RADARBANDUNG.id- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat menyiapkan sejumlah langkah untuk menangani limbah kotoran hewan (kohe) yang dibuang langsung ke sungai.
Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail mengatakan, persoalan limbah kotoran hewan oleh peternak sapi perah harus bisa diatasi bersama.
“Hal ini menjadi kebiasaan tidak baik dengan membuang limbah ke saluran air, yang berisiko besar bagi lingkungan dan ketersediaan air bersih bagi masyarakat,” katanya.
Ia menambahkan, dalam mengatasi persoalan limbah kohe yang dibuang langsung ke sungai pihaknya telah menyiapkan tiga kebijakan.
“Yang pertama adalah peningkatan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan limbah kotoran ternak yang baik. Kami akan melakukan peningkatan pengawasan terhadap pengelolaan limbah secara berkala,” katanya.
“Selain itu kami akan mempersiapkan untuk membangun unit pengolahan limbah komunal yang mengubah kotoran hewan menjadi pupuk dan biogas,” sambungnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa BaratBarat terkait penyediaan lahan untuk pembangunan tempat pengolahan limbah kotoran hewan.
“Wilayah Parongpong, Cisarua dan Lembang merupakan sentra peternakan sapi perah. Hingga saat ini Pemkab Bandung Barat mencatat ada sebanyak 26.723 ekor sapi perah yang dimiliki oleh perorangan,” katanya.
Ia menegaskan, sektor peternakan sapi perah memiliki potensi ekonomi yang lebih luas daripada hanya produksi susu. Daging, jeroan, kulit, tulang, bahkan kotoran dan urin sapi perah, dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis.
“Semangat terus dalam beternak, semoga langkah-langkah yang diambil dapat membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi peternak,” tandasnya. (KRO)