News

Shaum Sebagai Solusi Spiritual di Tengah Krisis Ekonomi

Radar Bandung - 19/03/2025, 20:54 WIB
Azam Munawar
Azam Munawar
Tim Redaksi
Shaum Sebagai Solusi Spiritual di Tengah Krisis Ekonomi
Oleh: Asep Sutarmin Pengurus IKA IAI Persatuan Islam Bandung

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Kondisi ekonomi global saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan, termasuk Indonesia di dalamnya, seperti inflasi yang meningkat, kenaikan harga kebutuhan pokok di bulan Ramadan, apalagi momentum menjelang hari raya idul fitri seakan-akan menjadi ritual tahunan, serta  ketidakstabilan pasar kerja dengan banyaknya karyawan yang di PHK, terlebih lagi dengan adanya penundaan SK bagi CASN dan PPPTK oleh pemerintah yang menambah daftar keresahan masyarakat dalam menghadapi pemenuhan kebutuhan hidup.

Banyak masyarakat yang merasakan dari dampak tekanan finansial, kesulitan memenuhi kebutuhan hidup,  yang mengalami tekanan kejiwaan akibat dari adanya ketidakpastian ekonomi.

Dalam situasi seperti ini, manusia sering kali terjebak dalam kecemasan, keluhan, dan sikap konsumtif yang tidak terkendali. Namun, dalam Islam, setiap ujian termasuk masalah ekonomi dapat disikapi dengan pendekatan spiritual.

 

Salah satu bentuk ibadah yang dapat menjadi solusi adalah shaum (puasa). Selain memiliki manfaat kesehatan, shaum juga memberikan dampak psikologis dan sosial yang dapat membantu seseorang menghadapi kesulitan ekonomi dengan lebih tenang, sabar, dan bijaksana.

Secara konseptual Shaum memiliki makna menahan diri, menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat karena Allah. Shaum tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus saja, tetapi juga mengajarkan kesabaran, pengendalian diri, serta kesadaran sosial terhadap orang-orang yang kurang mampu. Sebagaimana Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(QS. Al-Baqarah: 183)

 

Ayat ini menegaskan bahwa shaum bukan hanya ritual ibadah semata, melainkan juga sarana untuk meningkatkan ketakwaan, termasuk dalam menghadapi berbagai ujian hidup, seperti kesulitan ekonomi.

Dalam konteks ini, shaum mengajarkan kepada kita dalam menyikapi kondisi ekonomi yang sulit: Pertama, mengendalikan Gaya Hidup Konsumtif. Salah satu penyebab masalah keuangan adalah kebiasaan konsumtif yang berlebihan. Puasa melatih seseorang untuk menahan diri dari membeli makanan dan barang yang tidak diperlukan. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Anak Adam tidak memenuhi tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika harus lebih dari itu, sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.”

(HR. Tirmidzi, no. 2380). Dengan mengamalkan prinsip ini, seseorang bisa lebih hemat dalam mengelola keuangan dan tidak terjebak dalam gaya hidup boros.

 Kedua. Meningkatkan Kesabaran dan Keimanan. Krisis ekonomi sering kali membuat seseorang putus asa dan kehilangan harapan. Shaum melatih kesabaran dalam menghadapi cobaan dan meningkatkan keimanan bahwa Allah pasti memberikan jalan keluar.

Dalam Al-Qur’an disebutkan:

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6). Dengan keyakinan ini, seseorang dapat lebih tenang dalam menghadapi tekanan ekonomi dan tetap berusaha tanpa kehilangan harapan.

Ketiga, Menumbuhkan Kepedulian Sosial melalui Sedekah dan Zakat. Shaum mengajarkan empati terhadap orang-orang yang kurang mampu. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, berbagi dengan sesama justru bisa menjadi jalan keberkahan. Rasulullah ﷺ bersabda:

 “Sedekah tidak akan mengurangi harta seseorang.” (HR. Muslim, no. 2588).  Dengan berbagi, seseorang tidak hanya membantu orang lain tetapi juga mendatangkan keberkahan dalam rezekinya. Oleh karena itu, meskipun sedang menghadapi kesulitan ekonomi, tetaplah bersedekah karena Allah akan menggantinya dengan rezeki yang lebih baik.

 Keempat, Meningkatkan Doa dan Tawakal kepada Allah. Dalam kondisi sulit, manusia sering kali mencari solusi duniawi tanpa menyadari bahwa pertolongan sejati datang dari Allah. Shaum adalah waktu yang mustajab untuk berdoa dan memohon keberkahan rezeki. Rasulullah ﷺ bersabda:

 “Ada tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi.”(HR. Tirmidzi, no. 2526). Dengan memperbanyak doa dan mendekatkan diri kepada Allah, seseorang akan mendapatkan ketenangan hati dan kemudahan dalam menghadapi ujian ekonomi.

Dari uraian di atas, bahwa shaum bukan hanya sekedar ibadah fisik, tetapi juga solusi spiritual dalam menghadapi krisis ekonomi. Dengan shaum, seseorang dapat belajar mengendalikan gaya hidup konsumtif, meningkatkan kesabaran, menumbuhkan kepedulian sosial, dan memperkuat hubungan dengan Allah. (**)

 

Live Update


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.