BANDUNG – PT Bank UOB Indonesia terus mendukung terciptanya budaya keuangan yang sehat, dengan gencar menggelar kegiatan-kegiatan edukasi yang berfokus pada peningkatan literasi dan inklusi keuangan, terutama bagi generasi muda Indonesia.
Literasi keuangan dilihat masih menjadi persoalan fundamental untuk membangun budaya keuangan yang sehat, termasuk perencanaan keuangan dan perkiraan keuangan yang dibutuhan, hingga agar terhindar dari jeratan pinjaman online (pinjol) ilegal. Seperti halnya yang dilakukan pada hari Selasa 18 Maret, UOB menggelar literasi keuangan untuk anak yang bekerja sama dengan SLB Negeri Cicendo.
“Hari ini, kegiatan yang kami lakukan di UOB bersama teman-teman dari di SLB Negeri Cicendo adalah kegiatan edukasi keuangan bagi anak-anak. Salah satu fungsi dari Bank UOB bukan hanya menjalankan bisnis perbankan, tetapi juga memberikan edukasi terkait dengan perbankan dan inklusi keuangan, khususnya bagi anak-anak di SLB,” kata Cluster Manager Area Jawa Barat UOB Indonesia Dion Emmanuell.
Menurutnya, pada acara kali ini mengundang 30 anak dari SLB Negeri Cicendo. Diharapkan, dengan adanya literasi keuangan bagi anak ini dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak, terutama dalam memberikan edukasi keuangan sejak dini.
“Kegiatan edukasi dan literasi keuangan ini bukan pertama kali kami lakukan. Kami telah menyelenggarakannya di banyak kota di seluruh Indonesia sebagai bagian dari upaya membangun budaya menabung di masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Executive Director, Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret, mengatakan, banyak yang bertanya, bagaimana mengajarkan anak-anak yang belum memiliki penghasilan sendiri untuk mengelola keuangan? Pada dasarnya, anak-anak sudah memiliki uang jajan.
“Oleh karena itu, kami mengajarkan mereka bagaimana cara mengelola uang jajan dengan bijak,” kata dia.
Vera menuturkan, dalam kegiatan listerasi ini, UOB mengajarkan anak -anak untuk tidak langsung menghabiskan uang jajannya, tetapi menyisihkan sebagian untuk ditabung. Mereka diajarkan untuk menabung dengan tujuan tertentu, misalnya membeli mainan yang lebih mahal atau barang yang mereka inginkan.
“Jika uang harian mereka tidak cukup untuk membeli mainan, mereka bisa menabung sedikit demi sedikit hingga akhirnya cukup. Di UOB, kami memiliki produk tabungan Simpanan Pelajar (SimPel), di mana anak-anak bisa mulai menabung dari nominal kecil. Harapannya, mereka dapat belajar mengelola keuangan dan memenuhi keinginannya secara mandiri tanpa selalu meminta uang tambahan dari orang tua,” ucap Vera.
Namun, dalam menraokan semua itu, tentunya akan ada tantangan yang terjadi. Seperti apa yang dialami dengan orang dewasa.
Biasanya, kata dia, ketika menerima uang, kecenderungannya adalah langsung membelanjakannya terlebih dahulu, baru menabung jika ada sisa. Namun, pola ini sering kali membuat sulit untuk menabung.
“Oleh karena itu, kami mengajarkan anak-anak prinsip dasar keuangan: menyisihkan sebelum membelanjakan. Idealnya, sekitar 15-20 persendari uang jajan anak-anak bisa disisihkan untuk ditabung. Dengan cara ini, mereka tetap bisa menikmati uang jajannya, tetapi juga belajar disiplin dalam menabung,” kata dia.
Ditempat yang sama, Ratna Kurniati, perwakilan dari SLB Negeri Cicendo menegaskan pihgaknya sudah memiliki sistem menanbung yang sudah lama diterapkan di sekolah. Meski, diakuinya masih dalam bentuk celengan.
“Biasanya, anak-anak menabung untuk keperluan kegiatan sekolah seperti program field trip. Dengan adanya program ini, anak-anak tidak terlalu membebani orang tua karena mereka sudah menabung terlebih dahulu,” ujar Ratna.
Dengan apa yang dilakukan UOB, Ratna mengatakan, orang tua pun merespons dengan sangat baik kegiatan edukasi keuangan dari UOB ini. Mereka berharap ada sistem jemput bola dari pihak bank, seperti layanan bank keliling yang datang ke sekolah secara berkala untuk memfasilitasi anak-anak dalam menyetor tabungan mereka.
“Sejauh ini, kesadaran anak-anak tentang menabung sudah mulai terbentuk sejak usia dini, terutama ketika mereka melihat hasil dari celengan mereka. Tantangannya adalah membiasakan mereka untuk menabung di bank, karena masih banyak yang belum terbiasa. Namun, dengan edukasi yang berkelanjutan, diharapkan anak-anak semakin memahami pentingnya menabung dan mengelola keuangan sejak dini,” katanya. (pra)
Live Update
- UOB Gelar Literasi Keuangan Bagi Anak Sekolah Dasar 2 bulan yang lalu