News

Gempa Guncang Kab Bandung, Potensi Longsor dan Puting Beliung Masih Menghantui

Radar Bandung - 30/05/2025, 18:15 WIB
D
Darmanto
Tim Redaksi
Anggota tentara membantu warga membersihkan sisa longsor di Ciwidey Kabupaten Bandung. (eko sutrisno/radar bandung)

RADARBANDUNG.ID, SOREANG — Kabupaten Bandung kembali diguncang gempa bumi pada Jumat (30/5/2025) dini hari. Gempa bermagnitudo 4.2 terjadi pukul 04.12 WIB dengan lokasi 55 km barat daya Kabupaten Bandung, berkedalaman 10 km. Guncangan terasa di Kecamatan Pagelaran, Cianjur, dengan intensitas II-III MMI.

Meski belum ada laporan kerusakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung meminta masyarakat tetap waspada terhadap gempa susulan. Kepala Pelaksana BPBD, Uka Suska Puji Utama menegaskan, gempa adalah ancaman nyata yang bisa datang kapan saja tanpa tanda-tanda awal.

“Belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan gempa akan terjadi. Karena itu, kesiapsiagaan adalah kunci utama,” ujarnya, Jumat (30/5).

Tak hanya gempa bumi, wilayah Kabupaten Bandung menghadapi ancaman bencana lain yang tak kalah serius seperti longsor dan puting beliung. Kawasan lereng, gunung, perbukitan, dan tebing dinilai rentan terhadap pergerakan tanah terutama saat musim hujan.

“Potensi longsor bisa terdeteksi lebih awal, berbeda dengan gempa. Karena itu, masyarakat perlu lebih peka terhadap tanda-tanda seperti retakan tanah atau pohon yang mulai miring,” kata Uka.

Selain itu, cuaca ekstrem berupa hujan deras yang disertai angin kencang atau puting beliung juga mulai sering terjadi belakangan ini. BPBD mengingatkan bahwa perubahan cuaca bisa sangat cepat, terutama di dataran tinggi dan wilayah terbuka.

“Angin kencang bisa muncul tiba-tiba dan membahayakan, terutama jika disertai hujan deras. Kami minta warga lebih berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan,” lanjutnya.

BPBD bersama relawan dan instansi terkait terus meningkatkan pemantauan dan koordinasi di lapangan. Tim siaga disiapkan untuk merespons cepat jika terjadi bencana, termasuk evakuasi dan bantuan darurat.
Uka juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat terkait mitigasi bencana. Menurutnya, kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap potensi risiko bencana akan sangat menentukan keselamatan bersama.

“Kami berharap semua unsur di wilayah mulai dari kecamatan, desa, hingga masyarakat aktif menjaga kesiapsiagaan. Jangan lengah meski situasi terlihat aman,” pungkasnya. (kus)