RADARBANDUNG.id- Mengusung konsep “The Great Halal Experience”, Desa Wisata Alamendah di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, tengah bertransformasi menjadi destinasi unggulan berbasis nilai-nilai Islam.
Branding ini bukan sekadar simbol, tetapi langkah nyata dalam menjadikan pariwisata sebagai ruang harmonis antara keindahan alam, budaya lokal, dan nilai religius. Dalam upaya mendukung transformasi tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) LPPM Universitas Islam Bandung (Unisba) melakukan pendampingan intensif terhadap komunitas wisata Desa Alamendah melalui penyusunan Modul Teknis Wisata Halal serta pengembangan media informasi edukatif.
Kegiatan yang dilaksanakan pada 22–24 April 2025 ini melibatkan para pelaku wisata setempat, seperti pengelola homestay, pelaku UMKM, pemandu wisata, hingga pengelola daya tarik lokal.
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman dan kemampuan teknis masyarakat dalam menerapkan prinsip halal secara menyeluruh. Dalam implementasinya, kegiatan PKM terdiri dari beberapa tahapan. Dimulai dari observasi lapangan, kegiatan berlanjut ke sesi Focus Group Discussion (FGD) yang digelar untuk mengkaji bersama draft modul yang telah disusun. Modul ini mencakup berbagai topik strategis, mulai dari konsep dasar wisata halal, ekosistem rantai nilai, hingga panduan teknis menuju sertifikasi halal bagi pelaku usaha pariwisata.
Kegiatan ini juga sejalan dengan pendekatan Community-Based Tourism (CBT), di mana masyarakat lokal dilibatkan secara aktif sebagai aktor utama penggerak perubahan, bukan sekadar penerima manfaat. Dalam sesi FGD, masyarakat tidak hanya memberikan masukan atas konten modul, tetapi juga berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi dalam mengimplementasikan prinsip halal di lapangan.
Salah satu bentuk inovasi lainnya dari program ini adalah pengembangan media informasi berupa papan mading edukatif. Media ini dirancang untuk memperkenalkan konsep wisata halal secara visual dan komunikatif, agar mudah dipahami oleh masyarakat umum maupun wisatawan. Mading edukatif ini diharapkan menjadi saluran komunikasi efektif yang menyampaikan pesan halal tourism secara konsisten dan menarik.
Ketua tim PKM, Astri Mutia Ekasari, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari fase awal menuju pembentukan Observatorium Desa Wisata Halal, yang kelak akan menjadi pusat pelatihan, riset, dan informasi halal tourism di tingkat lokal. “Observatorium ini dirancang untuk menjadi penggerak utama riset pasar, pelatihan komunitas, hingga promosi destinasi halal secara terpadu,” jelasnya.
Meski hingga kini proses penyempurnaan modul masih berlangsung, luaran kegiatan telah menunjukkan hasil menggembirakan: peningkatan pemahaman masyarakat, partisipasi aktif dalam penyusunan konten, dan peningkatan kesadaran akan pentingnya sertifikasi halal. Program ini menjadi contoh praktik baik bagaimana sinergi antara akademisi dan komunitas lokal mampu memperkuat daya saing desa wisata di era pariwisata berbasis nilai.
Dengan pendekatan partisipatif dan berbasis kebutuhan mitra, kegiatan PKM ini bukan hanya menyentuh aspek teknis, namun juga membangun fondasi kelembagaan jangka panjang untuk menjadikan Desa Alamendah sebagai model percontohan destinasi wisata halal di Jawa Barat.
(Penulis: Astri Mutia Ekasari, Astri Mutia Ekasari, Ina Helena Agustina, Imam Indratno, Gina Puspitasari Rochman, Riswandha Risang Aji).