RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Program masuk ke barak ala Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terus berkembang. Setelah menerapkan untuk pelajar “nakal”, kini mantan bupati Purwakarta itu akan memasukkan para preman yang membuat onar ke barak militer.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berbincang dengan salah seorang siswa di barak militer. Foto : Youtube Dedi Mulyadi Cahnnel. Sementara itu foto atas, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan pers kepada awak media di Kantor Kementerian HAM, Jakarta Selatan, Kamis (8/5/2025). Dery Ridwansah/ JawaPos.com
Alasannya, preman yang membuat onar kerap meresahkan masyarakat dan investor.
Apalagi preman yang berkedok anggota organisasi masyarakat (ormas).
Apalagi, dalam kelompok yang mengatasnamakan sebagai organisasi kemasyarakatan atau ormas.
Banyak dari mereka kerap bertindak sesuka hati, mengganggu masyarakat dengan melakukan pemalakan dan pungutan liar.
Dedi Mulyadi memastikan preman akan dibina di barak militer.
Dia mengklaim langkah itu bukan tindakan represif, melainkan edukatif dan produktif.
Para preman akan dibina melalui pelatihan di barak militer, kemudian diberdayakan atau dipekerjakan untuk membantu proyek-proyek pembangunan di Jawa Barat.
“Saya di bulan Juni, Juli dan seterusnya akan melakukan pembinaan preman-preman yang biasa bikin onar. Akan kami masukan ke barak militer untuk mendapat pendidikan dan dikoneksikan dengan pembangunan,” ujar Dedi Mulyadi dalam pernyataan yang diunggah di akun Instagram @dedimulyadi71.
Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk meredam tindakan premanisme, tetapi juga memberi kesempatan bagi para pelakunya untuk berubah dan hidup secara produktif.
Setelah melalui pelatihan disiplin, mereka akan dilibatkan dalam berbagai proyek pembangunan daerah, seperti pembangunan jalan, jembatan, sekolah, dan rumah untuk rakyat miskin.
“Mereka nanti bekerja di pembangunan-pembangunan yang hari ini digerakkan oleh Pemprov Jabar: bangun jalan, bangun irigasi, bangun jembatan, bangun sekolah, bangun rumah rakyat miskin, dan masih banyak sekali proyek pembangunan,” jelas orang nomor satu di Jawa Barat itu.
Dedi Mulyadi juga menekankan bahwa premanisme sering kali muncul bukan semata karena kriminalitas, melainkan akibat pengangguran dan keengganan untuk bekerja keras.
“Premanisme ini juga akibat karena nganggur, orang tidak mau bekerja tapi ingin punya duit. Cukup nongkrong, duduk, minum, bergerombol, kemudian mereka mendatangi satu tempat untuk dapat uang,” ungkap Dedi Mulyadi. (jpc)