konsep, tetapi dapat menjadi solusi nyata bagi kota-kota besar yang menghadapi permasalahan sampah. Melalui kesadaran dan kerja sama warga, lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan dapat diwujudkan di Kota Bandung.(dsn)