News

Fenomena Cuaca Ganjil Bandung Pekan Ini, Bisa Berubah Ekstrem dalam Hitungan Menit

Radar Bandung - 31/05/2025, 18:05 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Fenomena Cuaca Ganjil Bandung Pekan Ini, Bisa Berubah Ekstrem dalam Hitungan Menit
Ilustrasi. Cuaca. (Riana Setiawan/Dok. Jawa Pos)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Meski langit terlihat tenang, potensi cuaca ekstrem masih menghantui wilayah Bandung Raya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung mengingatkan masyarakat agar tidak lengah di masa peralihan musim tahun 2025. Sebab, meskipun wilayah Jawa Barat, termasuk Bandung, mulai memasuki awal musim kemarau, cuaca lokal masih menyimpan kejutan yang bisa datang tanpa aba-aba.

Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu menegaskan selama periode 31 Mei hingga 5 Juni 2025, wilayah Bandung Raya masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Bahkan, cuaca ekstrem lokal seperti angin kencang dan kilat petir bisa terjadi tiba-tiba dalam durasi singkat.

“Kondisi langit cerah bukan jaminan bebas hujan. Masa transisi seperti sekarang sering memunculkan cuaca lokal yang sulit diprediksi secara kasat mata,” ujar Rahayu saat dikonfirmasi, Sabtu (31/5/2025).

Menurutnya, dari data yang dihimpun BMKG, suhu udara di siang hari bisa mencapai 31,4°C, membuat warga merasa gerah dan mengira musim kemarau sudah datang sepenuhnya. Namun saat malam hingga dini hari, suhu bisa turun drastis hingga 19°C, menciptakan perbedaan suhu yang signifikan dan berpotensi mengganggu kesehatan.

Lebih lanjut, Rahayu menjelaskan kondisi ini dipicu oleh dinamika atmosfer regional dan global. Meski indikator cuaca global seperti Southern Oscillation Index (SOI) dan Indian Ocean Dipole (IOD) masih dalam kategori normal dan tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan hujan di Indonesia bagian barat, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini aktif di wilayah maritim Indonesia justru memperkuat potensi pembentukan awan hujan.

Tak hanya itu, menurutnya kehadiran gelombang Rossby ekuatorial dan sirkulasi siklonik yang memicu konvergensi udara di atas wilayah Jawa Barat juga memperbesar kemungkinan terjadinya hujan dadakan.

Ia mengungkapkan laut hangat, awan mudah tumbuh, BMKG mencatat anomali suhu permukaan laut (SST) di perairan sekitar Jawa Barat masih cukup hangat, berkisar antara -1.0 hingga +2.8°C. Suhu laut hangat ini berfungsi seperti kompor atmosfer yang menyuplai energi pembentukan awan hujan. Jika dikombinasikan dengan kelembapan udara tinggi yang di Bandung Raya mencapai 50–90%, potensi hujan lokal meningkat, meskipun cuaca secara umum tampak bersahabat.

“Angin dari arah tenggara (monsun Australia) mulai dominan menggantikan angin baratan (monsun Asia). Ini adalah ciri khas awal kemarau. Namun, pada masa transisi ini, gangguan lokal bisa terjadi lebih sering,” tambah Rahayu.

Rahayu menyampaikan prediksi harian Bandung Raya 31 Mei hingga 5 Juni 2025, 31 Mei cerah berawan, potensi hujan sore-malam, suhu 20,6–30,8°C, 1 Juni berawan, hujan ringan pagi-siang, suhu 19,6 hingga 31,0°C, 2 Juni cerah berawan, hujan malam-dini hari, suhu 20,8–30,4°C.

Selain itu, Rahayu pun menyampaikan prediksi harian 3 Juni berawan, hujan ringan siang-sore, suhu 20,0–30,4°C. 4 Juni cerah berawan, hujan siang-sore, suhu 21,2–31,0°C. 5 Juni cerah berawan hingga berawan, hujan sore-malam, suhu 22,0–30,6°C.

Ia menambahkan untuk jangan remehkan hujan lokal, khusus untuk daerah dataran tinggi di Bandung Utara dan Selatan, hujan sesaat saja sudah cukup untuk memicu potensi banjir bandang atau longsor, apalagi jika tanah dalam kondisi jenuh air dari hujan sebelumnya.

Rahayu juga mengingatkan masyarakat yang beraktivitas di luar rumah harus segera mencari tempat aman jika mendung tiba-tiba menebal dan angin mulai bertiup kencang.

“Waspadai hujan singkat disertai petir dan angin. Jangan berteduh di bawah pohon besar atau papan reklame,” tegas Rahayu.

Rahayu pun menjelaskan awal musim kemarau resmi dimulai bertahap, BMKG mencatat awal musim kemarau di Jawa Barat sudah dimulai secara bertahap sejak dasarian pertama April 2025 di beberapa wilayah seperti Bekasi, Karawang, dan Indramayu. Untuk Bandung, kemarau diperkirakan mulai merata pada akhir Mei hingga awal Juni, dan wilayah seperti Garut, Tasikmalaya, dan Pangandaran, baru akan menyusul pada Juli 2025.

“Meski Bandung tengah menyambut musim kemarau, masyarakat tetap diminta untuk tidak terlena oleh cuaca cerah, karena cuaca ekstrem lokal masih bisa hadir sewaktu-waktu dan membawa dampak signifikan,” pungkasnya.(dsn)


Terkait Kota Bandung
Milo Activ Indonesia Race 2025
Kota Bandung
Milo Activ Indonesia Race 2025

RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Sejumlah pelari saat mengikuti Road to MILO ACTIV Indonesia Race 2025 Bandung Raya Series di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (1/6). Bandung menjadi kota ketiga pada rangkaian MILO ACTIV Indonesia Race 2025, dimana diikuti 7.000 pelari yang dibagi dalam dua kategori yaitu 5K dan Family Run 2,5K. Melalui kegiatan ini, […]

Pancasila Harus Hidup, Bukan Dihafal, Hidupkan Pancasila di Era Digital
Kota Bandung
Pancasila Harus Hidup, Bukan Dihafal, Hidupkan Pancasila di Era Digital

Semangat itu jangan dibiarkan menjadi kenangan kosong. Sebab, nilai Pancasila, terutama keadilan sosial, masih sering dikalahkan oleh praktik-praktik ketimpangan.

Mantap! Wali Kota Bandung Muhammad Farhan Dukung Pembangunan Budaya Bersepeda di Kota Bandung
Kota Bandung
Mantap! Wali Kota Bandung Muhammad Farhan Dukung Pembangunan Budaya Bersepeda di Kota Bandung

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Kota Bandung dipresiasi Bike To Work Indonesia sebagai Kota Layak Pesepeda tepatnya pada tahun 2021 lalu. Prestasi ini tentunya berakar dari keberpihakan pemerintah Kota Bandung dalam menghadirkan ruang yang aman dan nyaman bagi pesepeda sehingga dilirik Bike To Work Indonesia. Apresiasi dari Bike To Work Indonesia itulah yang mendorong Bike To […]

Bandung Kejar Ketertinggalan Atasi Banjir, Target 30 Kolam Retensi Rampung 2026
Kota Bandung
Bandung Kejar Ketertinggalan Atasi Banjir, Target 30 Kolam Retensi Rampung 2026

Penanganan banjir bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga pemulihan lingkungan dan pengelolaan tata ruang yang lebih berkelanjutan. Pendekatan terintegrasi, pembangunan kolam retensi, reboisasi wilayah rawan banjir, serta penataan RTH. Pemkot Bandung berupaya mengejar ketertinggalan.

location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.