RADARBANDUNG.id, BANDUNG – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan RI mendukung program strategis untuk meningkatkan produksi teh Indonesia. Salah satunya penguatan branding produk teh nasional dengan peluncuran Logo Jatayu Indonesia.
Dalam sambutannya mewakili Menteri Perdagangan, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Fajarini Puntodewi mengungkapkan, peluncuran Logo Jatayu Indonesia menjadi momentum penting bagi pergerakan ekspor teh ke pasar internasional.
“Peluncuran logo Jatayu Indonesia ini tidak hanya sekedar berbicara marketing tapi bagaimana pembicaraan, strategi, pemasaran dan juga bisnis yang bisa memberikan kontribusi yang lebih terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujar Fajarini.
Menurutnya, Indonesia akan menjadi negara maju di tahun 2045 sehingga di periode Presiden Prabowo-Gibran mencanangkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen diakhir tahun 2029.
“Tentunya ini merupakan usaha yang harus dilakukan bersama-sama, tidak bisa hanya satu pihak, tapi harus dilakukan secara berkolaborasi. Terkait dengan hal tersebut, tentu kami di Kementerian Perdagangan memiliki target bagaimana caranya untuk mendorong dan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut dengan target-target peningkatan ekspor dalam satu periode ini,” jelasnya.
Pada 2025 ini Kemendag memiliki target untuk peningkatan ekspor itu sebesar 7,1 persen yang nanti akan naik secara bertahap dalam 5 tahun, diperkirakan di tahun 2029 mencapai sekitar 9 persen yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.
“Saya rasa itu bukan hal yang mustahil kalau memang kita berupaya untuk melakukannya. Ekspor kita itu tercatat meningkat sebesar 2,29 persen dibandingkan dengan ekspor Indonesia di tahun 2023. Di tahun ini, di tahun 2025, periode Januari-Mei 2025 yaitu 106,06 miliar dolar AS itu naik sebesar 8,2 persen, ini jadi bukti nyata bahwa kinerja ekspor tetap bergerak positif,” paparnya.
Terlebih, sambung Fajarini, dalam konteks ekonomi sektor dari teh sangat berpotensi terus berkembang dan menjadi besar, terutama dari sisi nilai merek untuk branding.
“Produksi teh kita nomor 7 di dunia. Tapi kalau kita bicara ekspornya, kita itu tidak di 10 besar, kita itu berada di peningkat ke-13. Sementara ada negara-negara yang bukan produser teh, bukan punya kebunnya tapi top 10. Nah ini harus kita pikirkan bersama bagaimana meningkatkan produktivitas teh hingga jadi pemain di global,” bebernya.
Live Update
- Pemkot Bandung Tegaskan Penindakan Bangunan Tanpa Izin, Trotoar Harus Dikembalikan untuk Warga 9 jam yang lalu
- Janjikan Ruangan Kelas Nyaman untuk SIswa, Pemprov Jabar Target Pasang AC 3 hari yang lalu