RADARBANDUNG.ID, BANDUNG-Program Akses Hemat yang digulirkan manajemen Grab menuai penolakan dari komunitas mitra pengemudi Grab di Bandung. Sebagai bentuk penolakan, mereka mendatangi kantor Grab di Jalan Jenderal Sudirman untuk menyampaikan aspirasi kepada pihak manajemen Grab. Aksi tersebut dipicu kebijakan program Akses Hemat yang dinilai menekan pendapatan dan tidak berpihak pada kesejahteraan mitra.
Penyampaian aspirasi diikuti puluhan mitra yang tergabung dalam berbagai komunitas driver online roda dua dan roda empat di Bandung. Isu utama yang disampaikan masih terkait kewajiban mitra pengemudi Grab untuk membayar langganan agar bisa mendapatkan order dari layanan GrabBike Hemat. Program tersebut dianggap menambah beban pengemudi yang sudah harus menghadapi kenaikan biaya operasional harian.
Salah satu mitra Grab yang hadir dalam aksi, Arief mengungkapkan kekecewaannya terhadap skema program ini. Dia mengatakan, sistem potongan dan langganan yang diterapkan lebih terasa memberatkan daripada membantu.
“Kalau tidak daftar atau tidak mengikuti program, akun driver GRAB jadi anyep gak akan dapat konsumen. Karena kan tipikal konsumen di Indonesia mencari yang murah. Loyalitas nomor sekian. Konsumen mencari yang murah terlebih dahulu. Konsumen berhak memilih layanan yang dia mau atau yang dia mampu. Kalau mitra driver tidak mengikuti program Grab Bike Hemat, dipastikan akan 95 persen bakal anyep,” ujar Arief.
Scara hitung-hitungan kasar, kata dia, penghasilan bersih mitra semakin kecil.
“Pendapatan driver sudah sangat menurun sejak covid. Kerasanya sampai sekarang belum normal. Apalagi sekarang kan ada dua pemain baru di ojek online ini yang dianggap tarifnya lebih murah dari “duo ijo” ini. Bukan hanya mitra driver, aplikator pun sepertinya kelimpungan dengan persaingan ini ya, dengan adanya program Grab Bike Hemat ini pasti terasa memberatkan bagi driver,” jelasnya.
Arief juga menilai yang paling diuntungkan dari skema ini hanyalah pihak perusahaan.
“Seperti yang dilihat di Cirebon, informasi dari GRAB, mereka mengadakan program ini sangat terpaksa agar tetap bertahan di persaingan aplikator, makanya ada program Grab Bike Hemat Berbayar ini tapi kita mendorong kantor Grab yang di bandung ini menyampaikan aspirasi kami ke manajemen yang di pusat. Setiap wilayah kan hanya menampung aspirasi, keputusan tetap ada di pusat. Sampai detik ini, tidak ada permintaan sekian hari sekian minggu. Kami hanya meminta evaluasi dan mendesak peninjauan ulang program Grab Bike Hemat ini,”
Aksi ini juga merupakan bentuk solidaritas lanjutan dari mitra Grab di berbagai daerah yang sebelumnya juga telah melakukan aksi serupa, termasuk aksi damai yang berlangsung di Cirebon. Aksi di Cirebon bahkan mendapat respons dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer, yang menyatakan dukungannya terhadap aspirasi para driver.
Sejauh ini, pihak Grab Bandung menyatakan akan menampung masukan dari para mitra dan menyampaikan aspirasi mereka kepada manajemen pusat untuk ditindaklanjuti. (*/nto)