RADARBANDUNG.id- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bandung Barat sejak awal tahun 2025 terus mengalami peningkatan. Hingga saat ini tercatat setidaknya ada 332 warga yang terjangkit DBD.
Data Dinkes KBB menyebut, sepanjang tahun 2025 pada bulan Januari terdapat 172 kasus, Februari 150 kasus dan Maret sebanyak 10 kasus.
Dari jumlah tersebut, terdapat tiga wilayah kecamatan yang memiliki kasus DBD cukup tinggi yakni Cililin 62 kasus, Cihampelas 43 kasus dan Cikalongwetan 36 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Ridwan Abdullah Putra menjelaskan, dari total kasus DBD tersebut laki-laki memiliki jumlah kasus tinggi yakni 174 kasus dan perempuan 158 kasus.
“Kasus DBD paling banyak terjadi pada rentang usia 15-44 tahun dengan total 141 kasus hingga bulan ini,” kata saat ditemui di Ngamprah, Jumat (14/3/2025).
Ia menambahkan, berdasarkan kelompok usia kasus DBD juga paling banyak terjadi pada rentang usia 5 – 14 tahun 85 kasus, usia di atas 44 tahun 64 kasus, usia 1 – 4 tahun 35 kasus, dan usia di bawah 1 tahun 7 kasus.
“Sementara dari aspek sebaran jenis kelamin, jumlah penderita laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan, dengan 174 kasus laki-laki dan 158 kasus perempuan,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kasus DBD setiap tahunnya selalu menjadi perhatian pihaknya. Adapun untuk tahun ini jika melihat laporan per bulan, jumlah kasus DBD menunjukkan tren penurunan yang signifikan.
“Tren kasusnya menurun di Bulan Maret 2025 ini dan kabar baiknya tidak ada laporan kematian akibat penyakit ini,” ucapnya.
Dia menuturkan, pada Januari 2025, terdapat 172 kasus yang kemudian sedikit menurun menjadi 150 kasus di Februari. Sementara itu, hingga pertengahan Maret 2025, hanya terdapat 10 kasus yang dilaporkan.
Beberapa kecamatan di KBB mencatat jumlah kasus DBD yang lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya. Yakni ada di tiga kecamatan dengan kasus terbanyak adalah Cililin 62 kasus, Cihampelas 43 kasus, dan Cikalongwetan 36 kasus.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran DBD, terutama dengan memperkuat program 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang). Serta menambahkan tindakan pencegahan seperti penggunaan obat anti nyamuk dan fogging di daerah rawan.
Pemerintah daerah juga mengajak warga untuk aktif dalam Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna mencegah lonjakan kasus, terutama di saat musim penghujan dengan intensitas tinggi seperti sekarang.
“Meskipun kasus DBD di Bandung Barat mengalami penurunan di bulan ini, kami mengimbau masyarakat untuk tidak lengah dan selalu menjaga kebersihan lingkungan,” pungkasnya. (KRO)