RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Istana menepis tudingan yang mengaitkan teror kepada redaksi Tempo yang dikaitkan dengan pemerintah.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi. Foto:Radar Tuban. Sementara foto atas, Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2025). Foto : Istimewa Jawapos.com
Istana menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga kemerdekaan pers.
“Tidak ada yang berubah dari komitmen pemerintah tentang kebebasan pers,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, Minggu (23/3/2025).
Pemerintah, lanjutnya, tunduk pada ketentuan UU yang menjamin kemerdekaan pers.
Baik yang dijamin UU 40 tahun 1999 tentang Pers maupun UU 39 tentang HAM.
Baginya, kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat.
“Kemerdekaan pers dijamin. Tidak ada sensor atau bredel. Pemerintah sama sekali tidak bergeser dari prinsip-prinsip ini,” imbuhnya.
Bahkan, komitmen kebebasan pers oleh pemerintah bukan lagi teori.
Melainkan sudah dibuktikan.
Sebab tidak ada larangan ataupun perkara yang berkaitan dengan berita, podcast, dan sejenisnya. “Sampai sekarang kan nggak ada satupun media atau wartawan yang diperkarakan atau dilaporkan. Nggak ada yang dilarang masuk istana gara-gara kritis,” terangnya.
Baginya, tuduhan jika kekuasaan mengekang kebebasan pers tidak masuk akal.
“Tuduhan mengekang kebebasan pers itu nggak masuk akal. Buktinya semua orang boleh ngomong kok,” ucapnya.
Meski demikian, Hasan juga mengimbau media untuk patuh pada undang-undang Pers.
Yakni, memberikan informasi yang tepat, akurat, dan benar.
Hasan Nasbi juga menyampaikan klarifikasi atas pernyataan sebelumnya yang meminta Tempo memasak kiriman kepala babi.
Dia berdalih, pernyataan itu justru mendukung sikap Fransisca Christy Rosana yang berupaya mengecilkan teror.
Hasan mengatakan, respons Fransisca di media sosial pribadinya dengan menanggapi sebagai candaan sudah benar.
Respons tersebut telah mengecilkan si peneror.
“Bisa stres tuh si peneror kalau direspons dengan cara seperti itu. Nah, KPI (Key Performance Indicator) nggak kesampaian kan? Saya itu kemarin hanya menyempurnakan responnya Si Cica itu aja,” ujarnya.
Dia yakin, tujuan peneror menyampaikan ketakutan. Namun dengan ditanggapi santai oleh Fransisca, maka misinya telah gagal. Sebaliknya, jika dibesar-besarkan ketakutannya, maka teror akan mencapai target.
Sebelumnya, pernyataan Hasan Nasbi mendapat sorotan setelah meminta Tempo memasak kiriman paket kepala babi.
Pernyataan itu dinilai tidak peka dan menyepelekan perilaku teror yang mengancam keselamatan kerja jurnalis.
Sementara itu, Koalisi Masyarakat Sipil mengecam pernyataan Hasan Nasbi. Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) Julius Ibrani menilai pernyataan Hasan bukan hanya tidak berempati, tapi juga melanggar prinsip kebebasan pers.
“Pernyataan tersebut cenderung merendahkan, tidak patut disampaikan oleh seorang Kepala Kantor Komunikasi Presiden,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mendesak Presiden untuk meninjau kembali posisi Hasan Nasbi dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.
“Tampak ia tidak cukup patut secara etika untuk menyampaikan pesan kepresidenan kepada masyarakat,” jelasnya.
Koalisi juga prihatin dan bersolidaditas atas teror kepala babi yang dialami Tempo.
Cara-cara teror ini ternyata masih terus digunakan untuk mengintimidasi kebebasan dan demokrasi.
“Praktik purba yang seharusnya sudah ditinggalkan, justru masih terjadi hari ini,” pungkasnya. (far/oni/jawa pos)
Live Update
- Peneliti Themis Indonesia Ibnu Syamsu Hidayat sebut Pelantikan Kepala Daerah Serentak di Istana Salah, Begini Komentarnya 3 bulan yang lalu
- Bertemu di Istana Negara, Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus Akan Bahas Soal Perdamaian Dunia 9 bulan yang lalu
- Istana Wakil Presiden di IKN Segera Dibangun, Nilai Pagu Anggaran Capai Rp 1,7 Triliun 10 bulan yang lalu
- Viral Ambulans Diberhentikan Iring-iringan Jokowi, Istana Minta Maaf 11 bulan yang lalu