RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung kembali menancapkan komitmen kuatnya dalam memerangi angka pengangguran terbuka yang masih mencemaskan. Melalui langkah konkret dan kolaborasi lintas sektor, Job Fair Bandung 2025 resmi digelar dengan membawa angin segar bagi ribuan pencari kerja. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 2.600 lowongan pekerjaan dari 46 perusahaan dibuka langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, di Graha Manggala Siliwangi, Jalan Aceh, Selasa (17/6/2025).
Antusiasme masyarakat terlihat jelas. Sejak pendaftaran dibuka, ribuan pelamar tercatat telah berebut peluang kerja. Ini menjadi bukti nyata betapa tingginya harapan publik terhadap peran pemerintah dalam membuka akses pekerjaan yang lebih luas.
“Jumlah lowongan memang belum bisa menandingi pelamar. Tapi ini ikhtiar serius kami untuk mengejar target 15 ribu lapangan kerja baru hingga akhir tahun,” ujar Farhan.
Saat ini, menurutnya, angka pengangguran terbuka di Kota Bandung masih menyentuh angka 100.300 jiwa atau 7,4 persen dari total angkatan kerja. Farhan memasang target ambisius namun realistis yakni menurunkannya menjadi 6,4 persen pada 2026, dan bahkan lebih jauh lagi, hingga di bawah 50.000 jiwa dalam lima tahun ke depan.
“Langkah ini harus dijalankan. Tidak mudah, tapi kami tidak bisa hanya duduk diam,” tegasnya.
Farhan juga menekankan pelaksanaan job fair bukan sekadar agenda simbolis tahunan. Tiap perusahaan yang terlibat diwajibkan menandatangani komitmen penyediaan lowongan nyata, bukan fiktif. Bahkan, minimal 2 persen dari lowongan harus diperuntukkan bagi penyandang disabilitas, sebagai bentuk inklusi sosial.
“Tantangannya bukan cuma memberi peluang, tapi juga menjamin lingkungan kerja yang inklusif dan suportif,” tambahnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, Andri Darusman menjelaskan gelaran job fair ini merupakan bagian dari strategi terintegrasi mengatasi pengangguran. Selain melalui bursa kerja, pemerintah juga menjalankan program padat karya, pelatihan keterampilan, dan fasilitasi wirausaha baru.
Namun realita di lapangan masih cukup mencemaskan. Menurutnya, hingga akhir Mei 2025, tercatat 951 warga Kota Bandung terkena PHK. Data ini belum termasuk lulusan SMA/SMK yang belum bekerja dan tidak melanjutkan pendidikan.
“Sekitar 40 persen pengangguran berasal dari lulusan SMA dan SMK yang tidak lanjut kuliah. Mereka jadi target utama kami dalam job fair kali ini,” ungkap Andri.
Ia pun menjelaskan tak semua perusahaan bisa ikut serta. Hanya mereka yang memiliki lowongan riil yang diundang. Petugas dari Disnaker langsung menghubungi perusahaan secara selektif. Seleksi lanjutan seperti wawancara dan tes akan dilakukan masing-masing perusahaan dan dijadwalkan beberapa bulan ke depan.
“Kami pastikan tidak ada lowongan palsu. Perusahaan yang ikut wajib tunjukkan posisi yang memang dibutuhkan,” jelasnya.
Andri juga menggarisbawahi gelombang PHK cukup merata, mulai dari sektor perbankan, kesehatan, hingga perhotelan. Ini menjadi tantangan berat bagi Bandung sebagai kota jasa dan wisata yang sangat bergantung pada sektor informal.
“Kalau tidak direspons cepat, tren pengangguran bisa naik. Kami ingin ke depan job fair tidak hanya tahunan, tapi juga digelar di kecamatan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Andri mengungkapkan untuk tahun 2025, Disnaker Kota Bandung merencanakan dua gelaran job fair utama. Selain yang sedang berlangsung, satu lagi akan diadakan pada November 2025, khusus menyasar lulusan baru yang belum melanjutkan pendidikan.
Menurutnya, kegiatan ini pun mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK, serta kampus-kampus di Bandung seperti UNPAD dan Universitas Maranatha. Hingga pertengahan 2025, tercatat 15 job fair kolaboratif telah sukses dilaksanakan di berbagai wilayah.
“Kami ingin job fair menjadi gerakan kolaboratif, bukan seremoni. Warga bisa temukan pekerjaan sesuai kompetensinya, perusahaan juga dapat kandidat terbaik,” pungkas Andri.(dsn)