RADARBANDUNG.ID, KOTA BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menargetkan pembentukan 700 titik Kawasan Bebas Sampah (KBS) yang aktif beroperasi hingga akhir tahun 2025. Kepala DLH Kota Bandung, Darto, menyampaikan hal itu saat meninjau penanganan sampah di kawasan Gedebage, Jumat (4/7/2025).
Menurut Darto, saat ini sudah terdapat sekitar 481 titik KBS yang aktif. Pemerintah terus menggenjot angka tersebut sebagai langkah strategis dalam mengurangi timbunan sampah yang sebagian besar berasal dari rumah tangga.
“Lebih dari 60 persen sampah yang ada di Kota Bandung berasal dari rumah tangga. Jadi, pemilahan dari sumber sangat penting. Kami mohon warga jangan ragu untuk mendukung dengan cara memilah sampah dari rumah masing-masing,” ujar Darto.
Darto menegaskan pengelolaan sampah tidak lagi berorientasi pada pembuangan semata, melainkan pada pengolahan yang berkelanjutan. Melalui program KBS, Pemkot Bandung ingin membangun budaya baru di masyarakat terkait penanganan sampah.
Darto juga mengimbau agar masyarakat tidak segan untuk menyampaikan keluhan atau informasi sekecil apa pun terkait persoalan sampah di wilayahnya. DLH membuka akses komunikasi seluas-luasnya untuk memaksimalkan respons dan pelayanan.
“Jika ada masalah atau informasi sekecil apapun, tolong hubungi kami. Kami siap menerima dan menindaklanjuti. Pemerintah Kota sangat serius menangani persoalan sampah ini,” ungkapnya.
Menurutnya, DLH juga terus mengupayakan pengelolaan timbunan sampah yang selama ini dipicu oleh berkurangnya ritasi atau frekuensi pengangkutan ke tempat pemrosesan. Dengan keterbatasan armada dan daya tampung, pemerintah daerah kini lebih menekankan pendekatan dari hulu melalui edukasi dan keterlibatan masyarakat.
Ia mengungkapkan Program Kawasan Bebas Sampah (KBS) menjadi ujung tombak DLH dalam mengurangi ketergantungan pada sistem angkut buang tradisional. Dengan mengaktifkan ratusan KBS di tiap kelurahan dan wilayah padat penduduk, Pemkot Bandung berharap tercipta kesadaran kolektif soal pentingnya pengelolaan sampah sejak dari rumah.
“Kami akan berusaha sekeras-kerasnya. Tidak hanya memusnahkan sampah, tapi juga mengolahnya lebih lanjut agar tidak menumpuk. Karena itu, dukungan warga sangat dibutuhkan,” tegas Darto.
Darto mengajak warga, pelaku usaha, pengelola pasar, hingga komunitas lingkungan untuk mengambil bagian aktif dalam upaya ini. Melalui budaya memilah dan mengolah sampah dari sumber, target Bandung sebagai kota dengan sistem pengelolaan sampah mandiri diyakini bisa lebih cepat terwujud.
Darto juga menekankan pentingnya kolaborasi antar pihak, baik dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat sipil, guna menyukseskan program ini. Dalam situasi volume sampah yang terus meningkat, peran aktif warga menjadi kunci percepatan solusi.(dsn)