RADARBANDUNG.ID, DAYEUHKOLOT—Warga Desa Dayeuhkolot dan Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung berharap pemerintah segera memperbaiki tanggul Sungai Cigede yang jebol akibat terjangan air deras untuk mencegah banjir tidak terulang.
Sebelumnya, luapan Sungai Cigede kembali menyebabkan banjir yang merendam permukiman warga di Desa Dayeuhkolot dan Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, pada Jumat (23/5/2025) petang.
Salah satu warga RT 02 RW 17, Iyus mengatakan, banjir yang menimpa puluhan rumah di Desa Citeureup bukan kali ini terjadi. Namun intensitas banjir dua tahun terakhir meningkat.
“Sebenarnya bukan yang pertama, karena sudah puluhan tahun masalah banjir Dayeuhkolot selalu ada. Namun dua tahun terakhir intensitas tingginya banjir meningkat, dengan ketinggian satu meter,” ujarnya, Minggu (25/5).
Pihaknya menduga, adanya tanggul yang jebol memperburuk kondisi banjir yang sering muncul di kampung halamanya.
“Sepertinya ada tanggul yang jebol, pasalnya air cepat meluap dari sungai tersebut,” papar dia.
Banjir yang bermuara dari Sungai Cigede, acapkali membuat genangan air yang surut setelah satu hari. Namun hanya di beberapa titik yang jauh dengan sungai tersebut bisa cepat surut.
“Mungkin karena drainase keluarnya air banjir kurang bagus, sehingga air yang surut terhitung lama,” terang dia.
Imbasnya, banyak warga mengungsi ke kediaman sanak saudaranya di kampung lain. Selain itu, proses pembersihan lumpur sisa banjir juga jadi sedikit tersendat.
“Seperti hari ini, masih ada beberapa lokasi jalan hingga rumah masih harus membersihkan sisa lumpur. Pihaknya berharap ada perbaikan tanggul hingga solusi banjir yang bisa menuntaskan banjir di wilayahnya,” pungkasnya.
Camat Dayeuhkolot, Asep Suryadi, mengatakan volume air di Sungai Cigede meningkat drastis hingga melampaui tinggi tanggul. Air pun meluap dan menggenangi kawasan permukiman warga.
“Debit sungai amat besar, tak tertampung dan melewati batas tanggul,” terang Asep, Jumat malam.
Pihak kecamatan bersama aparatur desa, PMI, dan relawan langsung bergerak mengevakuasi warga terdampak ke titik-titik pengungsian.
Di antaranya selter PMI di samping Kantor Desa Dayeuhkolot serta beberapa masjid yang tidak terendam.
Asep menyebutkan, meski belum dapat dipastikan ada tidaknya tanggul yang jebol, pihaknya tengah menyelisik kemungkinan tersebut.
“Saat ini penanganan difokuskan pada penyelamatan warga dan pendataan korban terdampak,” pungkasnya. (kus)