RADARBANDUNG.id – Kabut masih menggantung tipis di perbukitan Desa Harumandala, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, saat derap kaki para siswa terdengar menapaki jalan berlumpur sejauh dua hingga tiga kilometer. Di sanalah, berdiri sebuah sekolah yang jauh dari megah, namun penuh semangat SMP Pasir Pilar.
Sekolah ini tak seperti sekolah pada umumnya. Hanya dua ruang kelas permanen yang berdiri tanpa dinding, bertumpu pada tiang cor yang menyangga dua lantai. Sebuah ruang semi permanen lainnya berdinding bilik bambu dan berlantai gelagah, menjadi tempat belajar siswa kelas tiga sekaligus ruang guru.
Namun, keterbatasan itu tidak melunturkan semangat para pelajar dan guru di sana. Di tengah kondisi yang serba kekurangan, wajah-wajah sumringah tampak menyambut rombongan wartawan dari Jurnalis Olahraga Bandung (JOB) yang datang berkunjung akhir pekan lalu.
Kedatangan para jurnalis ini bukan tanpa alasan. Mereka datang membawa kepedulian dan perhatian, serta bantuan untuk sekolah dan siswa. “Kami ingin melihat langsung seperti apa perjuangan mereka. Dan ternyata luar biasa,” ujar Erwin Snaz, salah satu wartawan yang ikut dalam rombongan.
Kejutan pun hadir saat Erwin menghubungi langsung Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, melalui sambungan video call.
Para siswa dan guru nyaris tak percaya bisa berbincang langsung dengan sosok penting di klub sepak bola ternama tersebut. Tanpa banyak kata, Umuh langsung menyampaikan bantuan untuk sekolah. Spontan, tawa bahagia dan sorak sorai pun menggema dari anak-anak dan guru-guru.
Sekolah ini berdiri berkat semangat gotong royong warga sekitar yang khawatir akan nasib anak-anak mereka jika harus bersekolah ke tempat yang berjarak lebih dari lima kilometer.
“Kami dirikan sekolah ini agar anak-anak tetap bisa sekolah, tanpa terbebani biaya atau jarak yang terlalu jauh,” ujar Feri Sugianto, salah satu pendiri sekolah.
Meski baru dua tahun berdiri, SMP Pasir Pilar sudah meluluskan murid angkatan pertama. “Mereka siswa pindahan, jumlahnya tiga orang. Tapi kami tetap bangga bisa mengantar mereka sampai lulus,” tambah Feri.
Saat ini, SMP Pasir Pilar memiliki 25 siswa, 10 guru, dan 10 siswa baru yang telah mendaftar untuk tahun ajaran mendatang. Ilyas, sang kepala sekolah, hanya berharap satu hal: fasilitas yang lebih layak agar proses belajar-mengajar bisa berlangsung dengan lebih baik.
“Kami punya semangat dan murid-murid yang luar biasa. Tapi kami butuh ruang kelas, toilet yang layak, dan sarana belajar yang lebih baik,” ujarnya.
Di tengah segala keterbatasan, kisah SMP Pasir Pilar menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan semata soal bangunan mewah atau perangkat teknologi canggih.
Ia tumbuh dari mimpi, kepedulian, dan tekad untuk terus melangkah, meski harus menembus lumpur dan kabut setiap hari.
Ketua JOB Ris Imantoro mengucapkan terimakasih kepada semua sponsor dan donatur yang terlibat dalam kegiatan Charity Ride and Touring kali ini.
“Terima kasih kepada semua pihak, mulai dari Bank BJB, Biofarma, Eiger, KONI Jabar, KONI Kota Bandung, PT Persib Bandung Bermartabat, H Umuh Muchtar, Smartfren, Diamond, Budi Bram, Albarr Defbarr, BBTU dan para donatur lainnya yang telah membantu sehingga kegiatan ini bisa berjalan,” kata Imantoro.
Meski JOB terdiri atas wartawan olahraga, tegas Imantoro, kegiatan yang dilakukan tak selalu berkaitan dengan olahraga. Kepedulian di luar olahraga, terutama kemanusiaan, lanjut Imantoro, akan terus dilakukan.
“Terima kasih kepada semua pihak, yang telah membantu sehingga kegiatan ini bisa berjalan,” kata Imantoro.
Lokasi SMP Pasir Pilar berada di pegunungan perbatasan Tasikmalaya-Pangandaran. Kondisi sekolah juga terbilang memprihatinkan. Sekolah tersebut hanya memiliki dua ruang kelas permanen itupun tanpa dinding.
Dua kelas merupakan bangunan lantai satu dan dua, yang ditopang tiang serta rangka coran. Satu kelas lainnya merupakan bangunan semipermanen dengan anyaman bilik dan lantai bambu yang terlihat usang.
Bahkan toilet di sekolah ini, hanya dihalangi bilik dan seng yang usang, hanya bisa digunakan untuk cuci tangan, kaki, dan buang air kecil.
Meski kondisi sekolah memprihatinkan, semangat belajar dari para siswanya dan guru dalam mendidik anak didiknya, tak diragukan.
Melewati jalan terjal dan licin karena berlumpur dengan jarak sekitar 3 KMm, mereka tetap sekolah demi mengejar cita-citanya.
Kepala SMP Pasir Pilar Ilyas Efendi mengaku sangat senang dengan kehadiran dan bantuan yang diberikan JOB. “Alhamdulillah kami sangat berterimakasih telah datang dan memberi bantuan,” katanya.
Memang kata Ilyas, kondisi sekolahnya saat ini kurang memadai. Dia pun berharap, ke depan fasilitas sekolah bisa lebih baik.
“Kini di sini hanya ada dua kelas dan satu kelas belajar di saung ini, yang sampingnya digunakan kantor. Untuk guru kini terdapat 10 orang. Sedangkan murid ada 25 orang, dan sudah ada 10 orang yang daftar,” ucapnya. (pra)