RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Menjelang perayaan Idul Adha 2025, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengeluarkan seruan penting kepada masyarakat. Di hadapan awak media saat ditemui di kawasan Turangga, Selasa (3/6/2025), ia menyoroti dua hal krusial yang kerap luput dari perhatian, pengelolaan sampah plastik dan limbah organik pasca penyembelihan hewan kurban.
“Saya memang sedang memikirkan soal ini. Terima kasih sudah diingatkan,” ujar Farhan saat ditanya wartawan mengenai antisipasi lonjakan sampah plastik selama Idul Adha, Selasa (3/6/2025).
Farhan menegaskan pihaknya akan segera menggelar koordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk memastikan penggunaan kantong plastik yang lebih ramah lingkungan. Ia menekankan pentingnya penggunaan plastik daur ulang jika masih diperlukan sebagai pembungkus daging kurban.
“Terus terang, hari ini mengelola sampah plastik jauh lebih mudah dibandingkan sampah organik,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Farhan juga mengimbau warga untuk mempertimbangkan pemotongan hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) guna menjamin kebersihan dan keamanan. Ia menyebut, pendaftaran RPH telah dibuka dan bisa diakses secara online maupun langsung melalui kanal resmi DKPP, termasuk Instagram.
“Bagi yang ingin memotong sendiri juga boleh, tapi pastikan yang memotongnya bersertifikat. Jangan ngarang motong hewan qurban! Hewan bisa stres kalau salah penanganan,” tegasnya.
Menurutnya, Kota Bandung saat ini memiliki dua RPH utama yakni di kawasan Cirangrang, Kopo dan di Ciroyom. Biaya pemotongan pun relatif terjangkau, hanya sekitar Rp35 ribu per ekor.
“Kalau sapi memang sebaiknya di RPH karena perlu penanganan khusus. Domba mah terlalu kecil, bisa motong sendiri asal tahu caranya,” jelas Farhan.
Tak hanya soal plastik, Farhan juga menekankan tantangan terbesar Kota Bandung saat ini adalah limbah organik. Menurutnya, pengelolaan daging dan kotoran hewan kurban sering kali menciptakan permasalahan baru jika tidak ditangani dengan tepat.
“Bandung bukan cuma bermasalah dengan sampah plastik, tapi sampah organik juga serius. Limbah penyembelihan harus dikelola dengan baik,” ujarnya.
Sebagai contoh pengelolaan sampah organik yang berhasil, Farhan menyebut Pasar Gedebage sebagai lokasi terbaik saat ini di Bandung. Ia mengajak masyarakat dan pegiat lingkungan untuk melihat langsung bagaimana sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di sana.
Meskipun mengimbau pemotongan di RPH, Farhan juga menyatakan masyarakat tetap diberi ruang untuk melakukan penyembelihan secara mandiri. Namun, prosedur tetap harus dipatuhi demi keamanan, kebersihan, dan kesehatan.
“Ini juga kesempatan bagi para pemotong hewan lokal untuk mendapatkan penghasilan. Tapi ya, kita pastikan yang beroperasi di RPH adalah yang terlatih,” tegasnya.
Dengan waktu yang semakin dekat menuju Idul Adha, Farhan berharap warga Bandung lebih bijak dalam menyambut hari raya, bukan hanya dengan niat ibadah, tapi juga dengan kesadaran akan dampak lingkungan.
“Idul Adha bukan hanya tentang berkurban, tapi juga tentang menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kita bersama,” pungkasnya.(dsn)