RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melangkah cepat memperkuat ketahanan wilayah terhadap potensi bencana. Di tengah meningkatnya kesadaran akan ancaman alam yang mengintai, dua kecamatan, Cidadap dan Sukasari, dipilih menjadi lokasi baru pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) tahun 2025.
Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Soni Bahktiar mengungkapkan langkah ketahanan wilayah terhadap potensi bencana menjadi bagian dari strategi terencana untuk meminimalkan risiko di daerah rawan. Kota Bandung yang berada di kawasan cekungan dan dikelilingi lima sesar aktif dikenal memiliki potensi gempa yang cukup tinggi. Sesar Lembang, Legok Kole, Jati, Cileunyi hingga Tanjungsari, serta Cicalengka, disebut sebagai pemicu utama kerentanan tersebut.
Soni Bahktiar pun menjelaskan inisiatif membentuk KSB bukan semata respons pasca kejadian, melainkan langkah proaktif menciptakan kesiapsiagaan sejak dini.
“Kita tidak bisa menunggu bencana datang baru bertindak. Edukasi dan kesiapsiagaan warga harus dibangun sejak sekarang,” tegas Soni saat dikonfirmasi, Kamis (8/5/2025).
Menurutnya, konsep Kampung Siaga Bencana tidak hanya menyasar infrastruktur atau distribusi logistik semata. Lebih dari itu, esensinya adalah menanamkan budaya tanggap bencana di tengah masyarakat. Dalam praktiknya, warga dibekali pengetahuan tentang jalur evakuasi, teknik penyelamatan, hingga pembagian peran saat kondisi darurat terjadi.
Ia pun menjelaskan data dari Dinas Sosial menunjukkan separuh dari total 30 kecamatan di Kota Bandung masuk dalam kategori rawan bencana. Dengan metode zonasi merah, kuning, dan hijau, pemetaan risiko dilakukan untuk menentukan prioritas intervensi. Fokus utama ditujukan pada zona merah, wilayah dengan potensi dampak terbesar.
“Pembangunan KSB difokuskan di titik-titik kritis. Ini bukan sekadar tugas pemerintah, tapi gerakan kolektif. Masyarakat harus turut ambil bagian,” ujar Soni.
Menurutnya, hingga awal 2025, dua KSB telah beroperasi aktif di Mandalajati dan Ujungberung. Jika rencana penambahan dua kampung siaga di Cidadap dan Sukasari berjalan lancar, maka Bandung akan memiliki empat KSB sebagai basis tanggap darurat bencana yang siap diberdayakan kapan saja.
Soni menambahkan, Pemkot Bandung menargetkan pembentukan 15 KSB dalam beberapa tahun ke depan. Visi utamanya adalah mencetak masyarakat yang tangguh secara mandiri, bukan sekadar bergantung pada bantuan eksternal saat krisis terjadi.
“Ketahanan kota bukan dibangun dari beton atau alat berat semata, melainkan dari pengetahuan, gotong royong, dan kewaspadaan warganya. Inilah inti Kampung Siaga Bencana,” pungkasnya.(dsn)