News

Sistem Tiket Digital Persib Dikeluhkan Bobotoh, Calo Masih Kuasai Stadion GBLA

Radar Bandung - 09/05/2025, 22:51 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Sistem Tiket Digital Persib Dikeluhkan Bobotoh, Calo Masih Kuasai Stadion GBLA
Suasana Stadion GBLA, Kota Bandung, usai pertandingan Persib Bandung vs Barito Putera. (Foto. Taofik Achmad Hidayat/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Antusiasme Bobotoh untuk mendukung Persib Bandung saat menjamu Barito Putera di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jumat (9/5/2025), memunculkan cerita lain di balik gemuruh stadion. Sejumlah penonton mengeluhkan kesulitan mengakses tiket resmi, sementara calo masih leluasa menawarkan tiket dengan harga selangit.

Salah satu suara keluhan datang dari warga Kuningan, Jawa Barat, Alfiansyah yang mengaku frustrasi akibat tidak bisa mengakses aplikasi resmi Persib. Padahal, ia sudah bertekad hadir langsung mendukung tim kesayangannya dari tribun stadion.

“Saya udah coba masuk ke akun di aplikasi Persib, tapi selalu gagal verifikasi. Sudah unggah foto KTP juga tetap gak bisa,” ujar Alfiansyah, Jumat (9/5/2025) malam.

Menurutnya, ketidakberhasilan mengakses tiket resmi membuat Alfiansyah memilih jalur lain, membeli tiket dari calo. Tapi keputusan itu justru membuka persoalan baru. Ia terkejut ketika ditawari harga tiket yang jauh melampaui harga normal.

“Calo kasih daftar harga, ada yang Rp450 ribu buat tribun timur dan utara, bahkan sampai Rp650 ribu buat VIP utama,” ungkapnya.

Ia menambahkan padahal berdasarkan informasi resmi dari aplikasi Persib, harga tiket pertandingan hanya berkisar antara Rp 125 ribu hingga Rp 250 ribu. Alfiansyah menilai selisih harga tersebut tidak masuk akal dan merugikan suporter.

“Kalau lihat di grup Telegram komunitas Bobotoh, harga dari calo itu udah umum segitu. Tapi tetap saja, ini membuktikan sistem tiket digital belum berjalan optimal,” tambahnya.

Alfiansyah mengaku memperoleh tawaran tiket melalui pesan WhatsApp yang mencantumkan harga secara rinci. Ia menduga praktik semacam ini tidak hanya dilakukan oleh satu dua orang, melainkan terorganisir.

“Ada tulisan WTS (want to sell) tiket. Lengkap semua harga tribun. Padahal jelas-jelas sistem resmi hanya satu KTP satu tiket,” jelasnya.

Ia pun mempertanyakan bagaimana calo bisa mendapatkan banyak tiket, sementara suporter resmi kesulitan masuk sistem. Menurutnya, ada celah yang dimanfaatkan oknum tertentu untuk memborong tiket dan menjualnya kembali.

“Kalau beli buat dijual lagi, apalagi sampai lima tiket, itu udah bukan haknya. Walaupun dia beli dari aplikasi juga, menurut saya itu tetap ilegal,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan kejadian ini menambah daftar panjang persoalan dalam digitalisasi sistem tiket pertandingan. Di satu sisi, aplikasi Persib dimaksudkan untuk mengurangi praktik percaloan, namun di lapangan, calo justru masih mendominasi.

“Harapan saya ke depan, sistem aplikasi Persib benar-benar diperbaiki. Jangan sering error, verifikasi KTP harus lebih akurat. Jangan sampai calo masih punya ruang untuk ambil untung dari suporter,” ungkap Alfiansyah.

Ia juga menyoroti kondisi di sekitar stadion yang masih dipenuhi penjual tiket dadakan. Padahal sistem satu identitas satu tiket seharusnya bisa mencegah hal itu terjadi.

“Masih banyak yang nawarin tiket langsung ke penonton di luar stadion. Ini membuktikan pengawasan juga belum maksimal,” pungkasnya.(dsn)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.