News

Bandung Siaga Hadapi Varian Baru Covid-19, Warga Diimbau Tak Panik Meski Dunia Waspada

Radar Bandung - 08/06/2025, 20:50 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Bandung Siaga Hadapi Varian Baru Covid-19, Warga Diimbau Tak Panik Meski Dunia Waspada
Ilustrasi. Covid-19. (Dok. JawaPos)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Di tengah situasi pandemi yang telah melandai, Pemerintah Kota Bandung tak mau lengah. Ancaman varian baru Covid-19 yang mulai terdeteksi di berbagai negara menjadi alarm dini yang langsung direspons cepat. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), Bandung kini memperkuat seluruh lini kesiapsiagaan demi melindungi warganya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian menegaskan meskipun belum ada lonjakan signifikan kasus di Kota Kembang, kewaspadaan harus tetap dikedepankan. Hal ini sejalan dengan instruksi Kementerian Kesehatan RI yang mengimbau seluruh daerah meningkatkan kesiapan menghadapi kemungkinan gelombang baru Covid-19.

“Kami telah meneruskan surat edaran dari Kementerian Kesehatan ke semua rumah sakit, puskesmas, hingga klinik. Ini bukan berarti kita panik, tapi agar kita semua siap kapan pun diperlukan,” ujar Anhar saat dikonfirmasi, Minggu (8/6/2025).

Bukan tanpa alasan Kota Bandung mengambil langkah cepat. Menurut Anhar, momen tenang justru menjadi waktu terbaik untuk memperkuat sistem kesehatan. Semua rumah sakit dan laboratorium kesehatan masyarakat diinstruksikan agar kembali mengaktifkan protokol isolasi dan memastikan kesiapan alat pemeriksaan.

“Kami sudah meminta RSUD maupun laboratorium untuk menyiapkan ruang isolasi. Ini antisipatif. Belum ada perintah membuka ruang isolasi penuh, tetapi kesiapan sejak dini itu mutlak diperlukan,” tegasnya.

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) sebagai rumah sakit rujukan utama sejak awal pandemi, menurut Anhar, tetap dalam kondisi siaga. Dinkes juga mendorong RSUD lain untuk mencapai tingkat kesiapan serupa agar penanganan bisa dilakukan cepat jika diperlukan.

“RSHS secara otomatis siap. Kami juga meminta RSUD lain agar dalam kesiapan yang sama, sehingga Bandung tidak gagap bila situasi berubah,” jelasnya.

Anhar mengungkapkan meski pelaporan kasus saat ini tak seintens masa puncak pandemi, Dinkes memastikan sistem surveilans di Kota Bandung tak pernah berhenti. Pemantauan rutin dilakukan di semua fasilitas kesehatan untuk mendeteksi perkembangan kasus secara real-time.

“Kami tetap memantau situasi secara rutin. Surveilans ini yang memungkinkan kita untuk mengantisipasi perubahan tren kasus di lapangan,” ungkap Anhar.

Anhar juga kembali mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Meskipun situasi di Bandung terkendali, virus Covid-19 yang terus bermutasi tetap memerlukan kewaspadaan bersama.

“Kami imbau masyarakat tidak panik. Cukup jaga kebersihan, cuci tangan dengan sabun, gunakan masker bila sedang flu, dan bawa hand sanitizer saat bepergian,” tegasnya.

Lebih lanjut, Anhar menjelaskan sejumlah varian baru seperti LF7 dan NB 1.8 memang mulai terdeteksi di beberapa negara Asia. Namun, Anhar memastikan kondisi di Kota Bandung masih sangat terkendali, bahkan tidak ada peningkatan kematian akibat varian baru di Indonesia.

“Varian baru memang muncul, tetapi saat ini tidak ada data yang menunjukkan peningkatan kematian. Bahkan angka kematiannya di Indonesia sejauh ini nol,” jelasnya.

Anhar menambahkan, kekebalan masyarakat Bandung secara umum sudah cukup terbentuk baik melalui vaksinasi maupun infeksi alami sebelumnya. Meski efektivitas kekebalan terhadap varian baru belum sepenuhnya diketahui, situasi masih aman.

“Kita belum bisa memastikan respons kekebalan lama terhadap varian baru. Namun, tidak ada lonjakan kasus yang mengkhawatirkan. Jadi masyarakat jangan cemas berlebihan,” ujarnya.

Hingga kini, menurutnya, aktivitas masyarakat di Kota Bandung berjalan normal tanpa pembatasan. Pemerintah pusat juga belum mengeluarkan arahan untuk memberlakukan kembali kebijakan pembatasan sosial atau work from home (WFH).

“Situasi di seluruh dunia pun masih normal. Tidak ada WFH lagi atau pembatasan. Jadi masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa,” tambah Anhar.

Namun, ia menegaskan sistem pemantauan di fasilitas kesehatan tetap berjalan. Kewaspadaan harus dijaga agar Kota Bandung tetap siap merespons cepat bila terjadi perubahan situasi.

“Pemantauan kasus tetap dilakukan meskipun intensitasnya tak seketat dulu. Ini yang membuat kita bisa bereaksi cepat jika diperlukan,” ungkapnya.

Anhar memastikan koordinasi intensif terus dilakukan antara Dinkes Kota Bandung, Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Semua langkah ditempuh agar Bandung siap menghadapi berbagai skenario tanpa memunculkan kepanikan publik.

“Pengalaman panjang selama pandemi menjadi pelajaran berharga bagi Kota Bandung. Kami ingin kapan pun tantangan baru datang, kota ini sudah dalam posisi siap,” pungkasnya.(dsn)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.