RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah mempersiapkan gebrakan baru di bidang infrastruktur kawasan publik. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengungkapkanpihaknya sedang menguji coba penggunaan aspal sebagai bahan utama trotoar, menggantikan material lama seperti batu alam, keramik, dan semen yang selama ini dinilai kurang ramah bagi pengguna jalan berkebutuhan khusus.
Farhan menekankan desain ulang trotoar ini berangkat dari kebutuhan warga, terutama penyandang disabilitas dan komunitas pelari yang semakin tumbuh di Kota Bandung.
“Trotoar dari batu dan semen itu berat untuk kursi roda. Padahal roda karet itu paling nyaman kalau berjalan di permukaan beraspal. Kita terinspirasi dari area tunggu Stasiun Kereta Api Selatan. Di sana, aspal terbukti awet, murah, dan mudah diperbaiki,” ujar Farhan saat ditemui di Kiara Artha Park, Kota Bandung, Rabu (2/7/2025).
Ia menambahkan eksperimen penggunaan aspal untuk trotoar ini disebutnya sebagai langkah konkret untuk menciptakan infrastruktur perkotaan yang inklusif, efisien, dan hemat anggaran. Selain lebih ramah bagi pengguna kursi roda, permukaan beraspal juga dinilai lebih bersahabat bagi pelari yang kerap mengeluhkan kerasnya trotoar dari semen.
“Pelari di Bandung makin banyak, dan mereka pindah ke jalan raya karena trotoarnya bikin kaki sakit. Ini jadi masukan penting bagi kami untuk memperbaiki kualitas ruang publik,” tambah Farhan.
Farhan juga menyinggung soal proses finalisasi perubahan anggaran. Ia memastikan pengesahan perubahan anggaran akan diselesaikan dalam pekan ini, paling lambat Jumat. Dengan begitu, seluruh dinas teknis seperti Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP), sudah dapat langsung menggerakkan program-program infrastruktur.
“Semua OPD yang terlibat sudah mulai panaskan mesin. Begitu anggaran diketok, langsung gerak,” ujarnya.
Ketika ditanya soal risiko penyalahgunaan trotoar beraspal oleh oknum pedagang atau parkir liar, Farhan menjawab lugas. Ia menegaskan perubahan material bukanlah jaminan terhadap perilaku masyarakat yang tidak tertib, namun pemerintah tetap berkomitmen memperluas kawasan publik yang nyaman dan ramah akses.
“Mau trotoarnya dari granit termahal pun, kalau dipakai buat parkir motor ya sama aja. Ini soal kesadaran bersama. Tapi kami tetap mendorong eksperimen ini. Kalau sukses, akan kita perluas,” tegasnya.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Pemerintah Kota Bandung dalam membenahi infrastruktur kota yang berkelanjutan, aman, dan inklusif.
Farhan berharap pendekatan berbasis kenyamanan dan aksesibilitas ini dapat diterima masyarakat, sekaligus menjadi percontohan nasional dalam perencanaan ruang publik.(dsn)