RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Upaya menjaga stabilitas harga dan menekan laju inflasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali akan menggelar bazar murah di seluruh wilayah kota. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada triwulan kedua, tepatnya Mei 2025, dan akan dilaksanakan serentak di 30 kecamatan.
Kebijakan ini menjadi salah satu langkah strategis pemerintah daerah dalam menjawab dinamika harga pangan yang kerap fluktuatif, terutama menjelang hari besar keagamaan. Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin menyatakan program ini merupakan agenda rutin setiap triwulan, dan telah terbukti efektif dalam membantu masyarakat mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
“Kita jadwalkan pelaksanaannya pada bulan Mei, seperti triwulan sebelumnya. Rencananya akan digelar di 30 kecamatan. Ini bagian dari agenda triwulan yang sudah menjadi komitmen kami,” ujar Ronny saat dikonfirmasi, Rabu (16/4/2025).
Lebih dari sekadar agenda penjualan murah, pelaksanaan bazar kali ini juga akan mengakomodasi hasil evaluasi dari pelaksanaan sebelumnya. Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian, Meiwan Kartiwa menuturkan beberapa penyesuaian telah disiapkan, termasuk pengadaan komoditas yang paling dibutuhkan warga.
“Pada triwulan pertama, masyarakat sangat antusias mencari beras, namun ketersediaannya baru terpenuhi di sesi kedua. Untuk bazar di bulan Mei nanti, beras medium akan langsung tersedia sejak sesi awal,” jelas Meiwan Kartiwa.
Meiwan menambahkan Pemkot Bandung menargetkan kehadiran bazar ini mampu menekan tekanan harga pangan menjelang Hari Raya Idul Adha. Mengingat momentum hari besar keagamaan sering kali diikuti kenaikan permintaan dan harga, pelaksanaan bazar murah diposisikan sebagai solusi preventif.
“Karena pelaksanaannya berdekatan dengan Idul Qurban, kami harap ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga yang bersahabat,” ujar Meiwan.
Menurut Meiwan, tujuan utama dari program ini adalah pengendalian inflasi di tingkat lokal sekaligus memperkuat daya beli masyarakat di tengah tekanan ekonomi yang masih terasa pascapandemi dan fluktuasi harga global.
“Bazar murah ini bukan hanya soal menurunkan harga, tapi juga memastikan akses warga terhadap bahan pokok tetap terjaga. Ini bentuk perlindungan sosial dan penguatan distribusi yang adil,” lanjut Meiwan.
Meiwan menjelaskan berdasarkan data Dinas Perdagangan, sejumlah harga komoditas di Kota Bandung saat ini menunjukkan tren penurunan. Harga telur ayam berada di kisaran Rp27.000 hingga Rp28.000 per kilogram, daging ayam Rp36.000 hingga Rp38.000, serta bawang merah dan putih masing-masing di angka Rp50.000 per kilogram.
Meiwan menambahkan tren ini diharapkan terus menurun dengan adanya intervensi bazar murah yang memperluas akses masyarakat terhadap kebutuhan pokok, sekaligus menjaga sirkulasi stok dan distribusi barang agar tetap stabil.
“Dari sisi harga, memang sudah ada penurunan. Tapi kita tetap antisipasi lonjakan menjelang hari besar. Bazar ini akan menjadi penguatan stok sekaligus opsi belanja murah bagi masyarakat,” ungkap Meiwan.
Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin menambahkan melalui cakupan 30 kecamatan dan komoditas yang disesuaikan dengan kebutuhan warga, bazar murah di bulan Mei mendatang diperkirakan akan menjadi salah satu titik penting dalam upaya pengendalian inflasi dan perlindungan konsumen di Kota Bandung.(dsn)
