RADARBANDUNG.ID, JOGJA – Universitas Gadjah Mada (UGM) mengevaluasi kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM), menyusul insiden kecelakaan kapal longboat yang merenggut nyawa dua mahasiswa di perairan Debut, Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara pada.
Evaluasi oleh UGM itu bertujuan agar kejadian serupa tidak terulang.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM Dr Arie Sujito menyampaikan duka mendalam atas berpulangnya dua mahasiswa UGM dalam insiden tersebut.
”Mahasiswa kami ini sedang menjalankan amanah intelektual. Kami sangat berduka,” ujar Arie saat konferensi pers di ruang Fortakgama UGM Rabu (2/7/2025).
Menurut Arie, UGM terus memberikan pendampingan psikologis dan logistik kepada keluarga korban meninggal, serta para mahasiswa yang selamat.
”Untuk para mahasiswa di sana, kami akan kirim tim psikologi,” ungkapnya.
Selain itu, UGM tengah mengevaluasi KKN di Manyeuw tersebut. Itu untuk memastikan kelanjutan program tersebut. Sesuai timeline pelaksanaan kegiatan, penarikan mahasiswa direncanakan pada 8 Agustus.
”Keselamatan fisik dan mental mereka adalah prioritas. Jika mahasiswa yang selamat merasa perlu kembali ke Jogja, kami akan fasilitasi. Namun, bila mereka ingin melanjutkan KKN, pendampingan akan diperkuat,” lanjutnya.
UGM, kata Arie, akan memperketat aspek keselamatan dalam penempatan KKN, terutama di daerah kepulauan atau wilayah dengan akses transportasi laut.
Evaluasi menyeluruh bakal mencakup standar operasional, mitigasi risiko, dan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah.
”Ini pelajaran besar bagi kami. Kedepan, kami akan lebih hati-hati, terutama di wilayah yang rawan cuaca ekstrem. Keselamatan nomor satu,” terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM Dr Djarot Heru Santoso mengungkapkan, ada 9 tim KKN UGM yang saat ini diterjunkan di Maluku.
Salah satunya di Kabupaten Maluku Tenggara.
Menurut Djarot, tim yang mengalami insiden tersebut terdiri dari 28 mahasiswa. Kecelakaan itu terjadi saat pengangkutan pasir menggunakan speedboat yang biasa dipakai warga.
”Dalam kapal itu terdapat 12 orang dan 16 karung pasir. Trip pertama berjalan lancar. Tapi, saat trip kedua, kapal dihantam badai dan terbalik,” paparnya.
Titik kapal tenggelam menuju bibir pantai kurang lebih sekitar 300 meter.
Korban yang selamat dengan berenang ke bibir pantai, langsung dilarikan ke rumah sakit (RS).
”Septian meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Sementara Bagus ditemukan malam harinya,” terang Djarot.
Pihak UGM, kata Djarot, terus berkomunikasi dengan pemerintah daerah Maluku, serta keluarga korban.
”Kami memastikan seluruh proses pemulangan jenazah dilakukan dengan persetujuan keluarga. Termasuk pengawalan dan pemulasaraan,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris UGM Dr Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu menyatakan, tragedi itu menjadi bahan evaluasi bagi pelaksanaan KKN kedepan.
”Kami menyadari perlu perbaikan dan evaluasi terus-menerus. KKN ini adalah bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Namun, keselamatan mahasiswa harus menjadi prioritas,” terang Andi. (iza/aph/jawa pos)
Live Update
- Tegas! Bareskrim Polri Nyatakan Ijazah Jokowi Asli, Guru Besar UGM: Jika Masih Ada yang Mempermasalahkan, Berhadapan dengan Aparat 2 bulan yang lalu
- Kolaborasi FPEB UPI dan FEB UGM Selenggarakan Pelatihan Digital Learning 8 bulan yang lalu