News

TPU Penuh, Warga Bandung Tak Perlu Panik

Radar Bandung - 29/05/2025, 12:43 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
TPU Penuh, Warga Bandung Tak Perlu Panik
Ilustrasi. Tempat Pemakaman Umum. (Dok. JawaPos)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Hadapi dilema serius yang kian mendesak, kehabisan lahan untuk tempat pemakaman umum (TPU). Dua TPU besar yang selama ini menjadi andalan warga, yakni Sirnaraga dan Nyengseret, dilaporkan hampir tak lagi mampu menampung jenazah baru. Lonjakan populasi, keterbatasan lahan, dan padatnya permukiman menjadi tekanan berat yang tak bisa dihindari.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memilih tidak tinggal diam. Sebuah langkah strategis dan taktis pun diambil untuk menjawab krisis ruang makam, sekaligus menghadirkan konsep pemakaman baru yang lebih manusiawi dan ramah lingkungan.

Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Kota Bandung, Bambang Suhari mengungkapkan dari sekitar 10 TPU di Bandung, hampir semuanya kini berada di ambang batas kapasitas. Bahkan, sejumlah lokasi secara administratif telah dinyatakan penuh.

“Ini bukan sekadar masalah ruang, tapi soal martabat dan keberlanjutan. Penataan ulang kawasan makam sudah menjadi kebutuhan mendesak,” ujar Bambang, Kamis (29/5/2025).

Menghadapi keterbatasan tersebut, menurutnya, Pemkot Bandung merujuk Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2013, yang membuka opsi pemakaman tumpang. Metode ini memungkinkan satu liang lahat digunakan untuk lebih dari satu jenazah, selama masih memiliki hubungan keluarga dan tetap mematuhi norma agama serta etika pemakaman.

“Tumpang bukan hanya soal efisiensi. Ini juga bentuk penghormatan jangka panjang kepada leluhur dan anggota keluarga lainnya,” jelas Bambang.

Lebih penting lagi, Bambang menegaskan untuk seluruh proses teknis pemakaman, mulai dari penggalian, pengurugan, hingga relokasi jenazah, tidak dipungut biaya sepeser pun oleh pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari pelayanan publik yang inklusif dan adil.

Namun demikian, ia menambahkan urusan ritual keagamaan tetap menjadi tanggung jawab keluarga, termasuk kebutuhan pribadi seperti papan nama atau pelapis makam. Meski begitu, warga tetap merasa terbantu karena beban biaya terbesar telah ditanggung pemerintah.

Lebih jauh, Bambang menjelaskan Pemkot Bandung mulai menerapkan kebijakan baru dalam aspek estetika dan lingkungan di kawasan pemakaman. Salah satu gebrakan yang tengah dilakukan adalah penghapusan tembok makam, yang akan digantikan dengan lahan hijau berumput sebagai bentuk ruang hijau terbuka.

“Kami akan mengganti seluruh struktur tembok dengan rumput hijau. Penataan ini akan dilakukan bertahap dan sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah kota,” tegas Bambang.

Bambang mengungkapkan kebijakan ini tidak sekadar merombak tampilan TPU, tapi juga mengedepankan nilai ekologis. Pemkot akan membongkar batu nisan lama, mengangkut material bekas, menyediakan tanah baru, dan memasang nisan yang lebih seragam serta estetis. Bahkan pelapisan rumput pun dirancang untuk tahan cuaca dan mendukung sirkulasi air tanah.

Langkah ini, menurut Bambang adalah bagian dari visi jangka panjang Pemerintah Kota Bandung dalam membangun TPU yang tertib, bersih, dan ramah lingkungan.

Ia menambahkan di balik kebijakan besar ini, tersimpan semangat kuat untuk menciptakan ruang peristirahatan terakhir yang bukan hanya layak secara fisik, tapi juga penuh penghormatan. Kota Bandung berupaya menata ulang cara pandang terhadap kematian, menjadikannya bagian dari sistem tata ruang kota yang berkeadilan dan berkelanjutan.

“Konsep pemakaman tumpang dan kawasan hijau tanpa tembok, Pemkot Bandung bukan hanya menjawab keterbatasan lahan, tetapi juga merintis cara baru dalam memperlakukan ruang pemakaman sebagai bagian dari ekosistem kota yang hidup,” pungkasnya.(dsn)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.