News

Siswa SMPN 35 Bandung Diduga Keracunan, Program Makan Bergizi Gratis Dihentikan Sementara

Radar Bandung - 02/05/2025, 22:01 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Siswa SMPN 35 Bandung Diduga Keracunan, Program Makan Bergizi Gratis Dihentikan Sementara
Para siswa dan siswi SMPN 35 berkumpul, di lingkungan sekolah SMPN 35, Jumat (2/5). (Foto. Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Sebanyak 342 siswa SMP Negeri 35 Kota Bandung mengalami gejala keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG), Rabu (30/4/2025).

Gejala yang dialami para siswa berupa mual, muntah, diare, dan nyeri perut. Kondisi tersebut mulai dirasakan beberapa jam setelah jam makan siang. Pihak sekolah segera merespons dengan memanggil tenaga kesehatan dari Puskesmas Dago, Dinas Kesehatan Kota Bandung, serta Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Kita hentikan sementara sambil menunggu hasil evaluasi dari Dinas Kesehatan. Program ini akan dilanjutkan jika semua aspek keamanan pangan benar-benar dinyatakan aman,” jelas Humas SMPN 35, Ganjar Sulandiana, Jumat (2/5/2025).

Ganjar menyebutkan pihak sekolah masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mengetahui penyebab pasti keracunan. Dugaan sementara mengarah pada makanan yang disiapkan dari dapur penyedia di kawasan Dipati Ukur.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Anhar Hadian menjelaskan dapur penyedia makanan telah ditutup sementara untuk kepentingan penyelidikan.

“Gejala yang dialami siswa menunjukkan indikasi kuat adanya kontaminasi bakteri. Kami sedang melakukan investigasi menyeluruh mulai dari bahan baku, proses pengolahan, hingga distribusi,” ujar Anhar.

Anhar juga menyampaikan sebagian siswa tidak melapor secara resmi ke fasilitas kesehatan, dan pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan rumah sakit serta klinik di sekitar lokasi sekolah untuk melacak kasus serupa.

Salah satu siswa, Azria mengaku mulai merasakan gejala pada malam hari setelah menyantap makanan MBG. Azria tidak sempat memeriksakan diri ke puskesmas dan hanya mengonsumsi obat-obatan yang tersedia di rumah.

Anhar memastikan insiden ini tidak akan berhenti pada penutupan dapur saja. Pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap tenaga dapur MBG dan memperketat standar keamanan pangan.

“Ini momentum untuk memperbaiki seluruh rantai produksi makanan di sekolah. Kualitas makanan tidak cukup bergizi, tapi harus terjamin keamanannya. Satu kesalahan bisa berdampak besar,” tegas Anhar.

Program MBG merupakan inisiatif pemerintah untuk menjamin kecukupan gizi peserta didik selama proses belajar. Namun, insiden di SMPN 35 menjadi peringatan keras agar pengawasan mutu dijalankan secara ketat dan berkelanjutan.(dsn)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.