RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Seperti diketahui, bahwa pada tahun ini tidak ada acara resmi dari pemerintah terhadap penyelenggaraan Peringatan Konferensi Asia-Afrika yang ke-70 tahun.
Namun sebagai gantinya akan ada beberapa pagelaran kegiatan Seni, Konser Musik, Festival Asia-Afrika hingga kegiatan beberapa komunitas yang digelar serentak di Kota Bandung.
Rangkaian agenda tersebut tertuang dalam kegiatan bertajuk “BANDUNG IBU KOTA ASIA AFRIKA” yang digelar mulai tanggal 19 April sampai dengan 25 September 2025.
Demikian Wali Kota Bandung (Kang Farhan) mengungkapkan disaat menerima kunjungan delegasi Foreign Policy Community Of Indonesia (FPCI).
Namun demikian perlu dicamkan, selayaknya essensi dan nilai-nilai momentum dari sejarah lahirnya konferensi Asia-Afrika yang tempo hari digagas oleh para Fonding Father dan tokoh dunia pada tahun 1955 tidak tergdegradasi dan luntur oleh kepentingan-kepentingan yang sifatnya absurd dan cenderung mengikis nilai-nilai sejarah.
Bandung sebagai The Capital Of Asia-Afrika ( ibu kota-Nya Asia Afrika) sudah selayaknya menjadi kota tujuan keilmuan dan peradaban level dunia yang berpijak pada kepentingan masyarakat dunia yang mengakomodir, menaungi dan memperjuangkan kemajuan bangsa-bangsa dikawasan negara-negara Asia-Afrika dalam bidang : Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Seni- Budaya dan sosial kemasyarakatan (dalam arti memiliki bangunan-bangunan tersebut dan program yang berkelanjutan).
Hal demikian tentunya sebagai konsekuensi dari kesepakatan yang tertuang dalam rumusan “Dasasila Bandung” yang pada tahun 1955 digagas oleh para pendiri konferensi Asia-Afrika, dan saat ini urgent untuk direalisasikan, sehingga program-program diatas diharapkan dapat mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dikawasan negara-negara Asia-Afrika, karena pembangunan program tersebut diharapkan mampu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan unggul, berkualitas dan kompetitif pada tingkat dan level dunia yang endingnya akan melahirkan Value dan Bergaining Position (Daya Tawar) dengan negara-negara lain dalam hal kerjasama apapun yang saling menguntungkan, sehingga selalu diajak terlibat dalam setiap regulasi dan kebijakan dunia baik yang sifatnya permanent maupun insidentil . Bagaimana mungkin hal ini bisa terwujud manakala bobot dan nilai serta essensi dari tujuan diadakannya konferensi Asia- Afrika pada tahun 1955 di Kota Bandung tidak pernah di publish secara optimal baik oleh pemerintah maupun individu ( program-program diatas menjadi daya ikat seluruh bangsa Asia-Afrika).
Disini pentingnya memperbaharui kembali Re-Aktualisasi peran penting bangsa-bangsa Asia-Afrika dalam hal perberdayaan masyarakat dunia dalam dunia post modernisme saat ini. (Bersambung)
Live Update
- Resmikan Logo Asia Afrika Youth Forum 2025, Farhan Bangga Karya Anak Muda Bandung 2 bulan yang lalu
- Hujan Tak Padamkan Semangat, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin Puji Kemeriahan Asia Afrika Festival 2024 11 bulan yang lalu