News

Pasar Dadakan Hewan Kurban, Strategi Jitu Pedagang Musiman Serbu Jalur Emas di Bandung

Radar Bandung - 22/05/2025, 21:01 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Pasar Dadakan Hewan Kurban, Strategi Jitu Pedagang Musiman Serbu Jalur Emas di Bandung

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Hiruk-pikuk menjelang Iduladha 2025 mulai terasa, bukan hanya di masjid-masjid yang bersiap menyambut hari besar umat Islam, tetapi juga di ruas-ruas jalan strategis Kota Bandung yang kini disulap menjadi pasar hewan kurban musiman. Salah satu titik panas yang paling mencuri perhatian berada di kawasan Gedebage, tepatnya di Jalan Soekarno Hatta. Di sana, geliat ekonomi lokal mendadak menggeliat, digerakkan oleh para pedagang musiman yang tahu betul bagaimana memanfaatkan momentum tahunan ini.

Sejak awal Mei, area kosong di sepanjang jalur tersebut mulai dipenuhi deretan kandang darurat yang dihuni puluhan sapi dan kambing. Salah satu yang paling menonjol adalah lapak milik seorang peternak sekaligus pedagang hewan kurban asal Cicalengka. Rusman, rela mendatangkan belasan ekor hewan dari Pati, Jawa Tengah, demi memenuhi permintaan pasar Bandung yang kian meningkat.

“Kita rawat hewan-hewan ini dari awal datang, supaya saat dijual kondisinya prima. Dikasih makan teratur, dijaga jangan stres,” ungkap Rusman saat ditemui di lapaknya, Kamis (22/5/2025).

Bagi Rusman, menjaga kualitas adalah kunci. Ia sadar, kepercayaan pembeli bisa hilang hanya karena satu ekor sapi yang terlihat lesu atau kurus.

Rusman memasang harga bervariasi sesuai kelas dan berat hewan. Untuk sapi, harga berkisar antara Rp25 juta hingga Rp50 juta, sementara kambing dipatok antara Rp3,7 juta hingga Rp7,5 juta. Namun, lebih dari sekadar harga, konsumen kini menaruh perhatian besar pada kondisi fisik hewan. Mereka ingin memastikan hewan yang dibeli sehat, gemuk, dan layak kurban.

Menariknya, Rusman tak hanya mengandalkan pembeli yang datang langsung ke lokasi. Ia turut memanfaatkan media sosial dan aplikasi pesan instan untuk memperluas jangkauan pasar. Foto dan video menjadi senjata utama untuk meyakinkan calon pembeli dari luar kota.

“Sekarang banyak yang beli lewat online. Saya kirim videonya, kalau cocok langsung transfer, kita kirim hewannya. Praktis,” ujarnya.

Berkat strategi digital ini, hingga pertengahan Mei, Rusman mengaku sudah menjual sekitar 40 ekor sapi dan 30 kambing. Untuk pembeli dari Bandung dan sekitarnya, ia bahkan memberikan layanan pengantaran gratis. Tak hanya itu, pelanggan yang memesan lebih awal juga mendapatkan fasilitas penitipan gratis hingga hari penyembelihan.

“Yang penting hewan kurban dirawat baik sampai disembelih. Kita jaga kebersihannya, kita beri makan teratur, supaya pembeli tenang,” tambahnya.

Menempati lokasi strategis tentu tak murah. Rusman mengungkapkan, ia harus merogoh kocek hingga Rp40 juta untuk menyewa lahan di Gedebage selama sebulan penuh. Meski begitu, ia tidak keberatan karena area tersebut berada di jalur utama yang padat lalu lintas, sehingga memperbesar peluang pembeli mampir.

“Kalau jualan di gang sempit, susah dilihat. Di sini posisi kita strategis, gampang diakses dan gampang dilihat,” jelasnya.

Fenomena pedagang musiman seperti Rusman bukanlah hal baru, tapi tahun 2025 geliatnya terasa lebih kuat. Pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan meningkatnya daya beli masyarakat menjadi katalis utama. Di balik kandang-kandang darurat ini, terselip siklus ekonomi tahunan yang menghidupi banyak sektor, dari peternakan, transportasi, logistik, hingga UMKM penyedia pakan dan perlengkapan kandang.

Pasar hewan kurban di Gedebage bukan sekadar tempat transaksi, melainkan simbol bangkitnya semangat wirausaha lokal yang jeli membaca peluang. Dan selama momentum Iduladha masih ada, kisah Rusman akan terus mewarnai denyut ekonomi Kota Bandung setiap tahunnya.(dsn)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.