RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya mencari solusi terhadap permasalahan sampah yang masih menjadi tantangan besar di Kota Kembang. Wakil Wali Kota Bandung, Erwin menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat karena hingga saat ini progres penyelesaian sampah belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Kendati demikian, Erwin menegaskan Pemkot Bandung tetap optimistis dalam menangani persoalan ini melalui berbagai program yang tengah dirancang. Erwin pun meminta masyarakat untuk bersabar karena pemerintah baru saja dilantik dan masih dalam tahap penyusunan strategi.
“Mohon maaf karena baru dilantik sekitar 15 hari yang lalu. Kami memahami kegelisahan masyarakat, tetapi kami mohon kesabaran. Insyaallah, kami yakin masalah ini bisa diselesaikan dengan kolaborasi semua pihak,” ujar Erwin di Balai Kota Bandung, Kamis (20/3/2025).
Menurut Erwin salah satu program yang kini tengah gencar disosialisasikan oleh Pemkot Bandung adalah Kawasan Bebas Sampah (KBS). Program ini ditargetkan untuk diterapkan di setiap wilayah sebagai langkah awal dalam mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir.
Selain itu, Erwin mengungkapkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana untuk mendukung penyelesaian sampah di Kota Bandung dengan menyediakan 5 hingga 6 mesin penghancur sampah. Keberadaan mesin ini diharapkan dapat membantu mengurangi tumpukan sampah yang selama ini menjadi permasalahan utama di berbagai titik di Kota Kembang.
“Saya mendapat informasi provinsi berencana mengirimkan mesin pemusnah sampah untuk membantu Kota Bandung. Saat ini, kami juga terus melakukan sosialisasi terkait Kawasan Bebas Sampah,” jelas Erwin.
Erwin mengungkapkan hingga saat ini, Kota Bandung masih memiliki 136 titik kumpul sampah yang tersebar di berbagai wilayah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah merencanakan penggunaan mesin insinerator sebagai solusi dalam mengolah sampah.
Namun, Erwin menyadari penggunaan insinerator juga berpotensi menimbulkan dampak bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, Pemkot Bandung telah menyiapkan skema pentahelix, yakni pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai elemen, termasuk tokoh agama, organisasi masyarakat, serta warga Kota Bandung.
“Insinerator memiliki dampak tertentu bagi masyarakat. Oleh karena itu, kami akan menggandeng ulama, kyai, dan organisasi masyarakat agar kita bisa menghindari resistensi yang muncul dari penggunaan teknologi ini,” ungkap Erwin.
Menurut Erwin, saat ini Pemkot Bandung masih mengirimkan sekitar 140 ritase sampah per hari ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti. Sementara itu, sampah yang sebelumnya dikirim ke TPA Pasir Bajing di Kabupaten Garut, kini sudah mampu dikelola melalui berbagai program pengolahan sampah yang sedang berjalan.
Erwin menekankan Pemkot Bandung mengandalkan tiga pendekatan utama dalam mengatasi permasalahan sampah, penanganan, pengendalian, dan penormalan. Melalui kombinasi program KBS, margotisasi, serta penggunaan mesin penghancur sampah, Erwin yakin permasalahan ini dapat segera teratasi.
“Langkah-langkah yang kami ambil antara lain melalui Kawasan Bebas Sampah, margotisasi, serta pemusnahan sampah menggunakan mesin. Dengan tiga pendekatan ini penanganan, pengendalian, dan penormalan kami optimistis masalah sampah di Bandung bisa diselesaikan,” tegas Erwin.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung juga terus bergerak dalam upaya mengatasi permasalahan sampah, khususnya yang menghambat aliran sungai. Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Bandung, Salman Faruq menyebut pembersihan sungai menjadi prioritas untuk mencegah potensi banjir akibat sampah yang menumpuk di aliran air.
“Sampah yang menyumbat sungai menjadi pekerjaan rumah bagi kami, terutama setelah hujan deras. Beberapa sungai meluap akibat banyaknya sampah yang terbawa arus,” ujar Salman di lokasi yang sama, Kamis (20/3/2025).
Salman mengungkapkan saat ini DLH sedang fokus membersihkan tumpukan sampah di kawasan Bandung Timur, khususnya di Gedebage, di mana banyak sampah tersangkut di bawah jembatan. Menurut Salman, sampah yang ditemukan di sungai didominasi oleh bambu, plastik, limbah rumah tangga, hingga kasur yang terbawa arus saat hujan deras mengguyur Bandung Raya.
“Untuk sementara, saat ini fokus membersihkan kawasan Gedebage. Namun, ada beberapa titik lain yang juga menjadi perhatian, seperti di kawasan Leuwipanjang yang juga mengalami tumpukan sampah cukup parah,” ungkap Salman.
Salman menambahkan selain melakukan aksi pembersihan, DLH Kota Bandung juga terus mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan. Sosialisasi dilakukan secara masif untuk menanamkan kesadaran agar warga tidak lagi membuang sampah ke saluran air maupun sungai, terutama dalam kondisi cuaca yang tidak menentu.
“Edukasi masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Kesadaran ini sangat penting untuk mencegah banjir dan menjaga lingkungan tetap bersih,” ujar Salman.
Salman optimis melalui berbagai langkah yang sedang dilakukan Pemkot Bandung dan DLH, diharapkan permasalahan sampah di Kota Kembang dapat teratasi secara bertahap. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, serta berbagai pihak lainnya menjadi kunci utama dalam menyelesaikan tantangan lingkungan yang tengah dihadapi Kota Bandung.(dsn)
Live Update
- Gencarkan Solusi Atasi Masalah Sampah, Optimistis Selesaikan Kendala 1 bulan yang lalu