News

Lebaran yang Tak Lagi Ramai, Suara Sepi Pedagang Stasiun Kiaracondong

Radar Bandung - 06/04/2025, 23:12 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Lebaran yang Tak Lagi Ramai, Suara Sepi Pedagang Stasiun Kiaracondong
Suasana sepi lapak pedagang di area Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung, pagi hingga siang hari, Minggu (6/4). (Foto. Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Setiap kali musim Lebaran tiba, arus mudik dan arus balik seolah menjadi gairah baru bagi sejumlah sektor informal. Pedagang kecil yang biasa mangkal di kawasan wisata, terminal, stasiun, hingga pinggir-pinggir jalan raya, biasanya menikmati lonjakan pembeli yang membawa berkah tahunan. Namun tidak semua merasakan berkah itu secara merata. Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung, justru tergambar potret berbeda, potret yang sepi, penuh penantian, dan harapan yang menggantung di udara panas siang hari.

Salah satu pedagang, Adjadi yang telah bertahun-tahun menggelar lapak di sekitar area stasiun, duduk bersandar di balik etalase dagangannya. Matanya menatap lalu-lalang orang yang lebih banyak terburu-buru mengejar jadwal kereta daripada sekadar berhenti membeli. Adjadi mengaku, Lebaran tahun 2025 terasa jauh lebih sepi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Sekarang, Alhamdulillah masih ada yang beli. Tapi tetap saja lebih sepi. Enggak seperti Lebaran kemarin, yang dari pagi sampai malam ramai terus,” ujar Adjadi saat ditemui, Minggu (6/4/2025).

Adjadi menyebutkan dalam sehari, hanya mampu meraup omzet antara 500 hingga 700 ribu rupiah. Jumlah itu sejatinya tidak bisa dikatakan buruk, tetapi jauh dari harapan dan jauh pula dari kebutuhan. Dibandingkan Lebaran tahun lalu, pendapatannya kini lebih rendah sekitar 300 ribu rupiah per hari. Di tengah harga bahan pokok yang melonjak tinggi, angka itu tidak lagi cukup untuk menutup biaya operasional maupun kebutuhan rumah tangga.

“Kadang kita tuh enggak takut jualan sepi, tapi takut harga-harga naik. Modal aja udah susah diputer, apalagi untungnya,” ungkapnya.

Menurutnya, Lebaran yang semestinya menjadi waktu panen, kini justru menjadi ujian kesabaran. Tak sedikit pedagang lain di sekitar Stasiun Kiaracondong yang mengalami nasib serupa. Beberapa memilih pulang lebih awal karena dagangan tak kunjung laku, sementara sebagian lainnya tetap bertahan dengan harapan akan ada keramaian mendadak walau hanya sesaat.

Adjadi tak banyak menuntut, berharap agar pemerintah bisa lebih proaktif dalam menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok, terlebih menjelang hari-hari besar keagamaan Idulfitri. Bagi pelaku usaha kecil, kenaikan harga secara tiba-tiba bukan hanya memukul kantong, tapi juga memukul semangat.

“Setiap tahun kan Lebaran pasti datang. Harapannya sih, pemerintah bisa lebih siap. Jangan pas mendekati Lebaran baru harga-harga naik. Itu yang bikin berat buat kita para pedagang,” jelasnya.

Adjadi menambahkan gemerlap mudik dan euforia perayaan, kita yang tetap berjuang, bukan untuk untung besar, tapi sekadar untuk bertahan hidup.

“Dari balik lapak sederhana ini, saya dan pedagang kecil lainnya menggantungkan asa, menanti keajaiban datang dari kebaikan hati sesama dan perhatian dari mereka yang duduk di bangku pengambil kebijakan,” pungkasnya.(dsn)


Terkait Kota Bandung
Bangun Sistem Alarm Bencana Terintegrasi, Edukasi Warga Kota Bandung Kunci Kesiapsiagaan
Kota Bandung
Bangun Sistem Alarm Bencana Terintegrasi, Edukasi Warga Kota Bandung Kunci Kesiapsiagaan

Bandung memperkuat sistem mitigasi bencana dengan membangun alarm peringatan dini terintegrasi yang dapat diaktifkan langsung dari Balai Kota Bandung. Langkah ini diambil untuk memastikan peringatan dapat tersampaikan cepat dan merata kepada masyarakat saat bencana mengancam.

BPBD Bandung Petakan Rumah Rentan Gempa, Fokus Perkuat Kapasitas Warga Hadapi Bencana
Kota Bandung
BPBD Bandung Petakan Rumah Rentan Gempa, Fokus Perkuat Kapasitas Warga Hadapi Bencana

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung mempercepat upaya mitigasi bencana gempa bumi dengan memetakan rumah-rumah yang rentan terdampak gempa. Anggaran kebencanaan sebesar Rp24 miliar dari APBD untuk mitigasi bencana, termasuk ancaman gempa Sesar Lembang. Dana tersebut dialokasikan untuk sosialisasi, simulasi, hingga penanganan darurat.

Geotrack Sesar Lembang, Edukasi Bencana dan Pemetaan Bangunan Rawan di Bandung
Kota Bandung
Geotrack Sesar Lembang, Edukasi Bencana dan Pemetaan Bangunan Rawan di Bandung

Sesar Lembang merupakan patahan aktif sepanjang 29 kilometer yang membentang di utara Bandung. Berdasarkan kajian para ahli, sesar ini memiliki siklus gempa antara 167 hingga 670 tahun, dan saat ini telah tertidur sekitar 570 tahun. Kondisi tersebut menandakan siklus pergerakan sesar semakin mendekati fase aktif.

Urban Futures Cetak Omzet Rp6,71 Miliar, Wirausaha Muda Bandung Perkuat Ekonomi Pangan Lokal
Kota Bandung
Urban Futures Cetak Omzet Rp6,71 Miliar, Wirausaha Muda Bandung Perkuat Ekonomi Pangan Lokal

Peran orang muda dalam menggerakkan ekonomi kota kembali terbukti. Sebanyak 70 wirausaha muda sektor pangan di Kota Bandung berhasil membukukan omzet kolektif mencapai Rp6,71 miliar melalui program Nurturing Urban Resilience through Unifying Resources and Education (NURTURE) yang berlangsung sejak Desember 2024 hingga Juli 2025.

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.