RADARBANDUNG.ID, SOREANG- Kabupaten Bandung menjadi salah satu wilayah terdampak paling parah dari 100 kejadian banjir yang terjadi di Jawa Barat sepanjang awal tahun 2025.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat, hingga Maret 2025.
Dalam data tersebut banjir besar melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Bandung, menyebabkan 34.826 jiwa atau 11.032 kepala keluarga terdampak, serta 246 kepala keluarga mengungsi.
Sedikitnya 8.043 rumah dan sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah turut terendam banjir dengan ketinggian air antara 30 hingga 120 sentimeter.
Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang, dan Rancaekek tercatat sebagai daerah yang paling sering terdampak banjir. Kejadian banjir terbaru terjadi di Cimaung Kabupaten Bandung.
Di sisi lain, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Barat menilai bahwa bencana banjir di kawasan Kabupaten Bandung diperparah oleh minimnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) serta regulasi pembangunan yang longgar.
Manager Advokasi dan Kampanye WALHI Jabar, Hannah, menyatakan bahwa alih fungsi lahan secara masif dari ruang terbuka hijau dan pertanian menjadi kawasan permukiman telah mengurangi daya serap air di kawasan hulu.
“Perubahan fungsi lahan ini membuat air hujan tidak lagi terserap maksimal. Tanpa KLHS yang memadai, sangat wajar jika banjir menjadi semakin parah,” ujar Hannah, Kamis (8/5/2025).
Ia menambahkan bahwa hingga kini belum ada KLHS khusus untuk kawasan Bandung raya, meskipun wilayah ini telah ditetapkan sebagai pusat pengembangan kota atau teknopolis.
“Selain itu, izin-izin pembangunan yang mudah keluar tanpa kajian lingkungan yang komprehensif turut memperparah kondisi drainase dan infiltrasi air,’’ ujar dia.
WALHI mendesak pemerintah daerah untuk segera menyusun KLHS dan memperketat pengawasan tata ruang agar kejadian serupa tidak terus berulang di masa mendatang. (kus)