RADARBANDUNG.id – Sebagai langkah konkret dalam menangani persoalan limbah laut sekaligus menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini, Parongpong RAW Lab bersama Divers Clean Action dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menggelar kegiatan edukatif bagi para pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 53 Kalibaru, Jakarta Utara.
Sebanyak 60 siswa kelas VII dan VIII yang sebagian besar berasal dari keluarga nelayan, terlibat dalam program ini. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan ancaman limbah jaring nelayan (ghost net) sekaligus mendorong pemahaman tentang konsep ekonomi sirkular sebagai solusi jangka panjang.
“Selama ini, perhatian lebih banyak tertuju pada sampah plastik dan botol, padahal jaring bekas nelayan juga berdampak besar terhadap lingkungan dan sulit didaur ulang. Parongpong mencoba memberikan nilai tambah pada limbah ini, dengan mengolahnya menjadi produk bermanfaat seperti furnitur dan bahan konstruksi. Kami ingin anak-anak di Kalibaru paham bahwa pengelolaan sampah berkaitan erat dengan masa depan mereka,” ujar Amiroh Husna Utami, Vice President Parongpong RAW Lab.
Program ini mengedepankan pendekatan perubahan perilaku berbasis komunitas, melibatkan elemen lokal seperti kelompok nelayan, rumah tangga, bank sampah, serta sekolah. Selain materi teknis, kegiatan ini juga berfokus pada pembentukan ekosistem pengelolaan limbah yang inklusif dan berkelanjutan.
Sesi di SMPN 53 Kalibaru dikemas secara interaktif, mencakup pengenalan jenis-jenis limbah rumah tangga, pentingnya memilah sampah, serta bahaya ghost net terhadap ekosistem laut. Hadir sebagai narasumber lokal, Ketua Bank Sampah Berkah Mandiri RW 06 Kalibaru, Ibu Kadmi, serta Ketua Nelayan RW 01 Cilincing, Bapak Danu Waluyo Paspuyodo. Keduanya berbagi pengalaman tentang jenis jaring yang umum digunakan nelayan, nilai ekonominya, dan potensi risikonya bila tak dikelola dengan benar.
Hingga pertengahan Juni 2025, program ini telah berhasil mengumpulkan sekitar 900 kilogram ghost net, dengan target akhir sebanyak 2 ton. Selain menekan dampak pencemaran laut, inisiatif ini juga membuka peluang insentif ekonomi bagi masyarakat pesisir, sekaligus menghadirkan model pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular yang dapat direplikasi di wilayah lain. (dbs)