RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Setelah sempat ditutup selama sepuluh hari penuh, Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pasar Ciwastra kini kembali beroperasi. Namun bukan sekadar dibuka kembali, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung langsung menggelar strategi baru untuk mengatasi akar persoalan sampah yang selama ini menghantui kawasan tersebut.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Salman Faruq, menegaskan pembukaan kembali TPS ini dibarengi dengan sistem pengelolaan yang diperketat. Penutupan sebelumnya, telah dimanfaatkan secara optimal untuk membersihkan tumpukan sampah yang sempat menggunung dan mengganggu warga sekitar.
“Selama sepuluh hari itu, kami fokus membersihkan area TPS. Sekarang kondisinya sudah terkendali dan tidak lagi menimbulkan keresahan. TPS Pasar Ciwastra sudah clean up,” ujar Salman saat dikonfirmasi, Kamis (8/5/2025).
Salman menjelaskan guna mencegah kembali terjadinya penumpukan, Pemkot Bandung kini menerapkan sistem pembuangan sampah secara bergilir dari tiap kecamatan. Artinya, tidak semua wilayah dibolehkan membuang sampah ke TPS Pasar Ciwastra dalam waktu bersamaan. Sistem ini dirancang agar distribusi volume sampah lebih merata dan terencana.
“Misalnya, Senin giliran kecamatan A, Selasa kecamatan B, dan seterusnya. Dengan begitu, arus masuk sampah bisa dikendalikan dan tidak lagi menumpuk dalam satu waktu,” jelas Salman.
Menurutnya, ini disebut sebagai solusi jangka pendek yang diyakini mampu stabilkan situasi di lapangan, sembari menunggu penguatan sistem jangka panjang yang sedang disiapkan Pemkot Bandung.
Salman pun mengungkapkan tidak berhenti pada solusi darurat, DLH Kota Bandung juga merancang sistem jangka panjang yang meniru pola pengelolaan di TPS Pasar Induk Caringin. Dalam model ini, tiap Rukun Warga (RW) akan memiliki titik kumpul sampah tersendiri. Armada pengangkut dari DLH akan langsung menjemput sampah dari titik-titik tersebut, tanpa harus menumpukkannya terlebih dahulu di TPS besar seperti Pasar Ciwastra.
“Sistem rute ini, TPS Ciwastra ke depan tidak lagi menerima sampah dari berbagai wilayah. Armada akan langsung menjemput ke titik RW. Ini jelas akan mengurangi beban TPS dan menjaga lingkungan tetap bersih,” ungkapnya.
Seiring penerapan sistem baru ini, Salman memastikan kondisi terkini di TPS Pasar Ciwastra sudah membaik secara signifikan. Meski sempat mengalami lonjakan volume sampah sebelum penutupan, kini area tersebut dinilai lebih bersih dan siap mendukung skema pengelolaan yang lebih terstruktur.
“Sudah aman. Memang saya belum cek langsung hari ini, tapi laporan terakhir menunjukkan volume sampah tersisa sudah sangat sedikit,” tambahnya.
Menurutnya, upaya ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pemkot Bandung dalam mengelola persoalan sampah secara sistemik. Dengan memperkuat pengawasan, mengatur alur pembuangan, dan mendesentralisasi titik pembuangan, Pemkot berupaya menciptakan sistem persampahan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Lebih lanjut, ia menutup, kawasan TPS Pasar Ciwastra diharapkan tidak lagi menjadi titik rawan krisis sampah seperti sebelumnya. Sebaliknya, melalui kolaborasi antarwilayah dan pengelolaan yang disiplin, kawasan ini bisa menjadi contoh tata kelola persampahan modern yang terintegrasi.(dsn)