News

Cerita Siti Maria Ulfa, Petugas Haji yang Rawat Jemaah Lansia Seperti Ibunya Sendiri

Radar Bandung - 21/05/2025, 15:14 WIB
Azam Munawar
Azam Munawar
Tim Redaksi
Cerita Siti Maria Ulfa, Petugas Haji yang Rawat Jemaah Lansia Seperti Ibunya Sendiri
Petugas Haji Siti Maria Ulfa (kanan) bersama Junaina dan anaknya, Fatima Zahro CJH asal Jember yang sempat terpisah dengan ibunya. Foto : Dhimas Ginanjar/JawaPos.com

RADARBANDUNG.ID, MAKKAHWajahnya ramah, tutur katanya tenang.

Di tengah lalu-lalang jemaah yang telah diberangkatkan ke Makkah, Siti Maria Ulfa, 40, tampak berbincang di Hotel Abraj Tabah, Madinah, mendampingi seorang jemaah lansia dan anaknya.

Siang itu, Selasa (20/5/2025), ia tengah memastikan Fatimah Zahro, 41, dan ibunya, Junaina M Yoyyib, 61, bisa tetap berangkat bersama ke Makkah. Sebab, jemaah asal Jember dari kloter SUB 31 itu sempat terpisah. Keduanya sempat terdaftar di bus berbeda karena beda syarikah.

Tapi Fatimah menolak berpisah. Petugas pun mengambil langkah khusus: mencabut nama mereka dari manifest dan memfasilitasi keberangkatan khusus ke Makkah.

Bagi Maria Ulfa, itu bukan kasus pertama. Dalam tugasnya sebagai petugas Tim Lansia Sektor 2 Madinah, menangani jemaah lanjut usia, apalagi yang tanpa pendamping atau terpisah, sudah jadi rutinitas harian. Tapi itu bukan rutinitas yang biasa.

“Kalau lihat jemaah lansia, rasanya kayak lihat orang tua saya sendiri,” ujarnya perlahan, matanya mulai berkaca-kaca.

“Saya belum bisa ngerawat ibu saya sendiri di kampung. Tapi di sini, saya bantu ibu-ibu orang lain. Itu jadi bentuk bakti saya,” lanjutnya. Ia terdiam sejenak, lalu mengusap air mata yang menetes.

Maria Ulfa bukan tenaga medis. Ia adalah seorang ASN di Kementerian Agama RI, menjabat sebagai Ketua Tim Beasiswa Pendidikan Tinggi Keagamaan di Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA).

Tapi saat bertugas di haji, jabatan ditanggalkan sementara.

Yang ada hanya rasa tanggung jawab sebagai pelayan jemaah lansia.

Perempuan yang tinggal di Jakarta Selatan itu sejatinya lahir di Demak, dan seorang ibu dari tiga anak.

Tapi selama di Madinah, ia seolah menjelma jadi anak bagi puluhan orang tua jemaah yang ia dampingi.

Setiap hari, ia menerima laporan dari ketua kloter atau langsung dari jemaah yang lansianya butuh bantuan khusus. Mulai dari jemaah yang tidak bisa bergerak sendiri, yang lupa karena demensia, hingga yang terpisah dari anak atau pasangannya karena sistem distribusi berdasarkan syarikah.

“Ada yang saya bantu ganti popoknya di toilet, ada juga yang saya bantu bersihin badannya, bajunya, sampai saya antar sendiri ke kamar,” ceritanya.

Dalam satu kasus, ia bahkan harus mengantar lansia yang linglung hingga berkali-kali karena terus lupa di mana kamarnya.

“Kalau kita gak sabar, bisa marah. Tapi saya tahan. Saya anggap beliau kayak ibu saya sendiri.”

Ia sadar, kerja di Tim Lansia bukan sekadar tugas administratif. “Ini bukan soal SOP, ini soal hati. Kadang saya bantu mereka bukan karena perintah, tapi karena saya tahu mereka benar-benar butuh dibantu,” tegasnya.

Di lapangan, tantangan terbesarnya adalah jemaah lansia tanpa pendamping atau pendamping yang pasif.

“Pendamping itu kuncinya. Kalau aktif dan sigap, kita enak. Tapi kalau bingung dan pasif, kita yang harus gercep,” ujarnya.

Salah satu pengalaman yang paling ia ingat adalah saat menangani seorang anak yang nekat ingin membayar taksi sendiri dari hotel ke terminal demi bisa bertemu dan mengantar ibunya yang berusia 89 tahun.

Anak itu terpisah kloternya karena saat pesawat yang membawanya ke Madinah isi avtur di Medan, dia sakit. Oleh dokter, dia dinyatakan tidak layak terbang dan harus dirawat dulu. Setelah sembuh, dia baru menyusul ibunya yang sudah lebih dulu di Madinah.

“Saya lihat sendiri itu anaknya. Dia nangis di depan saya. Itu bikin saya merasa, di sini saya belajar jadi anak yang baik, meski bukan kepada ibu saya sendiri,” tuturnya.

Maria Ulfa percaya, tugasnya bukan sekadar memastikan jemaah tiba di Makkah. Tapi memastikan mereka sampai dengan utuh, selamat, dan tetap merasa dimanusiakan.

“Ini tugas pelayanan. Kalau kita malah gak layani, rasa hati kita yang gak tenang,” katanya.

Ia tak ingin dianggap luar biasa. Yang ia harapkan hanya satu: semoga lewat pelayanannya, para lansia yang datang ke Tanah Suci bisa menunaikan ibadah dengan tenang dan nyaman.(jpc)


Terkait Internasional
477 Jemaah Lansia Indonesia Difasilitasi Safari Wukuf, Ibadah Haji Khusus Berjalan Lancar
Internasional
477 Jemaah Lansia Indonesia Difasilitasi Safari Wukuf, Ibadah Haji Khusus Berjalan Lancar

RADARBANDUNG.ID, MAKKAH – Pemerintah melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kembali menjalankan program Safari Wukuf Khusus Lansia untuk memfasilitasi jemaah haji Indonesia yang memiliki keterbatasan fisik, lanjut usia (lansia), atau risiko tinggi (risti). Total 477 jemaah haji Indonesia mengikuti program ini dan diberangkatkan ke Arafah dengan 15 armada bus. Selama pelaksanaan, jemaah haji Indonesia didampingi oleh 118 personel dari […]

Laksanakan Wukuf di Arafah, Jemaah Diminta Hemat Tenaga Selama Puncak Haji
Internasional
Laksanakan Wukuf di Arafah, Jemaah Diminta Hemat Tenaga Selama Puncak Haji

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Sesuai dengan keputusan pemerintah Arab Saudi, jemaah haji melaksanakan wukuf di Arafah pada Kamis (5/6/2025). Wukuf menjadi puncak ibadah haji. Kemudian diikuti prosesi penting haji, yaitu mabid di Muzdalifah dan melontar jumrah di Mina. Selama empat hari ke depan, jemaah diminta bisa menghemat tenaga. “Jemaah haji jangan terlalu capek. Jangan terlalu diforsir […]

Amirul Hajj Indonesia Siagakan 14 Ambulans dan 1.050 Nakes di Armuzna untuk Antisipasi Puncak Haji
Internasional
Amirul Hajj Indonesia Siagakan 14 Ambulans dan 1.050 Nakes di Armuzna untuk Antisipasi Puncak Haji

RADARBANDUNG.ID, MAKKAH – Keterbatasan jumlah tenaga kesehatan menjadi tantangan serius dalam pelaksanaan ibadah haji 1446 H/2025 M, terutama menjelang fase puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Dengan jumlah jemaah haji Indonesia mencapai 221.000 orang, sebagian besar lansia dan berpenyakit penyerta (komorbid), jumlah petugas medis yang tersedia sangat timpang. “Jumlah dokter kita hanya sekitar […]

Travel Usul Sebagian Kuota Jemaah Haji Indonesia Dijual Seharga Furoda
Internasional
Travel Usul Sebagian Kuota Jemaah Haji Indonesia Dijual Seharga Furoda

RADARBANDUNG.ID, JAKARTA – Belajar dari kasus tidak keluarnya visa haji furoda, travel keberangkatan haji memberi usul ke pemerintah. Yakni, menyisihkan sebagian kuota haji resmi Indonesia untuk dijual seharga paket haji furoda. Sehingga, ada kepastian jemaah berangkat. Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umroh & Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengaku prihatin. Tahun ini visa haji furoda tidak […]

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.