News

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Sentil Kepala Desa se-Jabar Begini: di Otaknya Cuma Ada Dana Desa

Radar Bandung - 20/05/2025, 14:27 WIB
Azam Munawar
Azam Munawar
Tim Redaksi
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Sentil Kepala Desa se-Jabar Begini: di Otaknya Cuma Ada Dana Desa
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebut kepala desa tidak ada bedanya dengan pegawai biasa Foto : YouTube/Kang Dedi Mulyadi Channel

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Selain menjadi penguasa di pusat pemerintahan, kursi kepala desa juga menjadi incaran para raja-raja kecil di daerah.

Nggak sedikit orang rela berjuang demi bisa menjadi kepala desa.

Sebab di beberapa tempat, posisi kepala desa atau kades dikenal dengan tempat yang juga “basah”.

Walaupun memiliki status sebagai pejabat desa, sayangnya, tak sedikit dari para kepala desa ini tidak memiliki sifat sebagai pengayom, sebagai pamong desa yang harusnya jadi pelayan bagi masyarakat desa.

Nggak heran, saat memberikan sambutan di acara Pelantikan DPD Apdesi Jawa Barat 2025, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi turut menyentil para kades di wilayah Jawa Barat.

Dedi Mulyadi menyinggung tentang kelemahan pemimpin di tingkat desa.

“Apa sih kelemahan pemimpin kepala desa hari ini? Saya jujur katakan, kepala desa hari ini menjelma menjadi ahli adminitratif,” ungkap Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi mengatakan, kepala desa saat ini menjelma menjadi pekerja administratif bukan tanpa alasan.

Kepada seluruh pengurus dan anggota Apdesi se-Jabar, Gubernur Jawa Barat menyebutkan alasan pernyataannya itu.

“Saya sudah tidak bisa membedakan, mana kepala desa, mana pegawai. Kenapa mana kepala desa, mana pegawai? hidupnya di otaknya cuma satu, iyeu dana desa, asup administrasikeun kumaha carana nyokot tapi teu kapanggih,” katanya berbahasa Sunda.

Melansir Radar Bogor (Grup JawaPos), Dedi Mulyadi menilai, hal tersebut harus segera dibenahi.

“Kehilangan kedua kepala desa ini adalah kehilangan watak culture, watak budaya, watak pemimpin lingkungan, kehilangan hubungan dengan masa lalunya kepala desa,” tuturnya.

Tidak hanya itu, menurut Dedi Mulyadi, kepala desa juga kehilangan hubungan dengan leuweung larangannya dan kehilangan hubungan dengan mata airnya.

“Karena hubungannya sudah tidak ada, lahirlah kepala desa yang gelisah,” lanjutnya.

Dedi Mulyadi menilai, kegelisahan tersebut karena lingkungan tidak bisa menerima.

“Gelisah apa? duit cukup, mobil banyak, tapi gelisah terus kenapa? Karena lingkungannya tidak bisa menerima, maka hidupnya tidak ada ketenangan dan kedamaian,” tandasnya.(jpc)


Terkait Jawa Barat
Pemprov Jabar Terus Berupaya Menekan Angka Pinjaman Rentenir
Jawa Barat
Pemprov Jabar Terus Berupaya Menekan Angka Pinjaman Rentenir

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan penjelasan larangan study tour untuk siswa SMA. Semu aitu tidak terlepas banyaknya orang tua yang terpaksa meminjam uang kepada rentenir. Larangan study tour merupakan satu dari beberapa kebijakan yang sudah dikeluarkan selama dia menjabat sebagai gubernur. Hal lainnya adalah acara wisuda, outing class atau acara yang […]

Jalankan Instruksi Prabowo, Dedi Mulyadi Bersama Polda Tutup Praktik Rentenir Berkedok Koperasi
Jawa Barat
Jalankan Instruksi Prabowo, Dedi Mulyadi Bersama Polda Tutup Praktik Rentenir Berkedok Koperasi

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi segera menindaklanjuti instruksi Presiden Prabowo untuk memerangi praktik rentenir atau bank gelap berkedok koperasi. Ia sudah berkoordinasi dengan Kapolda Jabar untuk menjalankan kebijakan tersebut. Hasil pendalaman sementara, praktik rentenir atau bank gelap berkedok koperasi masih banyak ditemukan di berbagai wilayah, khususnya Kawasan pinggiran. Banyak warga yang tergiur […]

Dedi Mulyadi Tetap Larang Siswa Study Tour, Ini Alasannya
Jawa Barat
Dedi Mulyadi Tetap Larang Siswa Study Tour, Ini Alasannya

RADARBANDUNG.id, BANDUNG- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tetap tidak akan mencabut Surat Edaran (SE) larangan study tour bagis siswa SMA se-derajat di Jawa Barat. Menurut dia, dasar kebijakan itu lebih berfokus meringankan beban orang tua siswa. Diketahui, sopir bus melakukan unjuk rasa meminta Dedi Mulyadi mencabut SE. Aksi tersebut berlangsung di depan Gedung Sate pada […]

Rayakan Bulan Muharram dengan Berbagi Kebahagiaan dan Penuh Keberkahan Bersama Anak Yatim-Dhuafa
Jawa Barat
Rayakan Bulan Muharram dengan Berbagi Kebahagiaan dan Penuh Keberkahan Bersama Anak Yatim-Dhuafa

RADARBANDUNG.id – Bulan Muharram merupakan salah satu bulan mulia dalam kalender Islam yang memiliki makna mendalam bagi umat Muslim. Selain menandai awal tahun baru Hijriyah, Muharram juga dikenal sebagai bulan yang identik dengan kepedulian terhadap anak yatim, terutama pada tanggal 10 Muharram atau Hari Asyura. Tak mau melewatkan bulan mulia ini, Yayasan Rohmatul Ummah Masjid […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.