News

Lembur Katumbiri, Kampung Mural Penuh Warna di Tengah Kota Bandung

Radar Bandung - 06/05/2025, 21:36 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Lembur Katumbiri, Kampung Mural Penuh Warna di Tengah Kota Bandung
Lembur Katumbiri RW 12 di kawasan Gang Bp. Ehom, Jalan Siliwangi, Kota Bandung. Destinasi wisata baru karya seni mural. (Foto. Dok. Pemkot Bandung/For. Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Wajah baru RW 12 di kawasan Gang Bp. Ehom, Jalan Siliwangi, kini tampil memikat. Deretan mural warna-warni menghiasi tembok rumah warga, menjelma menjadi kampung seni bernama Lembur Katumbiri. Wali Kota Bandung Muhammad Farhan secara resmi meresmikan kawasan ini sebagai ruang publik kreatif hasil kolaborasi lintas sektor.

Menurut Farhan, Lembur Katumbiri bukan sekadar proyek estetika. Ia adalah simbol kuatnya gotong royong antara masyarakat, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DSDABM), serta keterlibatan seniman mural nasional, Kapten John Martono.

Farhan menegaskan inisiatif ini merupakan perwujudan harmonis antara kreativitas dan partisipasi warga.

“Ini bukan proyek pemerintah semata. Ini bukti jika warga, birokrat, dan seniman bersatu, maka lahir karya yang hidup dan membanggakan. Lembur Katumbiri bukan hanya jadi lebih indah, tapi juga bercerita,” ujar Farhan di kawasan Gang Bp. Ehom, Jalan Siliwangi, Selasa (6/5/2025).

Lebih dari sekadar mempercantik lingkungan, Lembur Katumbiri dirancang menjadi destinasi wisata alternatif. Dengan konsep hidden gem, Farhan berharap kawasan ini menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun luar kota yang mencari spot konten unik dan artistik.

“Silakan warga manfaatkan peluang ini. Bisa buka tempat jajan, bikin pojok foto, atau tempat duduk santai. Tapi tetap jaga kebersihan dan keselamatan bersama,” ungkapnya.

Di balik mural-mural penuh warna itu, tersimpan kisah panjang perjuangan dan impian seorang seniman. Sang penggagas, Kapten John Martono mengaku proyek ini sudah diimpikan sejak 2018. Kala itu, ia mulai melukis mural di tepian sungai dengan alat seadanya, lalu mengedit dokumentasinya menggunakan ponsel.

“Dulu saya hanya bisa membayangkan. Tapi hari ini, semuanya nyata. Kampung ini berubah jadi galeri raksasa yang hidup,” ujar Kapten John.

Menurut Kapten John, proses kreatif mural Lembur Katumbiri memakan waktu 17 hari. Sekitar 200 rumah dihiasi lukisan, dikerjakan bersama tim seniman, pekerja DSDABM, dan warga RW 12 yang terbagi dalam kelompok kerja per RT. Menariknya, sebagian dinding sengaja dibiarkan kosong untuk memberi ruang ekspresi bagi warga yang ingin berkontribusi secara langsung.

“Saya ingin mural ini bukan hanya datang dari saya, tapi dari hati warga juga. Kalau mereka mau gambar macan putih, bunga, atau tokoh lokal, silakan. Ini milik kita bersama,” ungkap Kapten John.

Kapten John menambahkan proyek ini tidak hanya berdampak visual, tetapi juga sosial. Antusiasme warga tampak dari keterlibatan aktif mereka dalam memilih warna, menentukan desain, hingga memegang kuas sendiri. Lurah, Ketua RW, perangkat RT, hingga anak-anak turut serta, menjadikan Lembur Katumbiri sebagai proyek seni yang menyatukan generasi dan aspirasi.

“Respons warga luar biasa. Mereka semangat sekali. Ada yang rela begadang demi mengecat bagian rumahnya sendiri,” ujar Kapten John.

Kapten John menyampaikan saat ini, Lembur Katumbiri berdiri bukan hanya sebagai kampung mural, melainkan monumen kolaborasi, ruang ekspresi warga, sekaligus titik baru dalam peta wisata kreatif Kota Bandung.

“Kota ini kembali membuktikan seni bisa mengubah wajah lingkungan dan lebih penting lagi, menguatkan ikatan sosial di dalamnya,” pungkas John.(dsn)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.