RADARBANDUNG.ID, MAKKAH – Sebuah video yang beredar di media sosial menyebut jemaah haji Indonesia dari Kloter LOP 7 asal Lombok terlantar di lobi Hotel 210, Makkah, tanpa pendampingan petugas.
Narasi dalam video menyebut jemaah haji kebingungan karena tidak tahu harus ke mana, bahkan harus menunggu lama sebelum diberi kepastian.
Namun, Kepala Sektor 2 Daker Makkah, Ramlan, menegaskan bahwa informasi tersebut tidak sepenuhnya sesuai fakta di lapangan.
Ia mengaku memang sempat terjadi kekeliruan distribusi awal karena keterlambatan informasi, namun penanganan dilakukan cepat dan langsung tuntas di lokasi.
“Ketika saya sampai ke Hotel 209, yang letaknya bersebelahan dengan Hotel 210, saya langsung mendapati jemaah sudah berada di lobi. Kami datang berlima, walau tidak bersamaan. Tapi langsung kami konfirmasi, verifikasi, dan tindaklanjuti,” ujar Ramlan, Kamis (22/5/2025).
Menurutnya, dari hasil pengecekan data, hanya empat jemaah yang memang sesuai penempatan di Hotel 210, sementara lima lainnya ternyata seharusnya berada di sektor 4 dan sektor 10.
Ramlan dan tim kemudian langsung mengantar lima jemaah tersebut ke sektor masing-masing menggunakan kendaraan sektor yang tersedia saat itu.
“Kurang dari satu jam setelah jemaah tiba, kami datang. Dan tidak sampai 30 menit semua selesai. Empat jemaah tetap tinggal di Hotel 210. Yang lainnya kami antarkan ke sektor 4 dan sektor 10,” tegasnya.
Bahkan untuk mencegah kesalahan lanjutan, Ramlan memastikan agar jemaah tidak langsung diturunkan di hotel sektor lain, tapi diarahkan dulu ke kantor sektor sebagai titik koordinasi.
Ia membenarkan bahwa para jemaah sempat mengeluhkan kelelahan dan ingin segera istirahat, sehingga petugas memprioritaskan kecepatan penanganan dibandingkan penjelasan panjang lebar di lokasi.
“Mereka lega, dan akhirnya berterima kasih. Itu yang kami tangkap langsung dari lapangan,” katanya.
Terkait video viral yang menyebar di media sosial, Ramlan mengaku prihatin. Ia menyayangkan narasi yang berkembang terlalu jauh dari fakta.
“Ini sangat kasuistis. Dan kami bergerak cepat menyelesaikannya. Saya terbuka 24 jam untuk tabayun jika ada informasi yang belum jelas. Jangan sampai informasi yang belum utuh malah menyesatkan masyarakat,” ujarnya.
Ramlan juga menegaskan bahwa seluruh petugas sektor terus menjalankan tugasnya maksimal, meski dalam kondisi dinamis dan serba cepat. Koordinasi dengan maktab, ketua kloter, dan tim sektor terus berjalan agar tidak ada jemaah yang terlewat dari layanan.
“Jemaah adalah prioritas utama kami. Tidak ada niat menelantarkan, dan Insya Allah semua masalah akan kami selesaikan langsung di lapangan,” pungkasnya.(jpc)