RADARBANDUNG.id – Komitmen Generali Indonesia dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau terus diperkuat. Kali ini, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia menjalin kerja sama strategis dengan Jejakin, perusahaan teknologi lingkungan, guna memperluas dampak dari inisiatif keberlanjutan perusahaan, PLAN & PLANT.
Melalui kolaborasi ini, Generali Indonesia akan memperluas wilayah penanaman mangrove dan memanfaatkan teknologi pemantauan berbasis data untuk memastikan pertumbuhan pohon berlangsung optimal. Inisiatif ini tidak hanya fokus pada upaya mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat lokal serta pelestarian ekosistem pesisir secara inklusif dan berkelanjutan.
Kerja sama ini secara resmi diluncurkan pada Rabu (7/5) di kawasan Taman Wisata Alam Angke, PIK, Jakarta Utara, yang juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Bumi. Acara dihadiri oleh jajaran manajemen Generali Indonesia, termasuk President Director & CEO Rebecca Tan, serta Chief Marketing Officer Elia C. Wijaya. Dari pihak Jejakin, hadir Sudono Salim selaku Chief Growth Officer dan Andreas Djingga sebagai Chief Operating Officer.
“Di tengah tantangan iklim global, upaya menuju keberlanjutan menjadi prioritas kami. Kemitraan ini mencerminkan visi jangka panjang Generali untuk menciptakan nilai berkelanjutan bagi lingkungan, masyarakat, dan pemangku kepentingan,” ujar Rebecca Tan.
Program PLAN & PLANT merupakan bagian dari komitmen hijau Generali Indonesia. Lewat inisiatif ini, setiap polis asuransi yang dimiliki nasabah sesuai ketentuan akan dikonversi menjadi satu pohon mangrove yang ditanam. Sejak diluncurkan pada 2023, lebih dari 15.200 pohon mangrove telah ditanam, membantu mengimbangi lebih dari 4,5 juta kilogram emisi karbon.
Setelah sebelumnya melakukan penanaman mangrove di Geopark Ciletuh, Jawa Barat, Generali kini melanjutkan programnya ke Desa Ujungalang, Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah. Wilayah ini dipilih karena memiliki potensi besar untuk restorasi pesisir dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.
“Dengan platform Jejakin, pertumbuhan pohon bisa dipantau secara transparan dan real-time. Ini bukan sekadar penanaman, tapi langkah strategis berbasis teknologi untuk masa depan,” ungkap Sudono Salim.
Mangrove dikenal sebagai penyerap karbon paling efisien — mampu menyerap karbon 4 kali lebih banyak dibandingkan hutan daratan. Menurut UNESCO, satu pohon mangrove yang hidup selama 25 tahun dapat menyerap emisi setara tiga kali penerbangan Jakarta–Singapura.
Dengan menanam mangrove, Generali tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga garis pantai dan melindungi keanekaragaman hayati pesisir. (pra)