News

Tegas! Bandung Mulai Tertibkan Jam Malam Anak Muda, Sekolah Jam 6 Masih Dikaji

Radar Bandung - 03/06/2025, 18:09 WIB
DS
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Ilustrasi. Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung saat melakukan penindakan dan sosialisasi jam malam kepada masyarakat. (IST/Dok. Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung mulai menunjukkan ketegasannya dalam menjaga ketertiban malam hari. Salah satu langkah konkret adalah penegakan jam malam bagi anak muda yang nongkrong hingga larut. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, langsung turun ke lapangan untuk memantau pelaksanaan kebijakan tersebut.

“Semalam saya tinjau langsung ke wilayah Cicendo. Jam 9 malam, kawasan sudah bersih. Tidak ada lagi anak-anak nongkrong,” ujar Farhan saat ditemui di kawasan Turangga, Selasa (3/6/2025).

Ia menegaskan, langkah ini penting untuk menciptakan ruang publik yang aman dan nyaman di malam hari.

Farhan menyebut, langkah ini bukan sekadar aksi sesaat, melainkan awal dari penataan sosial yang lebih konsisten.

“Kita akan jaga konsistensinya. Jangan sampai hanya satu-dua kali penertiban lalu kembali dibiarkan. Ini soal membangun budaya disiplin di kota,” tegasnya.

Namun tidak hanya soal malam hari, Wali Kota juga menanggapi wacana yang ramai diperbincangkan, rencana masuk sekolah pukul 6 pagi. Farhan mengakui, ide tersebut masih dalam tahap kajian dan belum bisa diputuskan dalam waktu dekat.

“Kami belum menyelesaikan kajiannya. Sekolah jam 6 pagi punya konsekuensi besar, terutama dalam kesiapan transportasi umum,” ungkapnya.

Ia menekankan kebijakan apa pun harus berdasarkan fakta di lapangan dan tidak boleh menyulitkan warga.

Menurutnya, banyak kendaraan umum, termasuk bus sekolah, belum beroperasi di jam yang terlalu pagi.

“Itu teh rada hese (itu agak sulit), bahkan bus sekolah baru mulai jalan jam 8 pagi. Kalau dipaksakan masuk jam 6, anak-anak bisa kesulitan,” ujar Farhan.

Farhan juga membuka peluang adanya intervensi anggaran, seperti subsidi transportasi, bila kebijakan masuk pagi benar-benar dijalankan.

“Kalau mau dipaksakan, ya kami harus siap subsidi. Karena tujuan dari sekolah pagi itu supaya anak-anak tidak perlu lagi diantar oleh orang tua,” jelasnya.

Namun, Farhan juga mengkritik fenomena sosial yang justru menghambat efisiensi, perilaku orang tua yang terlalu protektif.

“Kadang anaknya sudah siap mandiri, tapi orang tuanya yang manja. Nggak tega kalau nggak antar, bahkan rela nungguin sampai sekolah selesai,” ungkapnya sambil tersenyum.

Selain jam masuk sekolah, menurutnya, Pemkot Bandung juga tengah membahas aturan penggunaan handphone di sekolah. Farhan mengatakan, hal ini menjadi perhatian karena HP kerap mengganggu fokus belajar siswa.

“Saya sudah bicara dengan kepala sekolah yang baru dilantik. Rencana kami, HP dikumpulkan saat masuk sekolah, lalu dibagikan lagi saat pulang. Praktis dan mendidik,” jelasnya.

Namun, ia juga menegaskan pentingnya sistem pengelolaan yang rapi agar tidak terjadi kesalahan.

“Harus ada pengaturan yang jelas. Jangan sampai nanti ada anak yang bawa pulang HP temannya. Itu malah menimbulkan masalah baru,” pungkasnya.

Langkah-langkah tersebut menunjukkan keseriusan Pemerintah Kota Bandung dalam menata ulang kehidupan sosial dan pendidikan. Dengan pendekatan langsung dan kebijakan yang berbasis realita, Wali Kota Farhan berharap Kota Bandung bisa menjadi kota yang lebih tertib, aman, dan mendukung tumbuh kembang generasi muda secara optimal.(dsn)