News

Dream Festival 2025 Tegaskan Komitmen Bandung Jadi Kota Ramah Anak dan Disabilitas

Radar Bandung - 29/06/2025, 13:47 WIB
Diwan Sapta
Diwan Sapta
Tim Redaksi
Dream Festival 2025 Tegaskan Komitmen Bandung Jadi Kota Ramah Anak dan Disabilitas
Dream Festival 2025 merupakan hasil kolaborasi antara Save the Children Indonesia, Pemerintah Kota Bandung, serta komunitas Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (RBM) dari Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. (Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Suasana ceria dan penuh warna mewarnai ruang terbuka hijau di tengah Kota Bandung, Minggu (29/6/2025), saat ratusan anak dan keluarga mengikuti rangkaian kegiatan dalam Dream Festival 2025. Lebih dari sekadar acara hiburan, festival ini menjadi simbol kuat gerakan inklusi sosial dan kepedulian terhadap anak-anak penyandang disabilitas.

CEO Save the Children Indonesia, Dessy Kurwiany Ukar menjelaskan Dream Festival 2025 merupakan hasil kolaborasi antara Save the Children Indonesia, Pemerintah Kota Bandung, serta komunitas Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (RBM) dari Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Festival ini menjadi bagian dari peringatan Hari Keluarga Nasional serta menyambut Hari Anak Nasional 23 Juli 2025 mendatang.

Menurutnya, melalui konsep piknik keluarga yang hangat dan terbuka, kegiatan ini mengusung misi besar, menjadikan Bandung sebagai kota yang benar-benar ramah anak dan inklusif bagi seluruh warganya, termasuk anak-anak dengan disabilitas.

Dessy mengungkapkan acara yang dihadiri oleh lebih dari 650 peserta, termasuk 250 anak-anak penyandang disabilitas dan non-disabilitas ini, tidak hanya menjadi ajang rekreasi, namun juga wadah untuk berbagi pengalaman, saling belajar, dan memperkuat hubungan antaranggota keluarga serta komunitas.

Lebih lanjut, Dessy Kurwiany Ukar menjelaskan beragam kegiatan interaktif seperti Dream Convo, Dream Talk, dan Reflection Circle hadir mewarnai jalannya festival. Lewat forum Dream Convo, para orang tua dan keluarga diberikan ruang untuk berdiskusi langsung tentang tantangan dalam pengasuhan anak disabilitas.

Sementara itu, menurutnya di sesi Dream Talk, tokoh-tokoh inspiratif dari kalangan disabilitas membagikan kisah perjuangan dan harapan. Puncaknya adalah pertunjukan seni inklusif yang dibawakan oleh remaja dan orang muda penyandang disabilitas di atas panggung utama, menampilkan talenta yang selama ini sering terpinggirkan.

“Setiap anak, termasuk anak dengan disabilitas, memiliki hak yang sama untuk bermimpi dan tumbuh dalam lingkungan yang mendukung. Sayangnya, masih banyak anak yang terhambat akses maupun penerimaan sosial. Dream Festival adalah bentuk nyata bagaimana kolaborasi dapat menciptakan perubahan,” ujar Dessy Kurwiany Ukar di Balai Kota Bandung, Minggu (29/6/2025).

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan yang turut hadir dalam kegiatan ini menegaskan komitmen pemerintah kota untuk terus membangun ekosistem yang inklusif. Ia menyampaikan, anak-anak dengan disabilitas bukan hanya bagian dari masyarakat, tetapi juga masa depan kota.

“Kami ingin memastikan tidak ada satu anak pun yang tertinggal. Mereka berhak atas pendidikan, perlindungan, dan dukungan. Tidak boleh ada stigma terhadap anak disabilitas di Bandung,” ujar Farhan ditemui di tempat yang sama.

Dessy menambahkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai sekitar 16 juta jiwa, dan sekitar 1 juta di antaranya adalah anak-anak berusia 5 hingga 17 tahun. Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah tertinggi, sekitar 3 juta penyandang disabilitas. Angka ini mempertegas pentingnya inisiatif inklusif seperti Dream Festival agar seluruh elemen masyarakat lebih peka dan responsif terhadap kebutuhan kelompok rentan.

Kolaborasi ini menunjukkan Bandung sedang melangkah menuju wajah baru kota yang tak hanya modern secara fisik, tetapi juga maju dalam empati dan kepedulian sosial. (Diwan Sapta Nurmawan/Radar Bandung)

Dessy mengungkapkan dalam kesempatan yang sama, Save the Children dan Pemerintah Kota Bandung secara resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk memperkuat sinergi dalam mewujudkan Bandung sebagai kota ramah anak dan disabilitas.

“Penandatanganan ini menjadi langkah strategis yang tak hanya bersifat simbolis, tetapi juga mencerminkan keseriusan kedua belah pihak untuk melanjutkan program-program konkret yang mengedepankan inklusi, empati, dan pemberdayaan,” jelas Dessy.

Selain itu, Farhan menambahkan kita butuh ruang perjumpaan yang hangat dan aman, tempat anak-anak disabilitas merasa diterima tanpa harus merasa berbeda. Ini bukan soal memberi mereka keistimewaan, tetapi soal mengembalikan hak mereka yang selama ini sering diabaikan.

Lebih lanjut, menurut Dessy, Dream Festival 2025 bukanlah sebuah perayaan sesaat. Dream Festival 2025 merupakan wujud nyata dari gerakan yang lebih luas untuk menanamkan kesadaran setiap anak layak dihargai, didukung, dan didengarkan. Kolaborasi ini menunjukkan Bandung sedang melangkah menuju wajah baru kota yang tak hanya modern secara fisik, tetapi juga maju dalam empati dan kepedulian sosial.

Dessy menyampaikan melalui semangat yang terus menyala, Dream Festival telah membangun pondasi penting.

“Inklusi bukanlah pilihan, melainkan kewajiban bersama untuk mewujudkan kota yang benar-benar milik semua. Karena Bandung, seperti yang digaungkan adalah rumah bagi setiap anak, tanpa kecuali,” pungkas Dessy.(dsn)


Terkait Kota Bandung
location_on Mendapatkan lokasi...
RadarBandung AI Radar Bandung Jelajahi fitur berita terbaru dengan AI
👋 Cobalah demo eksperimental yang menampilkan fitur AI terkini dari Radar Bandung.